Beam mulai menyuapi Forth, mengabaikan empat pasang mata yang menatapnya dengan aneh. Dia bahkan mengusap bibir Forth dengan ibu jarinya untuk membersihkan mulut Forth, dan kemudian menghisap ibu jarinya sebelum ia memakan sarapannya.
"Err ... P' Forth .." Ming mengangkat alis dan menggaruk lehernya sambil memperhatikan Dr. Beam dan Forth.
"Ya, Ming?"
"Apa tanganmu sedang sakit?"
"Tidak."
"Lalu kenapa Dr. Beam menyuapimu? Tidakkah kau memiliki tangan sendiri untuk makan? Dan Dr. Beam ... Kau menghisap jempol yang telah kau gunakan untuk membersihkan bibir P'Forth! Itu bisa dibilang ciuman tidak langsung antara kalian berdua!"
"Err ...apa aku benar-benar melakukannya?" Beam memandang Phana dan Kit untuk menjawabnya.
"Ya, Beam. Tidakkah kau melihat bagaimana terkejutnya kita." Phana menjawab sambil mengangkat kedua alisnya.
"Aku bahkan tidak menyadari aku melakukan itu. Kenapa tidak ada yang menghentikanku?" Tanya Beam dengan malu.
"Karena Forth menikmatinya." Kata Kit sambil tersenyum nakal.
"Kau menyukainya?" Tanya Beam sambil menepuk ringan kepala Forth yang mengangguk kencang.
"Awhh! Mataku !! Tutup matamu juga, Yo!" Ming cepat meletakkan telapak tangannya di atas matanya. "Ini berlebihan, P' Forth! Kemana pria yang selama ini arogan itu?" Tanyanya sambil menggelengkan kepalanya dengan penuh semangat.
Forth memukul kepala Ming ringan. "Berhentilah bersikap dramatis, Ming. Biarkan aku menikmati dimanjakan oleh Dr. Beam. Kau bisa pergi jika tidak menyukainya."
"Kau dengar, pergi jika kau merasa terganggu!" Kit menyela.
Ming menatap Kit dengan wajah shock. "Dr. Kit, kau ingin aku pergi? Aku merasa hatiku hancur berantakan karena kata-kata kasarmu." Dia mencengkeram dadanya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Wayo.
"Awhh ... kasihan temanku. Dr. Kit, jangan terlalu kejam pada temanku." Wayo berkata sambil menghibur sahabatnya.
"Ya, Kit, kasihanilah dia." Kata Beam pada Kit dengan menggoda.
"Diam, Beam!"
"Dr. Pha .. apa ada sesuatu di wajahku? Kau terus menatap wajahku ..and itu sangat tidak nyaman." Wayo berkata sambil melambaikan tangannya di depan Phana.
"Jadi, kau memperhatikanku?" Phana tersenyum lebar.
"Apa kau sengaja melakukan ini hanya untuk mendapat perhatian?" Wayo melongo pada dokter tampan.
Phana tersenyum malu-malu.
Wayo terdiam tapi kemudian ia terkekeh pelan sambil menggelengkan kepala karena kelucuan Phana.
"Forth, kau sudah selesai? Apa kau masih ingin makan lagi? Atau kau mau minum kopi?" Tanya Beam pelan.
"Bisakah aku meminta sesuatu yang lain?"
"Tentu, apa yang kau inginkan?"
"Ciuman darimu." Tanya Forth dengan wajah polosnya. ( hahahaa astaga,,gue ngakak sumpah :v -cha )
Semua orang di meja tersentak dengan keberanian Forth.
"Tentu, tapi aku tidak mau mencium di bibirmu. Itu kesepakatan. Ya atau tidak sama sekali." Beam menyatakan peraturannya. Dia tertawa kecil saat ia melihat Forth lesu karena kalah dalam kesepakatan itu.
"P' Forth, kau lebih baik tidak memaksa Dr. Beam atau kau tidak akan mendapatkannya sama sekali." Kata Wayo menasehati Forth.
"Yo, apa itu alasan Dr. Kit membenciku? Apa aku terlalu memaksa?" Ming bertanya sambil menatap Kit.
"Denganmu, aku tidak berpikir Dr. Kit membencimu karena kau terlalu memaksa, tapi itu karena kau terlalu agresif dan berisik. Kau menakutinya. Apakah aku benar, Dr. Kit?" Wayo menggerakkan alisnya pada Kit.
"Salah, aku hanya tidak menyukainya." Kit menjawab terus terang sambil menatap Ming.
"Argh !! Hatiku!" Ming berpura-pura mengalami serangan jantung.
"Ming ..lihat!" Wayo tiba-tiba menyenggol Ming dan menunjuk seseorang yang sedang menatap Ming.
Ekspresi Ming berubah setelah ia melihat orang itu. Dia menjadi tanpa ekspresi dan tanpa emosi.
(Zo berperan sebagai Ti di PartTime the series di mana dia adalah seseorang yang Kimmon cintai. Mereka bahkan berciuman. Itulah sebabnya author memilih dia)
"Apa yang dia lakukan di sini, di rumah sakit ini?" Tanya Forth."Apa kalian berbicara tentang Zo Wongsapat?" Kit bertanya pada Forth.
"Kau kenal dia, Dr. Kit?" Forth menanyai dokter lesung pipi itu.
"Dia adalah salah satu pasienku, dia pingsan kemarin karena terlalu banyak bekerja. Kau kenal dia?"
"Dia mantan kekasih Ming." Wayo menjawab sambil menatap Ming cemas.
"Menarik .." Kata Beam dan mengamati lebih jelas orang itu. Ada kemiripan antara Kit dan pria Zo itu.
"P' Forth, karena kau baik-baik saja, mungkin sudah waktunya aku dan Wayo untuk pergi. Aku tahu kau berada di tangan yang tepat dengan Dr. Beam bersamamu."
"Yah, aku dokter pribadinya, tentu saja dia baik berada di tanganku.." Beam membalas dan mengangkat kedua tangannya.
"Aku senang mendengar itu. Kalau begitu, sampai jumpa Dr Kit. Aku harap kau akan berhenti membenciku atau aku akan benar-benar sedih. Ayo, Wayo, kita pergi." Ming tersenyum dan pergi terlebih dahulu.
"Sampai jumpa, Dr. Pha." Wayo mengedipkan mata pada Phana yang benar-benar terpana. Dia tertawa dan menepuk kepala Phana ringan sebelum ia berbalik untuk pergi. Tapi langkahnya terhenti saat Forth memegangi lengannya.
"Tolong jaga Ming. Pastikan dia tidak melakukan hal berbahaya apapun."
Wayo mengangguk dan meninggalkan meja untuk mengejar sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE 1 (FORTHBEAM FANFIC)
Fanfiction"Aku tidak tahu, Kit. Aku tidak berpikir pernah berhubungan dengan seorang pria sebelumnya, tapi aku memiliki mimpi yang sama selama hampir satu bulan mengenai seorang pria yang terus berkata bahwa ia akan selalu mencintaiku. Dan hatiku mengatakan...