Part 19

7.8K 435 1
                                    

Setelah 1 minggu berada di rumah sakit,akhirnya waktu yang dinantikan Tabby telah tiba.. hari ini dokter telah mengijinkan Tabby untuk pulang. Dia sudah lelah dan bosan berada di Rumah Sakit.

Selama merapikan barang Andrew turut serta membantunya. Ya,hari ini hanya Andrew yang menjemput Tabby. Shay dan Morgan sedang disibukkan dengan kegiatan berpacaran mereka. Sebenarnya Shay sangat ingin menjemput Tabby. Akan tetapi Morgan meminta Shay untuk menemaninya ke San Fransisco,karena saat ini Morgan sedang mengerjakan salah satu proyek Andrew disana. Dan tentu saja tanpa sepengetahuan Shay ataupun Tabby. Tabby merelakan kepergian Shay, ini pertama kali dalam hidup Shay merasakan memiliki seorang kekasih sama seperti dirinya. Dan lagipula ada Andrew yang selalu menemaninya.

"Aku akan merindukan kamar ini. Kamar dimana ia akhirnya bersedia menjadi kekasih Andrew." Batin Tabby sambil memendarkan pandangannya melihat tiap sudut ruangan.

Mendung menyelimuti langit saat itu. Dan tak menunggu lama,hujan mengguyur kota Los Angeles siang itu.

Tabby menoleh memperhatikan pria yang ada di sampingnya saat ini. Pria yang tak pernah melepaskan genggamanya sedari tadi. Merasa diperhatikan oleh kekasihnya, andrew mendaratkan ciuman di kening kekasihnya. Tanpa berkata kata.

Suasana rumah sakit cukup riuh melihat banyak orang yang berdiri di samping mereka. Menunggu jemputan ataupun menunggu taxi.

Dalam keadaan seperti ini ingin rasanya Andrew meminta Hans untuk menjemputnya. Namun,Andrew masih dalam penyamarannya. Sebenarnya Andrew sudah lelah dengan situasi yang dia ciptakan sendiri. Hatinya pun tak mampu untuk terus membohongi Tabby.

Masih teringat ketika Tabby bertanya tentang pekerjaan Andrew. Dan tanpa pikir panjang Andrew menjawab bahwa dia hanya seorang karyawan biasa. Hatinya sakit membohongi wanita yang dicintainya.

Sesungguhnya dia sangat yakin bahwa Tabby berbeda dengan wanita wanita yang dia kenal sebelumnya. Namun Andrew seolah ingin memantapkan hatinya sebelum menikahi Tabby.

Tanpa melepaskan genggamannya, Andrew menghentikan taxi yang akan membawa mereka ke apartemen tempat mereka tinggal.

Selama perjalanan Tabby menyenderkan kepalanya di bahu Andrew. Tempat favoritnya jika berada di samping Andrew

"And,aku rasa besok aku sudah bisa kuliah dan bekerja. Sudah terlalu lama aku meninggalkan kuliahku dan libur bekerja.. Ucap Tabby

"Tapi kau baru keluar dari rumah sakit sayang,kamu masih butuh istirahat"

"Aku baik baik saja And. Aku sudah membaik sejak hari kedua aku dirawat di rumah sakit. Tapi kalian tak mengijinkanku pulang."

"Baiklah jika itu maumu. Tapi malam ini,aku akan menjagamu. Ucap Andrew

Dan Tabby menjawabnya dengan anggukan.

10 menit waktu yang dibutuhkan untuk tabby dan andrew tiba di apartemen mereka. Jarak rumah sakit ke apartemen memang tak seberapa jauh.

Menapaki gundukan tangga,Andrew mengeluh dalam hati.
"Tunggu sampai Tabby mengetahui siapa diriku,aku akan membuatkan lift pada apartemen ini. "

Setelah lelah menaiki tangga,akhirnya mereka tiba di depan pintu apartemen Andrew.

Belum sempat Andrew membuka pintu apartemen,Tabby menyela tangan Andrew.

"Aku ingin di apartemenku And. Aku merindukan kamarku."

"Baiklah sayang. Apapun untukmu. Ucap Andrew dan lagi lagi mengecup kening Tabby. Mencium kening Tabby sudah menjadi kebutuhan baginya.

Andrew melangkahkan kakinya memasuki apartemen Tabby,sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apartemen miliknya sebelum direnovasi. Hanya saja apartemen milik Tabby terlihat lebih berwarna.

TabbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang