Chapter 4

4K 175 4
                                    

Dia..






























Dia yang pernah buat gue ketawa
Dia yang selalu ada buat gue
Dia yang selalu ngasih pundak ke gue jika gue rapuh
Dia orang yang selalu gue percaya
Dan...
Dia orang yang pernah ada di hati gue

Dia Marvell Vigeraldi
Ya, mantan (terindah) gue

Gue masih terpaku ngeliat sosoknya yang gak pernah gue liat dalam beberapa tahun ini, dia semakin tampan dan tubuhnya yang semakin atletis membuat setiap wanita yang melihatnya akan jatuh ke dalam pesonanya. Tapi, melihat dia juga membuat luka lama yang udah gue kubur dalam-dalam terbuka dengan lebar lagi yang membuat gue merasakan sesak di hati gue dengan pengkhiatan yang pernah dia lakukan ke gue.

Sampai akhirnya gue sadar bahwa mata kami saling bertemu yang membuat dia terkejut. Gue hanya memasang wajah datar ngeliat dia, tapi dari dia ngeliat gue tatapan matanya gak bisa gue artikan maksudnya. Kita bertatapan cukup lama sampai ada cewek yang berteriak memanggil namanya, seketika itu juga tatapan kita terputus.

Gue bahkan masih ngeliatin dia yang tertawa lepas bareng cewek yang tadi manggil dia dengan tangan cewek yang merangkul lengan Marvell.

Ah rasanya aneh nyebut nama dia untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini, batin gue tersenyum miris.

Gue meyakini cewek itu adalah pacarnya melihat kemesraan yang dia lakukan untuknya. Gue masih merasakan sesak di hati gue melihat dia yang bahagia bersama pasangannya sementara gue malah menutup diri dari cowok manapun setelah dia pergi.

Gue mulai bangun dari posisi duduk gue, entahlah mood gue langsung turun drastis ngeliat dia yang pernah ada di hati gue. Baru beberapa langkah gue jalan, seseorang mencekal pergelangan tangan gue, yang membuat gue menoleh ke arah orang itu. Gue membelalakan mata kaget karena tau orang yang menahan gue adalah Marvell.

"Bisa kita ngobrol bentar?" tanya Marvell yang cuma gue liatin dia datar doang.

"Sorry gue gak ada waktu."

"Tapi, please, bentar aja."

"Gue bilang gak ya gak, ngerti gak sih lo?"

"Gue gak akan ngelepasin lo sampe lo mau denger penjelasan gue." Marvell semakin mengeratkan cekalannya yang membuat gue meringis sakit.

"Lo mau jelasin apa sih?" jawab gue sambil menahan rasa sakit di tangan gue.

"Hubungan kita." Gue hanya tersenyum miris dengar dia nyebut hubungan kita.

"Kita? Gue bahkan udah gak inget lo lagi. Gak usah bahas masa lalu, sekarang lo lepasin tangan gue dan biarin gue pergi atau gue teriak." Gue ngomong datar tanpa menatap matanya, karena gue takut jika dengan menatap matanya, pertahanan yang selama ini gue buat hancur seketika.

"Gue mo--"

"TOLOONGG! SAYA DIGANGGU OLEH PRIA INI!" Gue memotong ucapannya dengan teriak, gak peduli dengan banyak orang yang mulai berdatangan ke arah kami.

Bugh bugh

Gue yang tadi gak peduli sama dia akhirnya kaget karena ada cowok yang langsung memukul rahangnya dengan keras yang membuat dia tersungkur jatuh ke tanah. Gue masih menahan rasa sakit yang ada ditangan gue. Sampai akhirnya gue bisa melihat orang yang memukul Marvell tadi dan ternyata cowok itu. Cowok yang akhir-akhir ini sering tiba-tiba muncul di pikiran gue, cowok yang buat gue bisa berubah, dan cowok yang bikin gue penasaran.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang