Part 34

6.3K 335 7
                                    

"Terima kasih kau membuang sesuatu yang kau anggap tak berharga dan membiarkanku memungutnya. Bagiku dia,sangat berharga dari apapun yang ku miliki saat ini." Ucap sean,sembari menahan tubuh Andrew yang mencoba mengejar Tabby yang berlari menjauhinya setelah melihat Andrew dan Casey berciuman.
Seharusnya Andrew memberikan bogem mentah kepada Sean setelah mendengar perkataannya barusan,namun hal itu tidak dilakukannya ketika hatinya tau dia memang sudah menyia nyiakan Tabby.

Andrew hanya terdiam melihat Sean melangkah pergi menuju mobil miliknya dimana di dalamnya ada Tabby yang terisak isak menatapnya.

Sean melajukan mobilnya meninggalkan pelataran di depan kediaman Andrew. Tempat dimana Tabby mendapatinya membalas ciuman Casey. Ciuman yang sangat diinginkannya dulu.

Andrew larut dalam perasaannya ketika mendengar Casey mengatakan hatinya sakit ketika mengetahui pertunangan Andrew. Dan Casey ingin memulai hubungan dengan Andrew.

Namun sebenarnya permintaan Casey sudah ditolak mentah mentah oleh Andrew dengan mengatakan dia sudah memiliki Tabby di hidupnya. Ciuman tadi sebenarnya hanya untuk memastikan seberapa dalam cintanya pada Casey. Namun yang didapatinya,bahwa perasaannya hanya milik Tabby. Cintanya hanya untuk Tabby. Mungkin benar masih ada sedikit cinta untuk Casey,tapi semuanya tertutupi oleh perasaan cintanya pada Tabby.

"Maafkan aku Andrew." Ucap casey sembari memegang lengan kekar Andrew.

Andrew menggeliat melepaskan genggaman tangan Casey.

"Pulanglah Casey,aku hanya ingin kau meninggalkanku saat ini. Ucap Andrew sembari meninggalkan Casey yang terpaku dengan sikap dingin Andrew padanya.

**********

Di samping Sean,Tabby menangis tersedu sedu. Sebenarnya ada sedikit senang di hatinya ketika dia mendapatkan kesempatan untuk bersama wanita yang membuatnya ingin selalu melindunginya.

Awalnya Sean sudah mengikhlaskan Tabby kembali kepada Andrew setelah Tabby memintanya untuk mengantar dirinya kembali ke kediaman Andrew. Dia tau,wanita di sampingnya tidak bisa dimilikinya atas kehendaknya sendiri. Tabby berbeda dengan wanita wanita yang setiap malam ia temui. Mata tabby begitu polos. Di dalam hatinya hanya ada Andrew. Semua itu dia tau setelah menghabiskan waktu bersama Tabby. Tabby menceritakan segalanya pada Sean. Matanya selalu berbinar ketika menceritakan tentang Andrew.

Namun setelah dia menangkap basah Andrew yang asyik bercumbu dengan seorang wanita,hatinya lalu bertekad untuk memiliki Tabby. Menggantikan posisi Andrew di hati Tabby. Sebrengsek brengseknya dia,dia tak mungkin menyakiti hati wanita yang dicintainya. Maka dari itu,sampai saat ini Sean belum berniat serius menjalin hubungan dengan wanita manapun. Namun setelah bertemu Tabby pendiriannya goyah. Seandainya wanita ini mau,hari ini pun dia ingin menikahinya.

Lamunanya terganggu ketika dia merasakan getaran ponsel di kantong celananya. Ditatapnya layar ponselnya, my boss yang tak lain adalah ayahnya menghubunginya.

Sean menoleh menatap Tabby yang masih terisak dalam tidurnya. Sepertinya dia terlalu lelah,bahkan untuk menangis sekalipun setelah semalam suntuk begadang di pinggir pantai.

"Nanti..nanti dia akan menelpon ayahnya setelah ia tiba di apartemennya. Saat ini dia tak ingin mengganggu tidur tabby. "Batinnya

Panggilan ayahnya dia acuhkan dan kembali berkonsentrasi untuk mengemudi menuju apartemennya.

Tak berapa lama Sean tiba di parkiran basement apartemennya. Menggendong Tabby yang masih tertidur dalam pelukannya.

Sean menekan tombol angka 27 pada dinding lift yang akan membawanya langsung ke apartemennya. Di lantai 27 memang hanya dikhususkan untuk apartemen Sean. Ketika pintu lift terbuka Sean dapat langsung masuk ke apartemennya. Kedatangannya disambut tatapan bingung Brenda,wanita paruh baya yang mengurus semua keperluannya. Dengan tergesa gesa Brenda mengikuti langkah Sean menuju kamar utama.

TabbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang