Setelah menempuh perjalanan bermil mil jauhnya,akhirnya Andrew tiba tepat di depan kediaman keluarga Tabby. Rumah bergaya eropa berdinding putih terlihat sederhana namun menentramkan. Rindangnya pohon pohon yang menghiasi halaman membuat rumah Tabby tampak lebih sejuk dibanding rumah rumah sekitarnya.
"Apa yang kau tunggu Andrew. Sampai kapan kita harus berdiri di depan pintu seperti ini."
"Biarkan dia Morgan. Dia butuh waktu untuk merangkai kata ketika bertemu Tabby nanti. Tapi jika grandma boleh jujur,melihat raut wajahmu saat ini,kau terlihat seperti orang bodoh nak."
Andrew tak memperdulikan perkataan grandmanya dan Morgan. Dirinya tak tenang,ada ketakutan dalam hatinya atas rekasi Tabby ketika bertemu dengannya nanti.
Andrew menghela nafas dan mengetuk pintu beberapa kali ketukan. Tak ada jawaban yang didapat Andrew,hingga untuk kedua kalinya dia mengetuk pintu terdengar suara seorang wanita yang dia yakini adalah suara milik Tabby. Ahh,betapa dia sangat merindukan suara lembut milik Tabby.
Tak berapa lama pintu terbuka. Dan betapa terkejutnya Tabby melihat pria yang dirindukannya teramat sangat kini berada di hadapannya. Tabby menutup mulut menahan teriakannya. Namun Tabby berusaha menenangkan dirinya. Dan mengacuhkan kehadiran Andrew. Tabby bergegas memeluk Nyonya pamela dan Morgan dan mempersilahkan mereka masuk. Tapi tidak dengan Andrew.
Namun Andrew tak perduli. Dia harus mendapatkan Tabby kembali walaupun dia harus dipermalukan sekalipun.Orang tua Tabby ikut bergabung di ruang keluarga ketika mengetahui keberadaan mereka. Berbedadengan Tabby,reaksi mereka tetap sama seperti sebelumnya terhadap Andrew. Meskipun Andrew telah menyakiti Tabby,namun mereka tak bisa untuk ikut membenci Andrew.
Tabby hanya diam dan menunduk. Ketika yang lain larut dalam obrolan panjang. Begitupun Andrew yang hanya bisa menatap Tabby yang berada di seberangnya. Andrew tak tau apa yang harus dilakukannya sekarang. Sesuatu yang tak membuat Tabby memintanya pergi. Namun otak Andrew buntu. Kejeniusannya seolah lenyap terbawa angin. Yang dipikirkannya saat ini hanya merengkuh Tabby dalam pelukannya.
Andrew sudah tak tahan lagi. Ia berdiri menghampiri Tabby dan menariknya menjauh dari keramaian di ruang keluarga. Sontak saja tindakan Andrew membuat yang lain terkejut. Namun keterkejutan mereka hanya bertahan beberapa saat. Karena setelah itu tawa mereka meledak ketika mereka yakin Andrew sudah berada jauh dari ruang keluarga.
Tabby berfikir Andrew hanya membawanya ke teras rumah,namun ternyata anggapan Tabby salah ketika Hans membukakan pintu mobil untuk mereka. Tabby mengikuti keinginan Andrew saat ini. Dia juga ingin mendengarkan penjelasan Andrew. Keheningan terasa di dalam mobil yang telah melaju entah kemana. Hanya tangan Andrew yang terus menggenggam erat tangan Tabby,sesekali memainkan jempolnya sekedar mengelus tangan tabby. Tabby menarik tangannya dari genggaman Andrew. Namun semua usahanya percuma. Karena semakin Tabby berusaha melepaskannya,semakin erat pula genggaman tangan Andrew. Dan akhirnya Tabby hanya bisa pasrah.
************
"Apa yang kau inginkan Andrew? Kita terlalu jauh jika hanya untuk berbicara jika kau tak ingin siapapun mendengarmu."tanya Tabby sinis sembari menggeliat melepaskan genggaman Andrew. Usaha Tabby berhasil, namun Andrew menariknya ke pelukannya. Tabby hanya bisa terdiam,sedikit terkejut mendapatkan pelukan yang terlalu erat dari Andrew.
Tabby tak percaya dengan apa yang didengarnya saat ini. Suara tangis Andrew yang terisak ketika memeluknya membuat Tabby terenyum. Seorang Andrew Scott menangis karena dirinya.
"Aku hampir gila karena merindukanmu Tabby. Maafkan aku,tapi semua tidak seperti yang kau bayangkan."ucap Andrew sambil terus memeluk Tabby,namun tak ada tanggapan darinya.
Andrew melepaskan pelukannya. Mencoba mengatur nafasnya dan menatap mata Tabby.
"Wanita itu Casey. Kami bersahabat ketika kuliah. Dulu aku memang menaruh hati padanya,tapi kami tak memiliki hubungan khusus. Karena dia menolakku dengan alasan dia harus fokus pada pendidikannya. Terakhir aku bertemu dengannya ketika graduate,setelah itu kami sudah tak pernah berhubungan lagi. Waktu dia datang di acara pertunangan kita,aku hanya merasa senang karena kami akhirnya bertemu lagi setelah sekian lama. Dan jujur,dia memintaku membatalkan pertunanganku denganmu. Karena dia ingin memulai semuanya denganku." Air mata Tabby menyeruak mendengarnya. Hatinya sakit mendengarnya. Cemburu mendera hatinya. Andrew menghapus bulir airmata di pipi Tabby dan kembali melanjutkan ceritanya.
"Aku tentu saja menolaknya. Di hidupku hanya ada kau."Kau bohong. Lalu ciuman itu!!!sela Tabby
"Dia yang menciumku lebih dulu. Benar aku membalasnya. Untuk itu maafkan aku,aku hanya ingin meyakinkan diriku bahwa aku sudah tak punya perasaan apa apa padanya. Dan memang sudah tak ada sedikitpun. Itulah kenyataannya Tabby,aku hanya mencintaimu. Sangat mencintaimu. "Andrew mencoba mencium Tabby namun tabby segera mendorong tubuh Andrew,memintanya menjauh.
"Maafkan aku Andrew. Aku masih belum bisa. Bayangan kalian yang berciuman selalu muncul di fikiranku. Dan itu menyakitkan Andrew.
"Beri aku kesempatan. Jangan tinggalkan aku lagi tabby. Aku tak bisa hidup tanpamu. "Andrew berlutut memeluk kaki Tabby
"Apa yang kau lakukan Andrew. Kumohon berdirilah."
Andrew menggeleng. "Tidak sampai kau memaafkanku dan mau melanjutkan hubungan kita lagi.
Tabby menarik nafas panjang dan melepasnya. Berusaha mensejajarkan tubuhnya Tabby pun ikut berlutut.
"Aku tau,ini sulit buatmu. Tapi hubungan kita tak akan bisa dilanjutkan jika bayangan wanita lain selalu mengganggu hubungan kita."
"Tidak ada yang mengganggu hubungan kita Tabby. Tak ada satu wanita pun yang mampu menggeser keberadaanmu di hatiku. Kumohon beri aku kesempatan.
Tabby diam untuk sesaat.
"Beri aku waktu And,untuk membenahi hatiku.""Tidakkah cukup waktu yang kau punya selama kita berpisah?aku tak bisa menunggu lagi Tabby. Berpisah denganmu membuatku hampir gila. Aku tak menjadi diriku sendiri."
Tabby menghela nafas. 1 bulan lebih mereka tak pernah bertemu. Hatinya pun memang sangat merindukan Andrew. Namun untuk menerimanya lagi,sepertinya Tabby membutuhkan waktu lagi. Karena semua tidak semudah itu.
Keheningan menyelimuti mereka sesaat.
"Menikahlah denganku Tabby. Hari ini,saat ini juga. Aku tak mau melepasmu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabby
RomanceAndrew yang mencoba mencari tau kehidupan yang dijalani Tabby, wanita yang dipilihkan neneknya untuk dijadikan pendamping hidupnya. Wanita sederhana yang berbeda dengan wanita wanita lain yang pernah ditemuinya. Sebuah rencana disiapkan andrew untuk...