19. Is really happen?

1.2K 145 4
                                    

Aku membuat kesalahan besar dan membuatnya yang selama ini diam akan kenakalanku menjadi beringas. Aku melihat sisinya yang lain, aku takut dan aku ingin pergi tapi aku tidak bisa karena aku sudah dibutakan oleh cintanya. Bahkan jika ia menjualku sekalipun aku akan tetap mencintainya.





IS REALLY HAPPEN?

Anomalee present






“Kau menemui Hoseok, Yoongi-ya?”

Aku diam menunduk, tidak berani menatap mata elang yang sangat aku puja. Aku tahu menemui Hoseok adalah suatu kesalahan ketika aku sudah tidak lagi bersamanya. Tapi dia hanya memberikan salam karena kembali dari sekolahnya di luar negeri sebagai sahabat. Aku menyanggupi, tanpa meminta ijin pada Jimin, ku rasa dia tidak masalah dengan hal ini.

Dugaanku salah, Jimin menarikku tanpa ampun dan mengintrogasiku. Aku tidak dapat menyangkal karena aku memang melakukannya. Aku hanya bisa meminta maaf terus menerus dengan harapan Jimin memberikan maaf untukku.

“Maaf Jimin. Akh! Sakit Jim.”

Dia menarikku menuju ke mobilnya, aku tidak tahu apa yang dia lakukan selanjutnya. Aku sungguh takut karena dia sangat terlihat marah, aku bahkan tidak berani membantahnya.

Kami turun di sebuah hotel yang mewah, aku menggeleng ketika dia menarikku masuk ke dalam salah satu ruangan di mana ada seorang yang sudah menunggunya.

“Ah tuan Park.”

Jimin tidak menjawab sapaan itu, dia hanya memasang muka datar sembari membantingku ke depan laki-laki itu.

“Ini yang kau janjikan padaku?”

“Ya.”

Aku berusaha bangkit untuk kembali pada Jimin sebelum si pria itu menahanku. “Lepaskan aku!”

“Menurut padanya Yoongi.”

Aku menoleh pada Jimin dengan tatapan tidak percaya, mengapa aku harus menurutinya?

“Bagaimana Kim Namjoon? Kontrak kita, apakah sudah bisa kau tanda tangani?”

Pria yang dipanggil Kim Namjoon menyeringai, membuatku semakin kuat berontak.

“Ya, terima kasih Jimin.”

“Gunakan dia sesukamu.”

DEG!

“A-apa?”

“Kau dengar manis? Dia membolehkanku menyentuhmu. Dan jika kau mengelak, maka aku akan menjatuhkan perusahaan kekasihmu.”

“Tidak! Tunggu Jimin!!”

Aku panik ketika Jimin meninggalkanku hanya bersama pria ini, aku berusaha mengejarnya tapi sial aku tidak bisa. Aku belum makan apapun sedang Namjoon adalah pria yang kuat.

Air mataku tidak bisa ku tahan lagi. Aku menangis dalam sedihku, aku meminta maaf dan pengampunan tapi dia justru membiarkan orang lain menyentuhku.





“J-jiminhh!”

PLAK!

“Akh! Sakit!”

“Diam Jalang!”

PLAK!

Yoongi hanya bisa pasrah ketika Namjoon benar menyetubuhinya seperti hewan yang masuk musim kawin. Dia berkali-kali berteriak, menjeritkan nama Jimin untuk datang dan menolongnya tapi hasilnya nihil, dia ditampar oleh Namjoon, membuat bibirnya berdarah. Pipinya lengket oleh air mata. Tubuhnya bahkan memerah karena perlakuan Namjoon, dan lubangnya perih. Ia merasa hancur ketika penis pria itu bergerak dalam tubuhnya.

Jimin sungguh kejam membiarkannya diperkosa.

“Ahhh jalang Jimin memang yang terbaik.”

Yoongi mengigit bibirnya sekuat tenaga, menahan desahan sekaligus rasa sakit.

‘Jimin kumohon maafkan aku.’

“AKHH! Lepaskan aku!”

Lehernya kembali digigit, bercak merah kembali bertambah. Tepat ketika beberapa detik sebelum Namjoon mencapai puncak, ia mendengar suara tembakan seiring dengan tubuhnya yang tertindih tubuh Namjoon.

Submissive itu menjerit, mendorong sekuat tenaga tubuh tak bernyawa dengan mata terbuka itu hingga kemaluannya lepas dari lubangnya. Ia melihat Jimin yang menodongkan pistol yang tadi ia dengar berada di depan pintu.

“Cukup hukumannya, aku tidak mengijinkanmu memenuhi itu dengan cairan menjijikkan itu. Jadi maaf, aku mengakhirinya Namjoon-ssi.”

“Jimin!”

Jimin tersenyum, mendekat pada Yoongi. Melihat baik-baik tubuh pucat yang berwarna merah di beberapa sisi. Merekam semuanya dengan jelas, kemudian beralih memeluk Yoongi erat-erat.

Yang bertelanjang hanya bisa menangis, berharap Jimin memberikannya sedikit rasa kasihan. “Ka-kau memaafkanku huks kan?”

“Ya. Jangan membantahku lagi.”

Yoongi mengangguk cepat, pasrah ketika mantel besar Jimin menutupi tubuhnya. Dibawa menjauh dari mayat Namjoon.

“Kau tahu kenapa aku melakukannya?”

“K-kenapa?”

“Agar kau jera, lagipula bukankah menyenangkan jika kau ku hukum seperti itu? Aku juga mendapatkan bonus dari perusahaannya.”

Dia menyeringai, aku mengabaikannya. Mencoba berdamai dengan diriku sendiri atas apa yang terjadi hari ini. Bagaimanapun, aku tetap mencintai Jimin lebih dari diriku sendiri. Aku akan menjadikan ini semua pelajaran meski aku akan menangis nantinya.

HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang