Chapter 21

2.6K 140 3
                                    

Happy reading gaes!

Saat ini, Samuel sedang menjaga Thatha seorang diri. KC Squad sudah pulang ke rumah masing-masing karena waktu kunjungan telah habis. Samuel memang bersikeras akan menginap di rumah sakit kali ini. Tanpa memikirkan kondisinya yang juga lelah karena seharian ini Ia padat jam mata kuliah yang tidak bisa di tinggalkan, Ia menyuruh semua orang untuk pulang beristirahat. Ia hanya ingin berlama-lama dengan Thatha. Maka dari itu, tanpa memikirkan kondisinya, Ia rela menjaga Thatha malam ini seorang diri.

Samuel  melihat jam yang tergantung di dinding untuk sekedar mengetahui pukul berapa sekarang. Ternyata pukul 8 malam. Ia menghembuskan nafas lelah. Kemudian Ia beranjak untuk mendekati Thatha yang masih terbaring lemah di ranjang. Ia menarik kursi dan duduk disana. Ia diam memandangi Thatha yang masih setia memejamkan mata indahnya. Terhitung sudah sebulan sejak kejadian tragis itu, Thatha belum bangun dari komanya. Ia memandangi tangan Thatha yang diinfus lalu mengambilnya untuk digenggam dan di letakkan di pipinya. Tangan Thatha dingin, seakan darah tidak mengalir dengan baik. Ia mengecupnya lama seolah mengalirkan kehangatan yang ada dalam dirinya. Ia memandangi Thatha sendu, masih dengan tangan Thatha yang menempel di sudut bibirnya. Tanpa terasa matanya sudah berkaca-kaca, siap meluncurkan air mata kesedihannya.

"Thatha kapan bangun?" lirihnya.

Tidak ada jawaban yang Ia terima, ruangan putih ini hening, hanya detik jam dinding yang terdengar.

"Aku kangen tawa ceria Thatha." Masih tidak ada respon.

Ia menghembuskan nafas lelah, kantung matanya pun terlihat menghitam. Ia lelah, Thatha tak kunjung membuka matanya. Akhirnya, Ia menyerah. Ia beranjak dari duduknya menuju sofa yang tersedia di ruangan putih itu. Kemudian merebahkan badannya disana dan mulai memejamkan matanya. Tak lama kemudian dengkuran halus terdengar.

Beberapa jam setelah Samuel tertidur, jari-jari gadis yang terbaring lemah di ranjang itu bergerak pelan. Gadis itu, perlahan membuka pelan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupil mata indahnya. Setelah kesadarannya sepenuhnya terkumpul, Ia mengerang pelan ketika menggerakkan kepalanya. Tangan lemahnya memijit pelan pelipisnya yang di perban. Sakit, itu yang dirasakannya sekarang.

"Sakit....." Thatha masih setia memijit pelan kepalanya.

Setelah sakit yang dirasanya berkurang, Ia bergerak pelan untuk mendudukkan dirinya di ranjang. Bau obat-obatan sangat tercium di indra penciumannya. Ia menelusuri matanya menatap sekitar, kemudian Ia melihat lelaki yang sedang terlelap di sofa yang ada disana. Ia menajamkan penglihatan matanya untuk memperjelas lelaki tersebut. Lelaki tersebut adalah Samuel. Ia menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak mungkin bahwa Samuel ada disitu, siapa tau efek obat yang dicerna di dalam tubuhnya menyebabkannya halusinasi. Setelah benar-benar meyakinkan penglihatannya, ternyata memang benar itu Samuel yang sedang tertidur pulas di sofa.

Tidak mau mengganggu Samuel yang sedang terlelap disana, Thatha membaringkan pelan kembali tubuhnya. Setelah berhasil dengan susah payah, Ia kembali memejamkan matanya untuk tidur. Sekilas Ia melihat waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Tapi entah dengan hari apa ini.

****

Sinar matahari yang masuk melalui celah gorden ruangan bercat putih itu mengusik tidur lelap seorang lelaki yang semalam tidur di sofa. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk melalui pupil matanya. Setelah kesadarannya kembali, Ia mendudukkan dirinya. Samuel melihat ke arah ranjang Thatha, seketika senyumnya mengembang. Ia bermimpi tadi malam Thatha telah sadar dari komanya. Dengan cepat, Ia berdiri mendekati ranjang Thatha, setelahnya senyum yang tadi menghiasi bibirnya kembali luntur. Ia menghela nafas kasar, kemudian mengecup kening Thatha lama. Bibir yang menyentuh kulit kening Thatha menyebabkan detak jantungnya berpacu dengan cepat. Dengan gerakan cepat, Ia menegakkan kembali tubuhnya dan memegang dadanya yang sedang berdegup dengan kencang.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang