17. Ibu tiri

1.7K 205 49
                                    

Anomalee present📖

.

Ibu Tiri

.

Minyoon

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Pernahkah kalian merasakan bagaimana memiliki hati?

Ah manusia semuanya punya hati, yang ku maksud adalah benar-benar hati.

Organ tak terlihat itu mengangguku.

Aku tidak suka orang-orang menyakitiku, sedang aku tidak pernah melukai hati mereka.

Dunia kejam.

Amarah mengambil alih jiwa, bersemayam dengan lelap bak mimpi terindah yang tak ingin diakhiri.





Namanya Seulgi. Wanita dengan wajah menarik yang memikat hati ayahku. Bertahun-tahun sudah aku menghabiskan masa kecilku dengannya, entah itu bahagia atau sedih.

Tidak, aku tidak memanggilnya ibu, meski dia ibu tiriku. Aku memanggilnya Noona. Karena memang aku hanya terpaut beberapa tahun dengannya, sekitar 8 tahun.

Dia menikah dengan ayahku ketika berusia 17 tahun dengan aku yang berumur 9 tahun, ibuku meninggal karena kecelakaan.

Berlama-lama hidup rasanya tidak asik bila tidak menggali rasa penasaranmu.

Saat ayahku meninggal aku melihatnya. Seorang laki-laki sebaya dengan ibu tiriku hadir di sana, membawa buket bunga sebagai lambang duka cita.

Matanya bagus, ketika ia tersenyum terdapat garis lurus yang menambah ketampanannya. Aku menyukainya sejak pertama kami bertemu.

Ketika aku bersedih memperingati hari kematian ayahku yang ke sekian harinya, dia datang lagi. Memberikan pelukan pada noona, dan sempat tersenyum padaku.

Dia mengusap rambutku. Dan aku menikmatinya.

Ingin rasanya berlama-lama tapi tidak bisa.

Ayolah Min Yoongi! Kau harus mendapatkannya! Dia sepertinya tertarik padamu!

Aku akan memikirkan rencana besok. Hari ini aku hanya ingin tidur.





Minyoon




Hari ini turun hujan, menyedihkan!

Bagaimana orang-orang berpakaian hitam berlalu dengan wajah sedihnya, menatap iba pada satu-satunya orang yang tersisa.

Yang menangis tersedu, yang menunggu untuk dikuatkan orang-orang yang lainnya.

Min Yoongi terduduk lemas melihat peti sang ibu tiri yang perlahan redup dari pandangannya, bibirnya terus memanggil nama Seulgi. Namun tak ada satupun yang disahutnya.

Hidungnya sudah memerah bersama pipinya, matanya bengkak. Menyebabkan wajahnya yang harusnya cantik menjadi buruk.

Beribu kata kasihan diterima. Tidak hanya itu, isu miring menerpa bahwa dia adalah seorang tuna wisma setelah rumahnya telah disita oleh bank.

Mengenaskan.

"Kau pasti bersedih."

Kata-kata yang terucap membuat Yoongi mengangkat wajahnya, melihat bagaimana sosok Jimin yang tersenyum pedih.

"Dia sahabat terbaikku, aku tidak tahu jika secepat ini dia pergi."

Dia tidak menjawab, hanya mengangguk kemudian tersedu kembali. Terpaut dua minggu dari kematian sang ayah.

"Berapa usiamu? Yoongi-ya?"

"19 tahun."

Jimin menggeleng, tidak menempuh pendidikan formal karena Yoongi sedikit berbeda membuatnya paham bagaimana perasaan Seulgi.

"Aku Park Jimin. Aku teman dekat ibumu. Aku berharap kau mau menerima bantuanku, kau bisa tinggal bersamaku Yoongi"

'Park Jimin...'

"Apa kau mau?"

Yoongi hanya mengangguk pelan, kemudian terangkul oleh tangan Jimin yang melingkari bahunya.

Menoleh sejenak pada makam Seulgi. Menarik salah satu sudut bibirnya.


'Terima Kasih Noona, karena telah memudahkanku untuk bersama Jimin. Aku tidak menyesal membunuhmu karena kini aku bersamanya.'



End



Hope you will comeback soon friend. Gw kangen sama karya lu. Ini draft dari anomalee ke gw ya bukan karya gw, cuma update² doang 😢😢😢

HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang