22. Birthday part 2

1.3K 184 12
                                    

anomalee present


BIRTHDAY(Part2)

.

.


“Kurang ajar! Kau! Bajingan! Brengsek!”

Jimin hanya tertawa meski tubuhnya terasa sakit sekali dipukuli oleh kekasihnya. Memang salahnya, awalnya ia tidak bercanda akan ucapan panjangnya yang membutuhkan Yoongi dalam setiap napasnya, hanya saja melihat Yoongi bersedih sungguh bukan gayanya sekali.

Ya, Jimin berbohong.

Ia benar akan perkataannya yang menginginkan mereka berakhir, ia tidak tahu bahwa Yoongi menyiapkan kejutan sebegitu besarnya bila saja pemuda manisnya tidak mengatakan semuanya.

Padahal dirinya sangat menyayangi Yoongi, tadi dia khilaf karena godaan di sampingnya.

Hey sekretarisnya itu cantik! Salahkan Yoongi yang terlalu lama membuat kejutan hingga dirinya menghabiskan makan siangnya dihari ulang tahunnya bersama dengan sekretarisnya.

Yang lalu biarlah berlalu, masa depannya ada di depan bersama dengan Yoongi. Matanya yang kecil semakin tidak terlihat sekarang. Pipinya dan hidungnya memerah juga bengkak, lengket oleh air mata. Meski begitu, dia tetap terlihat cantik di mata Jimin.

“Kau menyebalkan Jimin.”

Kepalanya bersandar di dada kokoh milik Jimin, menyerah karena memang sudah lelah.

“Kau juga, ayo pulang saja.”

Yoongi ingin egois, jadi dia biarkan dua sahabatnya berada di luar entah di manapun itu sedang dirinya pulang bersama Jimin.

Oh si sekretaris Jimin menunggu di luar rupanya dengan wajah penasarannya. Yoongi jadi ingin balas dendam.

“Jiminnie sini.”

“Hm?” Jimin mendekat dengan segera, takut macannya mengamuk lagi.

CHUP!

Mata sekretarisnya membola. Yoongi mencium bosnya di depannya, rasanya dirinya tahu bahwa kekasih dari bosnya kini sedang mengumandangkan peperangan.








“Ingin sesuatu sebelum pulang?”

“Ada sih tapi nanti kau protes.”

Jimin tertawa kecil, tidak, dia tidak akan bisa marah pada Yoongi. “Katakan saja.”

“Benar ya?”

Lalu sekejap saja Yoongi terduduk di pangkuan Jimin menghadap ke kemudi. Punggungnya bertemu dengan dada Jimin. “Yoong?”

“Apasih?! Katanya tidak protes, bagaimana sih?!”

Jimin diam. Sudah siaga satu jika Yoongi mulai naik nada bicaranya. “Baiklah sayang.”

Sedang Yoongi justru senyum-senyum, duduk menyamping dengan nyaman di paha Jimin, tangannya memeluk Jimin dan merabai dadanya, mungkin orang akan berpikir kotor sekarang jika melihat mereka.

Tapi tidak dengan Jimin yang sudah tahu tabiat Yoongi.

“Tidak ada di sana sayang, di dashboard sana cari.”

Yoongi mengulurkan tangannya segera mengacak dashboard mobil Jimin dan menemukan benda kesayangannya yang tidak lain adalah dompet milik Jimin, mengambil satu kartunya dan mengembalikan dompet Jimin kembali.

“Untuk apa?”

“Bayar hadiahmu.”

“Bukankah kau membelikannya untukku?”

HOLD MY HANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang