7. Gagal

2.6K 332 14
                                    

anomalee present 📖


GAGAL


Happy Reading







Namaku Park Jimin, aku punya kekasih yang super duper cuek, dingin, dan apapun itu namanya.

Kami sudah berhubungan sekitar dua tahun, tetapi ia sama sekali tidak pernah menghargaiku. Menurutku begitu.

Apapun yang aku berikan padanya, seperti tidak ada apa-apanya. Apapun.

Aku mengajaknya berjalan-jalan dan dia tidak menunjukkan wajahnya yang terlihat senang. Mungkin senyum? Atau tawa? Tidak ada.

Aku membelikan barang-barang kesukaannya dan dia tetap tidak bergerak dari ekspresi datarnya.

Min Yoongi.

Dia selalu menatap semua orang dengan pandangan datar andalannya, tapi itu juga berlaku padaku. Ya aku akui dia manis jika begitu tapi harusnya ia bisa menunjukkan ekspresi lain padaku.

Hari ini aku akan menjemputnya di tempat kerjanya, dia bekerja sebagai salah satu pegawai di kantor pos pusat kota.

Bibirku meraih sedotan itu, meminum air manis itu perlahan. Pandanganku tidak beralih sedikitpun dari gerbang itu, di mana Yoongi bekerja.

Lama aku menunggu, dia keluar juga. Jadi aku segera membuang wadah itu dan bergegas menghampirinya dengan wajah kusut. Eoh? Tumben sekali.

“Ada apa dengan wajahmu hyung?”

Oke, dia lebih tua dariku, tidak apa kan?

“Tidak ada.”

Datar, sudah biasa.

“Jangan tanyai aku apapun.”

Aku hanya mengangguk, berusaha memahaminya yang sangat aneh hari ini. Sebenarnya ada apa?


Kami sudah sampai di apartemen kami. Informasi saja, aku sedang menjadi mahasiswa tingkat akhir management, dan Yoongi sudah bekerja.

Aku mendudukkan diriku di meja belajarku, membuka laptopku dan berusaha mengerjakan tugas yang diberikan dosen Lee.

Sejujurnya aku tidak nyaman. Aku dan Yoongi memang sepasang kekasih, tapi kami seperti tidak saling mengenal. Ingin sekali aku mengatakan padanya, tapi aku sudah berprasangka jika ia hanya akan diam dan berkata maaf dengan nada datarnya.

Lebih baik diam saja, sudah ikuti saja permainannya.

“Jim kau lihat plester?”

Dahiku berkerut, membalik badanku, dia berada di depan pintu.

“Ada apa? Kenapa tiba-tiba meminta plester?”

Yoongi seperti terkejut, hei ada apa ini?!

Aku menghampirinya, berusaha melembutkan nada bicaraku.

“Ada apa hyung? Teriris? Kapan kau memasak?”

Dia menggeleng, oke aku tidak pernah sabar.

“Katakan saja kenapa hyung?”

Tangannya terulur dan aku melihat jari-jarinya seperti tersayat. Bukan sayatan pisau yang jelas.

“Astaga kau kenapa hyung? Bilang padaku!”

Ini mulai semakin aneh karena dia hanya diam dan tidak mengatakan apapun.

“Jawab hyung.”

“Aku minta plester saja.”

See?

HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang