10. Just Believe[3]

2.1K 271 32
                                    

Anomalee22 presents 📖


Just Believe


MinYoon


ABO Vers

“Yoongi dengar aku rasa kita butuh waktu untuk saling mengenal.”

Jimin melihat dengan jelas bagaimana bahu itu turun, ia tahu mate nya merasa kecewa. Bahkan wolf dalam dirinya pun merasakan hal yang sama.

Jimin ini alpha tingkat satu, ia juga penyandang nama Cheetah. Tidak mungkin ia akan berlaku bar-bar dengan mengklaim mate yang ia belum tahu pasti bagaimana perasaan satu sama lain.

Ia adalah pecandu cinta, pengagung suatu perasaan mutlak yang sudah dibuat oleh para leluhurnya. Ayahnya boleh berkhianat, tapi Jimin tidak. Ia tidak akan membiarkan Yoongi sama seperti ibunya, sampai kapanpun.

“Begitu ya?”

Sang alpha mengalah, merangkul bahu sempit di sampingnya pelahan. “Sejak aku melihatmu, aku sudah menyukaimu. Tapi aku tidak bisa memaksakan dirimu bukan? Perlahan saja, kita tahu kita adalah pasangan bukan?”

Yoongi memerah, antara malu karena sudah berpikiran macam-macam dan juga gugup berdekatan dengan Jimin. Dia tidak menyesali keputusannya untuk ikut bersama Jimin. Alphanya sangat lembut, ia semakin yakin pilihannya untuk menerima alpha tingkat dua ini benar.

“A-aku, tapi aku menyukaimu!”

Sialan. Wolfnya sungguh keterlaluan, mau ditaruh di mana wajah Yoongi?

Jimin tersenyum, menampilkan matanya yang menghilang. “Aku juga.”

“Apa... kau tidak tergoda? Ma-maksudku, aku yakin kau tahu kan tentang feromone itu?”

Mata kelam itu menatap dengan penuh harap, berusaha lebih keras untuk menjadi jalang dari alphanya.

Helaan napas terdengar jelas dar bilah bibir penuh milik Jimin. “Tentu saja, tapi aku tidak mungkin melakukannya Yoongi-ya. Kita bisa melakukannya esok-esok hari.”

“Tapi aku ingin sekarang.”

Hilang sudah sikap polos dan juga lugu Yoongi, yang ada dalam kepalanya adalah wolfnya yang memerintahkan untuk melakukan klaim dengan Jimin. Dengan alpha yang selama 24 tahun ia nantikan.

“Aku tidak bisa.” Jimin memilih mendorong bahu Yoongi yang terus mendekat meski dalam dirinya menolak dengan tegas segala tindakannya. Wolf nya sadar bahwa ia juga mengecewakan wolf milik Yoongi tapi ia bukanlah apa-apa.

Tersenyum, Yoongi mengubur dalam rasa kecewanya. Meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja bersama alpha tingkat dua itu.

“Maaf. Aku bahkan merasa hina karena menggodamu.”

“Tidak apa, ini hanya masalah waktu. Kau lapar? Makanlah.”









Aku melihat Yoongi tertidur dengan lelap di atas ranjang milikku. Kadang ada rasa ingin menerkamnya langsung lalu melakukan mating, tapi sekali lagi itu tidak mungkin. Aku bukan bajingan brengsek yang akan melakukannya tanpa perhitungan lebih dulu.

Sudah pukul 10 malam, aku ingat akan pertarungan berikutnya. Sebenarnya tidak tega meninggalkan mate yang baru ku temui beberapa jam lalu, lebih baik tidur berpelukan dibanding bertarung bersama Shark.

“Aku berangkat dulu, omega. Tunggu aku pulang, arraseo?”

Kudekatkan bibirku pada keningnya yang tertutupi tirai berupa rambut coklatnya, mengecup dengan lama dan dalam. Mimpilah lebih indah sayang.

HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang