SOULMATE 1 (FORTHBEAM FANFIC)

5

"Dr. Beam!"

Beam mendengar Forth memanggilnya putus asa, tapi Beam tak bisa tinggal di sana lagi. Dia benar-benar takut. Saat Forth menyentuhnya, Beam tahu bahwa Forth adalah orang yang sama dalam mimpinya. Segala sesuatu tentang Forth dalam kehidupan nyata seperti bayangan cermin Forth dalam mimpinya.

Cara Forth memeluknya, cara suaranya berbisik kepadanya, cara dia menatapnya, itu sama seperti dalam mimpi Beam yang membuat hatinya semakin berdebar. Bukan itu saja. Bahkan cinta yang dia miliki dalam mimpinya mulai berkembang menjadi kenyataan saat ia melihat Forth di dunia nyata. Beam mulai panik karena takut. Segalanya tampak tak nyata pada saat itu. Dia benar-benar sulit untuk menerima semuanya dan dia tahu bahwa dia harus pergi, agar dia bisa memikirkan masalah ini sebelum dia bisa menghadapi Forth dan menerima apa yang telah terjadi pada dirinya.

Beam segera bergegas keluar dari ruangan itu. Dia hampir berhenti ketika melihat Forth terhuyung dan berpegangan pada tempat tidur untuk menahan tubuhnya. Tapi begitu ia melihat bahwa Forth baik-baik saja, Beam terus bergegas keluar dari ruangan itu sebelum Forth bisa mendapat kekuatannya kembali untuk menghentikannya.

"Anda baik-baik saja, Dr. Beam? Apa semuanya baik-baik saja?" Seorang perawat yang bertugas mendatanginya dengan cemas.

Beam mengangguk dengan senyum palsu di wajahnya yang tampan. "Aku baik-baik saja." Dia menjawab dan menunduk menatap tangannya, menyadari bahwa ia masih memegang file data milik Forth, jadi dia cepat memberi catatan file itu pada perawat tersebut sebelum ia berjalan ke toilet terdekat.

Beam merasa mual. Dia berjalan pelan menuju wastafel lalu membungkuk sambil membuka keran dan membiarkan air mengalir. Kemudian dia mulai membasahi wajahnya yang berkeringat untuk menenangkannya. Dia mengulangi proses itu beberapa kali sampai dia merasa bahwa dia baik-baik saja.

"Forth .." Beam menggumamkan nama itu pelan. Apa yang terjadi pada keduanya? Mengapa mereka memiliki mimpi yang sama? Siapa sebenarnya Forth? Apakah mimpi-mimpi itu mencoba mengatakan sesuatu kepada mereka? Tapi apa yang dia lakukan dalam situasi absurd ini?

Beam penuh dengan pertanyaan. Tapi ia masih tidak bisa mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaan yang terus bermunculan di benaknya. Dia sangat ingin meninggalkan rumah sakit untuk menjernihkan pikirannya, tapi dia tidak bisa melakukan itu karena ia memiliki tugas klinik yang harus dia lakukan.

Beam mendesah dan memejamkan mata selama beberapa menit. Setelah ia merasa jauh lebih baik, dia mengeluarkan telepon dan membuat panggilan konferensi untuk Phana dan Kit.

"Guys ...." Teriak Beam dengan suara gemetar.

"Beam? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi padamu?"Tanya Kit cemas.

"Kau sakit, Beam?" Phana juga khawatir. Suara Beam berbeda dari pagi ini, yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya.

"Dia nyata, guys ..."

"Siapa yang kau bicarakan? Siapa yang nyata." Phana bertanya ingin tahu.

"Beam, apa kau mengatakan bahwa pria dalam mimpimu itu nyata?" Kit menyela saat ia menyadari apa yang Beam coba beritahukan pada mereka.

"Ya, Kit. Dan dia juga ada di sini. Di rumah sakit ini."

"Oh..Tuhan!"

"Beam, kita bicarakan tentang orang itu saat makan siang nanti. Saat ini, kau harus menarik napas panjang dan mencoba melupakannya untuk sementara waktu. Kau punya pekerjaan yang harus dilakukan. Jangan memikirkannya untuk saat ini. Kau bisa melakukannya?" Tanya Phana untuk memastikan Beam bisa meneruskan pekerjaannya.

"Kurasa aku bisa melakukan itu."

"Jika kau tidak bisa, beritahu kami, Beam. Kami akan mencari seseorang untuk mengambil alih pekerjaanmu untuk hari ini. '

"Aku baik-baik saja, Kit. Aku bisa melakukannya."

"Yah, untuk sementara, kontrol dirimu, Beam, dan segera hubungi kami jika memiliki kesulitan." Kata phana kepada Beam.

"Terima kasih, guys. Jangan mengkhawatirkanku. Aku akan menemui kalian saat makan siang nanti." Jawab Beam sebelum mengakhiri telepon dan kembali pada pekerjaannya.