Beam menyuapi Forth sendok terakhir makanannya, kemudian mengusap bibir Forth dengan tisu basah, sebelum ia memberikan Forth air untuk minum. "Hmm ... Kenapa aku merasa seperti babysitter, bukannya dokter pribadimu?" Beam menarik napas pelan sambil menarik meja di atas tempat tidur dan mendorongnya ke dinding terdekat. Kemudian, dia berjalan kembali ke Forth dan duduk di tempat tidur dan menghadapnya. "Apa kau benar-benar akan tetap diam seperti ini?" Dia cemberut dan mendesah sambil menatap mata Forth.
Forth masih tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia terus menatap Beam dan melihat setiap gerakan yang dibuat Beam dengan penuh pesona. Beam mulai bosan dan lelah.
"Pinjami aku handphonemu. Aku harus menelepon Mr. Wayo." Beam menyambar handphone Forth dari meja samping tempat tidur dan membuka contact untuk mencari nomor Wayo. Begitu menemukannya, dia dengan cepat menelepon orang itu.
'Halo, P' Forth.'
"Ini bukan P'Forth mu. Ini Dr Beam." Beam memperkenalkan diri kepada Wayo.
'Owh, Dr. Beam ... Kenapa kau meneleponku?'
"Hanya untuk mengatakan bahwa kau pembohong." Beam mengatakan sambil melirik Forth yang tampak terkejut dengan tuduhan Beam.
"Apa maksudmu, Dr. Beam? Aku bukan pembohong. Aku tidak pernah berbohong kepada siapapun.'
"Tapi kau berbohong padaku. Kau bilang dia pria yang gentle dan dia akan melakukan apa saja untuk memenangkan hatiku, tapi jelas dia tidak seperti itu. Dia sudah mengabaikanku dan .."
Forth dengan cepat menyambar telepon dari Beam dan berbicara dengan Wayo. "Aku akan bicara denganmu nanti, Wayo." Dia menutup telepon, melemparnya ke tempat tidur dan menarik Beam untuk duduk di pangkuannya dengan kaki Beam menggantung di paha Forth.
"Akhirnya kau bicara." Beam bergumam mengejek sambil mencoba untuk turun dari pangkuan Forth tapi pria itu telah mengunci tubuhnya untuk menahannya.
"Katakan, Dr. Beam. Benarkah kau menungguku memenangkan hatimu?" Tanya Forth sementara ia meletakkan dagunya di bahu kanan Beam.
Beam menelan ludah karena ia merasa napas hangat Forth menyapu lehernya. Dia memiringkan kepalanya menjauh dari Forth dan mengabaikan semua perasaan yang mulai terbentuk di dalam dirinya.
"Tidak, sudah tidak lagi. Aku ingin pulang. Aku benar-benar lelah. Aku ingin tidur." Beam berkata sambil berpura-pura menguap beberapa kali, jadi Forth akan kasihan padanya.
"Apa kau menyetir mobil sendiri?"
"Tidak, aku akan naik taksi."
"Kenapa kau tidak tidur di sini bersamaku?"
"Tidur denganmu? Aku tidak gila untuk tidur dengan seorang pasien. Tolong biarkan aku pergi, aku mengantuk dan benar-benar harus pulang dan beristirahat." Mohon Beam. Dia tidak memiliki kekuatan untuk mendorong Forth dan berharap akhirnya Forth akan melonggarkan lengannya di tubuhnya.
"Dr. Beam, tinggallah bersamaku malam ini."
"Aku tidak mau. Aku bau. Aku harus mandi dan ganti pakaian. Aku ingin tidur." Balas Beam sambil memikirkan tempat tidur yang nyaman saat kembali ke apartemennya.
"Kau bisa mandi di sini, aku akan meminta Ming membeli baju baru untukmu, dan kau bisa tidur di tempat tidur ini sedangkan aku tidur di sofa itu." Forth menyarankan agar Beam tidak meninggalkan dia sendirian.
"Kau sedang membujukku, bukan? Dan kenapa kau harus merepotkan sepupumu? Kasihanilah dia. Dia pasti lelah. Biarkan aku pergi untuk hari ini. Aku akan kembali besok untuk memeriksa kesehatanmu karena hari ini aku tidak melakukannya sama sekali. Aku terlalu sibuk menyuapi bayi besar sampai membuatku benar-benar lupa alasan utamaku di sini.
"Tolong jangan pergi."
"Kenapa?"
"Aku takut aku akan kehilanganmu."
Beam mendesah dan memikirkan cara untuk membebaskan dirinya. Tapi sama sekali tidak ada yang terlintas dalam pikirannya. "Mr. Forth, kasihanilah aku. Jangan membuatku melakukan sesuatu yang tidak ingin aku lakukan."
"Baik, aku akan membiarkanmu pergi tapi dengan satu syarat."
"Apa itu?"
"Biarkan aku menciummu."
"Di bibirku?"
Forth mengangguk beberapa kali.
"Tidak mau!!"
"Hanya kecupan di bibirmu." Tawar Forth.
"Tidak. Tapi aku akan mengijinkanmu mencium dahi atau pipiku. Ya atau tidak, karena bagaimanapun aku tetap akan meninggalkan ruangan ini. Aku tahu cara yang bisa membuatku meninggalkan ruangan ini dan berhenti menjadi dokter pribadimu." Beam mengancam pria itu.
"Baiklah, kau menang." Forth membungkuk dan mencium pipi Beam sebelum ia membiarkan Beam berdiri dari pangkuannya.
"Anak baik." Kata Beam sambil menepuk lembut kepala Forth. "Pastikan kau tidur dan aku berjanji akan kembali lagi besok pagi. Sampai jumpa." Beam tersenyum dan cepat-cepat keluar sebelum Forth berubah pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 1 (FORTHBEAM FANFIC)
Fanfiction"Aku tidak tahu, Kit. Aku tidak berpikir pernah berhubungan dengan seorang pria sebelumnya, tapi aku memiliki mimpi yang sama selama hampir satu bulan mengenai seorang pria yang terus berkata bahwa ia akan selalu mencintaiku. Dan hatiku mengatakan...