23. With You (Bagian 1)

1.1K 154 19
                                    


HOLD MY HAND


23. Denganmu (Bagian 1)



Tentang Min Yoongi yang banting setir dari seorang rapper dengan gaya swag dan suara bass yang membuat siapapun ingin mengatakan bahwa dia keren dan luar biasa, menjadi seorang uke rumah tangga, mengurusi anaknya dan merelakan harga dirinya yang selangit untuk mengandung anak dari seorang ingusan─menurutnya suaminya seperti itu─ menjengkelkan bernama Park Jimin.










“Hoseok, ada apa?”

“Pacarmu mencarimu.”

Ck!”

Yoongi melangkah malas meninggalkan banyak sekali kertas berisi partitur lagunya yang baru, sungguh, jika bukan karena Park sialan Jimin dia tidak ingin beranjak.

Cari mati memang si Jimin itu.

“Hai hyung.”

Empunya menampilkan senyum yang menyenangkan, tampan, dan berkharisma. Khas Jimin.

“Ada apa?”

Rapper kita justru menyambut dengan nada datar kelewat judes. Dia tidak suka diganggu, Jimin tahu itu tapi memang bocahl itu memiliki mental lebih dari baja.

“Kenapa sih kau ini?! Menggangguku saja.”

“Kau belum makan, jadi aku ingin mengajak─”

“Tidak ada waktu jika kau menginginkan kita makan bersama. Aku sibuk!”

Tanpa rasa bersalah Yoongi meninggalkannya, kembali ke ruang pribadinya di sebuah gedung studio yang bergabung bersama ruangan Namjoon dan Hoseok.

Sebenarnya dia peka, dia tahu Jimin sakit hati. Tapi dia tidak ingin partiturnya sia-sia karena tertinggal. Jimin itu luar biasa nakal, dia hanya berkata makan bersama, tapi nanti akan merambah kemana-mana. Dia akan meminta Yoongi menemaninya mengerjakan tugasnya, atau ke kantornya, atau bahkan membujuknya untuk tidur. Dan Yoongi benci itu.

Sulit sekali menghadapi sikap childish Jimin itu, beda usia mereka dua tahun tapi bagi Yoongi serasa sepuluh tahun. Kekasih bocahnya itu benar-benar membuatnya memikirkannya tanpa melirik partiturnya lagi.

“Kami ingin makan siang hyung, kau ingin ikut tidak?”

Itu suara Namjoon, dia memang tidak pernah melewatkan makan siang karena Seokjin, kekasihnya, adalah seseorang yang berbaik hati akan memukul kepalanya dengan spatula jika melewatkan sesuap dari masakannya. Hoseok tidak ketinggalan, kapan lagi ada orang yang berbaik hati memberikannya makanan yang enak?

“Duluan saja.”

Yoongi ingin fokus untuk membuat partiturnya lebih baik, karena Jimin sekarang kepalanya hanya berisi bocah sialan itu yang cemberut karena dia kasar tadi. Oh Tuhan!

“Bisa tidak sih kau pergi dari pikiranku? Heol! Park Jimin-ssi!”

Yoongi menjambak rambutnya frustasi, kemudian merebahkan dirinya untuk bersandar pada kursinya yang nyaman. Dia butuh istirahat, dia butuh Jimin. Selalu, dan terus seperti itu.

“Ku bilang makan, kau itu sulit sekali dinasihati.”

“Jimin?”

Suara dalam kepalanya itu terlontar karena dia sungguh melihat Jimin berada di ruangannya, dengan senyum, dengan sebuah kantung plastik di tangan kanannya. Oh tampan sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang