Kring..kring..sebuah Iphone bergetar di atas sebuah lemari kecil di sisi tempat tidur berukuran sedang dengan 4 tiang penyanggah tirai renda putih.
Layar smart phone menunjukkan nama si penelpon. Ayah"Halo ayah. Ada apa?" Ucap Sarah dengan suara yang terdengar berat.
"Anakku Sarah. Ayah tak tahu kapan kau bertemu dengan Mr. Scott sampai sampai dia berbuat sesuatu yang terlalu jauh hanya untuk bertemu denganmu. Segeralah bersiap siap. Buat dirimu secantik mungkin. Gunakan pakaian terbaikmu. Buat dia jatuh cinta padamu." Jelas Rob Parker panjang lebar.
Sarah yang mendengar penjelasan ayahnya mencoba mencerna tiap kata yang dilontarkan ayahnya dengan jiwa yang belum sepenuhnya bersatu karena separuhnya masih berada di dunia mimpi. Dia memandang layar ponselnya,mencoba meyakinkan dirinya bahwa penelpon bukan orang usil melainkan ayahnya sendiri.
"Mr. Scott siapa maksud ayah?tanya Sarah
"Tentu saja Andrew Scott sayang, kau pasti tahu kan. Pemilik Scott pharmacy,pemilik Scott Resort and Hotel, dan pemilik Scott Building. Yang menjadi rekan kerja ayah selama ini." Jelas Rob riang.
Sarah yang lagi lagi mendengar penjelasan ayahnya semakin tidak percaya dengan apa yang baru saja ayahnya sampaikan padanya. Begitu banyak tanya di kepalanya yang membuatnya mengacuhkan suara ayahnya yang berkali kali memanggil namanya.
Kenapa?Ada apa?Untuk apa Mr. Scott ingin menemuinya???segelintir rasa bahagia menyeruak ,hati Sarah mengira ngira. Mungkinkah seorang Andrew Scott jatuh cinta padanya. Senyumnya mengembang. Membayangkan dirinya berada di pelukan Andrew Scott.
"Ayahhhh.. kumatikan telponnya. Dimana Mr. Scott ingin bertemu denganku?" Ucap Sarah riang.
"Ayah akan mengirimkan Alamatnya padamu. " jawab Rob singkat sembari memutuskan pembicaraan.
Sarah berkhayal. Berusaha mengingat wajah Andrew Scott yang hanya bisa ia pandangi di majalah majalah bisnis. Mengagumi ketampanan pria muda yang sukses menghasilkan pundi pundi uang di usianya yang masih terbilang muda.
"Aku akan membuatmu tergila gila padaku Andrew Scott" gumam Sarah
--------------
Andrew merogoh kantong celananya yang berisi ponselnya untuk melihat pesan yang diterima.
"SidArt resto pukul 7 malam." Begitu isi pesan yang dikirim Beatrice padanya setelah memintanya mencarikan sebuah restoran untuknya bertemu Sarah."
"Aku masih memiliki banyak waktu."gumamnya
Dia melangkahkan kakinya memasuki apartemen yang tak dia kenali lagi bentuknya. Apartemen yang baru kemarin terlihat sederhana. Kini berubah menjadi apartemen bergaya minimalis Classic bernuansa putih.
Sentuhan tangan Morgan tak pernah mengecewakannya. Dia selalu puas dengan hasil kerja sahabatnya.
Andrew menelusuri tiap sudut apartemennya. Tak henti hentinya iya mengagumi karya sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabby
RomanceAndrew yang mencoba mencari tau kehidupan yang dijalani Tabby, wanita yang dipilihkan neneknya untuk dijadikan pendamping hidupnya. Wanita sederhana yang berbeda dengan wanita wanita lain yang pernah ditemuinya. Sebuah rencana disiapkan andrew untuk...