“Aku berjanji kita akan hidup bersama bahkan mati pun bersama.”
“Ya Jimin.”
“Kau mau kan hyung?”
“Ya aku mau, sudahlah kau sangat cheesy.”
Full violence, silakan tekan kembali atau close jika tidak kuat. Saya sudah peringatkan
Mungkin itu hanya sebuah kata, tapi entah bagaimana kata-kata itu tidak pernah tersampaikan dengan jelas di otaknya. Itu adalah kenyataan, di mana aku ingin hidup bersama Yoongi hyung tapi aku juga ingin mati bersamanya.
Ini kan cinta sehidup semati?
“AAKKHH!!!”
Darahnya meluncur jatuh ke lantai kayu yang ada di halaman belakang rumah kami.
Yoongi hyung, terbentur karena ulahku.
“Ups maaf hyung.”
Kataku sambil menginjak lehernya kuat hingga bunyi tulang yang terinjak berbunyi.
“aakhh! J-jimin hentikan.”
Tidak.
Aku tidak akan pernah berhenti, apapun yang menyangkut milikku tidak akan bisa lolos dari diriku.
“Apa yang kau lakukan bersamanya hyung?”
Ku pergoki dia, Yoongi hyung bersama Namjoon hyung sedang bersama. Menghabiskan makan malam berdua tanpa tahu aku selalu mengawasinya dari jauh dan aku kecewa.
Tidak seharusnya seperti ini, tidak seharusnya ia menggali kuburannya sendiri.
Karena aku tidak mengenal toleransi.
Kakiku terangkat, “Apa lagi pembelaanmu hyung?”
Dia terisak, menangis untuk menggapai kakiku yang berdiri tegak di depannya.
Aku sudah kepalang sakit hati.
Kerahnya ku tarik, menghajarnya hingga matanya bengkak. Aku tidak mau tahu.
Wajahnya yang biasanya manis tersenyum kepadaku, kini sudah berwarna biru di beberapa sisi karena ulahku sendiri.
Ya.
Dia milikku, hak ku untuk melakukan apapun untuknya. Kalian bahkan tidak berhak menghentikanku.
Darah itu muncul dari sudut bibir dan dalam mulutnya, dia muntah darah karena aku terus memukul perutnya dengan lututku berulang kali, dan aku tersenyum.
Ini hukumannya.
“Aku tahu kau mencintainya hyung.”
Aku tidak bohong tentang ini. Seokjin adalah kakak laki-laki Taehyung sahabatku. Dia mengadu pada adiknya tentang adanya seorang perusak di hubungannya dengan Namjoon. Hanya saja aku sangat terkejut karena dia adalah Yoongi. Kekasihku sendiri.
Aku marah, membabi buta untuk menghajarnya.
Dia terjatuh, aku mengambil keramik berukuran sedang yang berada di dekatku, memukul kakinya dengan itu keras-keras.
Dan kalian harus tahu.
Dia hanya memakai celana sepaha.
Otomatis, pecahan keramik itu langsung mengenai kulitnya yang putih. Aku menyukai kulit itu ternoda dengan warna merah. Ya, darahnya sendiri.
“JIMIN!!!”
“Ya?”
Aku tahu ia kesakitan, sangat. Tapi aku mendiamkannya, menatap dengan tajam bagaimana orang itu bermain sandiwara di depanku.
Aku malas sekali.
Dengan tawa yang kencang aku menginjak pahanya. Semakin membuat keramik itu menancap di tubuhnya yang malang.
Kemudian aku berlutut, mungkin ini sudah dapat disebut kolam darah?
“Kau tahu aku mencintaimu, hyung. Tapi kenapa? Kenapa seperti ini akhirnya?”
Air mataku jatuh, dia terlihat sulit bernapas. Sangat jelas karena aku menancapkan pisau di lehernya.
Aku menangis sejadi-jadinya, memeluk tubuhnya yang sudah berlumuran dengan darahnya sendiri. Aku tidak ingin melihatnya lagi. Tanganku berusaha menghapusnya, menghapus darah nista itu dari tubuhnya.
Yoongi hyungku.
Matanya mendelik, aku menciumnya. Lalu aku tertawa terbahak-bahak.
Semuanya sudah berakhir tidak akan ada yang berani untuk menduakanku lagi, tidak ada lagi yang membuat Kim Seokjin itu sedih, atau bahkan bajingan keparat yang tega menduakan kekasihnya lagi.
Aku suka.
Semuanya berakhir.
Selamat Tinggal Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD MY HAND
Short StoryRANDOM PRIVATE!!! JUST ONESHOOT OR TWO SHOOT [MINYOON!!] Segelintir kisah antara seorang Park Jimin dan Min Yoongi, perjalanan menggapai cinta masing-masing, mencintai dan dicintai, tersakiti dan menyakiti, dan membuat bahagia. Tidak peduli mereka b...