14

4.6K 509 44
                                    





Beam mulai khawatir saat tiba di rumah sakit pagi itu. Dia segera menelepon Phana dan Kit untuk membatalkan pertemuan mereka untuk sarapan karena dia harus pergi ke kamar Forth. Dia menerima telepon dari rumah sakit mengenai Forth yang mengalami serangan panik dan Beam harus segera hadir di sana karena Forth terus berteriak ingin melihat Beam.

Beam berlari sepanjang jalan dari tempat parkir ke kamar Forth. Dan ketika ia tiba di ruangan itu, ia melihat Forth ditahan di tempat tidurnya oleh empat orang untuk menghentikannya menyakiti diri sendiri. Perawat senior yang ada di sana juga gagal menyuntikkan obat penenang pada Forth karena dia bahkan tidak bisa mendekat pada Forth. Pria itu bergerak terlalu keras dan perawat takut hal itu bisa menyebabkan jarumnya patah.

Beam tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk membantu Forth. Dia cepat naik ke tempat tidur dan berhenti tepat di atas tubuh Forth sambil menangkup wajah Forth dan memaksanya untuk melihat matanya.

"Mr Forth ..tenang. Ini aku, Dr. Beam. Aku di sini sekarang. Aku di sini. Ambil napas dalam-dalam dan tenangkan dirimu." Kata Beam pada Forth yang terengah-engah karena melawan empat orang untuk melepaskan diri dari pegangan mereka.

"Dr. Beam .." Ekspresi Forth melunak setelah ia melihat Beam ada di depannya. Dia mulai tenang dan berhenti bergerak. Dia terjatuh kembali ke kasur dan mulai menarik napas dalam-dalam.

"Kalian semua bisa pergi sekarang dan tolong kunci pintunya." Beam menginstruksikan keempat pria dan perawat itu untuk meninggalkan ruangan sambil menatap Forth yang sedang menangis.

"Mr. Forth ... Apa yang terjadi? Kenapa kau bertingkah seperti ini? Kenapa kau panik?" Tanya Beam pelan sambil menarik Forth untuk duduk dan memeluk pria rapuh itu.

Beam mengusap lembut punggung Forth berulang kali untuk menenangkan pria itu. Dia merasa hatinya hancur saat mendengar Forth menangis di bahunya sambil merangkul tubuh kecil Beam.

"Forth ... tolong katakan padaku ada apa? Biarkan aku membantumu." Beam memutuskan untuk menghilangkan keformalan dan memanggil Forth dengan namanya saat dia bertanya kepada pria itu alasan kenapa dia bertindak seperti itu.

"Dr. Beam ... Aku tidak bermimpi yang sama lagi. Aku kehilangan mimpi-mimpi itu. Apakah ini berarti aku akan kehilanganmu juga dalam kehidupan nyata?" Tanya Forth dengan suara serak.

"Apa maksudmu kau telah kehilangan mimpi itu?" Beam bingung.

"Aku menuruti perintahmu untuk tidur tetapi ketika aku bangun, aku menyadari bahwa aku tidak bermimpi tentangmu sama sekali."

Beam langsung membeku. Itu membuatnya berpikir. Ia baru saja menyadari bahwa ia juga tidak memimpikan Forth tadi malam. Dia menarik Forth dan menatap dalam ke matanya sambil menyeka air matanya.

"Forth, aku juga tidak memimpikanmu tadi malam." Balas Beam pelan.

"Aku tidak tahu tentangmu tapi aku tidak bisa hidup tanpa mimpi itu, karena aku sangat mencintaimu dalam mimpi itu."

"Forth, kenapa kau ingin mencintaiku dalam mimpi-mimpi itu ketika kau bisa mencintaiku di dunia nyata?" Beam bertanya secara retoris.

Forth bengong.

"Pikirkan secara rasional Forth, menurutmu kenapa kita kehilangan mimpi itu?"

Forth mengangkat bahu dan mengerutkan alisnya saat ia mencoba menemukan alasan paling logis. "Aku benar-benar tidak tahu, Dr. Beam."

Beam mendesah dan duduk di sebelah Forth. "Aku juga tidak tahu. Tapi menurutku, aku rasa itu terjadi karena kita telah menemukan satu sama lain di dunia nyata."

"Dr. Beam ..."

"Panggil aku Beam, bukan Dr. Beam. Ini terlalu formal." Beam menyarankan.

"Beam ... apakah ini berarti ....."


*Ulalaaaaa  keasikan nonton AB jd lupa buat up :v
Mumumuuuuu ketjup atu atu :-*

SOULMATE 1 (FORTHBEAM FANFIC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang