Part 28

6.4K 338 4
                                    

Sorry teman2, buat update yang tak menentu. Maklum otak lagi buntu,mikirin Tabby mau dikelarin berapa part,soalnya udah pengen buat cerita lain.

Jangan lupa vote and comment ya.

---------------

"Shay,yakin??? Ucap Tabby ketika mereka di depan "fabric" salah satu klub malam terkenal di london. Sambil melirik Hans yang saat ini menampakkan wajah datarnya.

"Yakin. Ayo masuk!!!ucap shay sembari menarik tangan Tabby memasuki ruang remang remang dengan suara musik yang memekakan telinga mereka.

Tabby dan Shay menyapu pandangan mereka melihat ruangan yang disesakkan oleh pengunjung. Ini kali pertama mereka menginjakkan kaki mereka di klub malam.

Mereka menuju meja yang memang dikhususkan hanya untuk 3 orang. Sembari mencari pelayan untuk memesan minuman.

"Hans,ayo duduk. "Panggil shay ketika bir pesanan mereka telah tiba. Namun yang dipanggil hanya menggeleng dengan wajah datar.

Telinga mereka telah beradaptasi dan mulai menikmati dentuman musik sembari menyesap bir pesanan mereka tadi.

Tak berapa lama Hans meminta pamit menuju ke kamar kecil meninggalkan 2 kekasih bosnya. Sebenarnya ada keresahan di hati Hans. Perlukah dia melapor pada bosnya atau tidak,melihat klub malam menjadi tempat yang selalu bosnya datangi setiap malamnya dulu.

"Tuan,saat ini saya berada di fabric".

Begitu isi pesan Hans yang dibaca oleh Andrew namun membuat Andrew berdiri dari sofa tempatnya duduk.

"Why. Ada apa!!!" Tanya Morgan yang bingung melihat ekspresi terkejut Andrew.

Andrew memperlihatkan isi pesan Hans pada Morgan. Morgan yang membacanya pun ikut terlonjak.

"Mereka memang tak bisa dibiarkan" ucap Andrew sembari melangkah keluar kamar diikuti oleh morgan.

-------------

Tak butuh waktu lama Andrew dan Morgan telah berada di pelataran fabric.

Mereka melangkahkan kaki mereka tanpa memperdulikan tatapan tatapan kagum wanita yang ingin mengajak mereka berkenalan. Saat ini mereka hanya fokus dengan dua wanita yang berhasil membuyarkan konsentrasi mereka terhadap pekerjaan yang menumpuk.

Tak butuh waktu lama untuk mereka mendapati keberadaan kekasih mereka dengan bantuan postur tubuh Hans yang tak biasa. Tinggi 189 serta badan yang cukup besar tentu saja memudahkan mereka mendapati Hans karena tingginya yang tak biasa.

Dari jauh mereka berdua dapat melihat Shay dan Tabby yang asik bergoyang mengikuti dentuman musik dengan tubuh kaku hans di samping mereka.

Andrew bergegas mendekati Tabby dan merangkul tubuh Tabby.
Tabby yang terkejut dengan rangkulan yang tiba tiba melonjak melangkah menjauh berusaha mengenali wajah pria yang merangkulnya tadi. Namun keterkejutan tabby terus berlanjut ketika mengetahui ternyata pria tersebut adalah Andrew.

"Siapa yang memberimu ijin untuk mendatangi tempat seperti ini.!!!!" Tanya Andrew.

Tabby mencoba mencari keberadaan Shay yang kini telah menghilang padahal baru beberapa menit yang lalu mereka menari bersama.

Bagaimana mungkin Tabby bisa menjelaskan semua ini tanpa bantuan  shay.

Tabby hanya tertunduk tak berani menatap wajah datar Andrew yang terlihat ingin menerkamnya.

Andrew merangkul Tabby.

"Jangan pernah datang lagi ke tempat seperti ini tanpa aku." Ucap Andrew sembari menuntun tabby ke ruang VIP yang dimana telah ditempati Morgan dan Shay lebih dulu.

Tabby salah mengira,dia berfikir Andrew akan menyeretnya pulang. Dan mengadilinya di hotel. Namun ternyata semua berbanding terbalik. Andrew memesan tempat turut menikmati musik. Dengan terus menyematkan rangkulannya di pinggang tabby.

Tabby sudah tak bisa bergerak sebebas tadi. pelukan Andrew hanya bisa membuat mereka menggoyangkan kaki mereka atau sesekali kepala mereka.

Tabby memandangi Shay yang sudah memasang wajah kesalnya. Tak ada protes dari mulutnya. Hanya terdiam dengan wajah murka tak tersalurkan.

2 botol minuman serta 1 piring buah segar kini tergeletak di meja mereka. Tak menunggu lama Morgan membuka tutup botol dan menuangkan ke gelas Andrew dan gelasnya. Ketika Shay hendak protes karena tidak dibiarkan menyicipi minuman beralkohol milik Morgan,tak lama pelayan kembali membawakan 2 gelas orange juice.

"Ini minuman kalian." Ucap Andrew membuat tabby dan Shay mendesah keras.

Ketika mereka sedang asyik menyesap minuman masing masing sekelompok wanita berisi 6 orang dengan pakaian super minim mendatangi ruangan mereka. Dua dari mereka menjatuhkan tubuh mereka di pangkuan Andrew dan Morgan tanpa memperdulikan keberadaan Tabby dan Shay.

Kemarahan mereka tak berhenti disitu saja ketika 2 perempuan tadi langsung mencium bibir Andrew dan Morgan dan sontak membuat Andrew dan Morgan mendorong tubuh mereka menjauh.

"Sorry girls, aku bersama kekasihku. Begitupun dengan Morgan. Jadi bisakah kalian meninggalkan kami." Ucap Andrew dengan nada gemetar bercampur emosi.

"Ahhh,andrew aku sangat merindukanmu. Sudah lama kalian tak kesini. Ucap salah satu wanita yang kini bergelanyut di lengan Andrew.

Tabby yang menatap itu sontak berdiri berlari meninggalkan Andrew diikuti oleh Shay.

Andrew dan morgan terlambat mengejar mereka karena wanita wanita itu menahan kepergian mereka.

Namun akhirnya mereka membebaskan Andrew dan Morgan ketika Andrew dengan kesalnya memecahkan botol yang masih berisi minuman ke lantai yang membuat wanita wanita itu bergidik ngeri. Serta bantuan Hans yang berhasil menghalau beberapa wanita lainnya.

Morgan yang sudah berlari mengejar lebih dulu hanya mendapatkan taxi yang ditumpangi Tabby dan Shay menjauh pergi.

"Bagaimana,dimana mereka???tanya Andrew dengan nafas yang tersengal sengal.

"Terlambat" ucap Morgan.

"Kita ke hotel." Ucap Andrew sembari menghubungi supir hotel menjemput mereka.

Namun lagi lagi yang mereka dapatkan hanya kekecewaan. Mereka terlambat. Tabby dan Shay telah pergi. Hal itu dibuktikan dengan ketidak beradaan koper mereka.

Andrew mencoba menghubungi ponsel Tabby namun ponsel Tabby sudah tidak aktif,begitupun dengan Morgan yang mencoba menghubungi ponsel Shay namun direject.

"Habislah kita."ucap Morgan.

"Bagaimana bisa wanita wanita itu mengetahui kedatangan kita.!!!wanita sialan.. !!!! Ucap andrew emosi.

Andrew dan Morgan tak bisa berkata apa apa lagi. Masa lalu mereka menjadi penyebab semua ini.

Kebiasaan mereka yang selalu mengunjungi klub malam dimanapun mereka berada ditambah wanita wanita yang selalu menemani mereka berhasil mengacaukan hari mereka.

Mereka tak mungkin bisa kembali ke LA malam itu dikarenakan pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka berada di London 3 hari kedepan.

Mereka sudah tak bisa berfikir lagi. Yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah mengirim Hans untuk mencari keberadaan kekasih mereka.

TabbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang