Part 22

7.2K 392 2
                                    

Hari ini tepat 1 minggu waktu yang dijanjikan Andrew pada Shay. Hari ini dia akan mengungkapkan semua pada Tabby. Dia harus siap dengan segala reaksi Tabby. Resiko yang harus diambilnya ketika dia memulai rencananya.

"Sayang,aku akan menjemputmu pulang kampus nanti. Ada yang ingin kubicarakan padamu. Kau libur bekerja kan hari ini???"

"Baiklah." Jawab Tabby sambil mengecup bibir Andrew sebelum akhirnya meninggalkan Andrew untuk berangkat ke kampus.

Andrew hanya menyentuh bibirnya,dia menginginkan ciuman bukan kecupan. Sambil memandangi kekasihnya yang segera berlari setelah menggodanya.

"Dia mulai nakal". Ucap Andrew sambil tersenyum.

---------------

Setibanya di kampus,Tabby langsung menuju kantin. William dan Shay menunggunya disana.

Kampus tampak ramai hari ini. Begitupun kantin. Mata tabby mencari sosok yang dia kenal. Dan segera saja dia dapati Shay dan William berada.

"Ahhh, aku laparrrrr!!!" Ucap Tabby sambil mendudukkan tubuhnya di kursi dan menyeruput minuman milik Shay.

"Kau menghabiskan minumanku Tabby" pekik Shay kesal setelah dilihat gelas minumannya kini habis tak bersisa.

"Ups..sorry. aku sangat haus Shay"

"Hi Will.." sapa Tabby.

William hanya melambaikan tangan.
Mencoba menyibukkan diri dengan gadgetnya. William tak mampu menatap Tabby. Diwajahnya tergambar jelas bahwa Tabby saat ini sangat bahagia.

Sebenarnya dia marah pada tabby beberapa hari ini setelah mengetahui bahwa Tabby berpacaran dengan pria yang bersamanya di rumah sakit. William sadar bahwa sikapnya Terlalu kekanakan. Namun saat ini yang mampu dia lakukan untuk mengurangi sakit di hatinya.

Pupus sudah harapannya. Dia sebenarnya sudah memprediksi cintanya pada Tabby akan seperti ini. Namun baginya ini terlalu cepat. Dia belum sempat menyiapkan hatinya.

Tabby yang melihat perubahan sikap William, merasa aneh.
Dan mencoba mencari tahu jawabannya lewat Shay.

"Sebenarnya ada apa dengannya beberapa hari ini? Dia tampak kusut." Tanya tabby pada shay,sembari mengarahkan pandangannya pada William.

"Dia patah hati,jangan mengusiknya". Jawab shay yang masih kesal.

Belum sempat dia bertanya lagi, pelayan mengantarkan pesanannya. Buat Tabby saat ini,makanan prioritas utamanya.

Seperti biasa,sandwich dan kopi menjadi menu favoritnya ketika berada di kantin kampus.

Layaknya orang kelaparan,Tabby melahap sandwichnya hanya dengan 2 gigitan.

"Aku harus ke kelas. Kalian tau kan prof. Smitt benci keterlambatan." Ucap Tabby,setelah menyelesaikan makan pagi dan siangnya.

Shay hanya mengangguk dan kembali membaca catatannya. Sedangkan William tetap berpura pura sibuk dengan gadgetnya.

Tabby berlari lari kecil menelusuri lorong kampus untuk mencapai kelasnya. Tak butuh waktu lama,Tabby tiba di kelas tepat sebelum Prof. Smitt tiba.

"Fffuhhhhh,untung saja" ucap Tabby sembari melap keringatnya dengan tangannya.

"Fffuhhhhh,untung saja" ucap Tabby sembari melap keringatnya dengan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TabbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang