3 : Sena

10.8K 765 8
                                    

Aku Sena Andreas, 24 tahun, seorang gadis yatim yang berasal dari keluarga sederhana. Papaku meninggal ketika aku duduk di bangku SMA.

Beruntungnya, papaku merupakan sosok yang sangat bertanggung jawab. Tanpa sepengetahuan aku dan mama, semasa hidupnya ternyata papa sudah memikirkan masa depan pendidikanku dengan membuka rekening asuransi pendidikan.

Namun uang itu tidak pernah dipakai untuk biaya kuliah, karena berkat nilai-nilaiku yang memuaskan, aku mendapat beasiswa penuh dari pemerintah. Jadi, satu tahun setelah kepergian papa, aku dapat melanjutkan studi ke universitas negeri di Bandung dengan jurusan manajemen.

Setelah lulus 2 tahun yang lalu, aku dan mama sepakat untuk membuka sebuah usaha resto di Bandung dengan modal uang asuransi yang ditinggalkan papa. Mamaku hanya fokus dalam mengurus masakan, sementara aku mengelola manajemennya. Dalam waktu 1 tahun, resto ini dapat mengembalikan modal awal kami.

Mama memberikan seluruh penghasilan tersebut untukku. Beliau berkata, dari awalnya uang tersebut memang hak-ku. Mama bilang anggap saja dia meminjam modal dariku dan sekarang dikembalikan. Mama menyerahkan sepenuhnya uang itu kepadaku, dan membebaskanku untuk menggunakannya asalkan dengan tujuan yang baik.

Pada saat yang sama, sepupuku yang paling dekat denganku – Selly – mengajak kerja sama untuk membuka sebuah cafe di Jakarta. Aku tertarik dengan business plan yang dia ajukan dan setelah aku pelajari, aku menyetujui untuk bekerja sama dengannya. Selly masih kuliah semester akhir jurusan bisnis.

Jadi, uang yang aku miliki sekarang ini akan digunakan untuk membuka usaha serta menyewa sebuah apartement minimalis tempat aku tinggal di Jakarta.

Karena satu dan lain hal, aku dan Selly baru dapat merealisasikan Sense Cafe sekarang. Bisa dikatakan kami sedang merintis usaha cafe ini.

Aku dan juga Selly sepakat untuk menggunakan jasa fotografer profesional untuk melancarkan promosi dan pemasaran cafe kami. Mario – pacar Selly – setahuku dia memiliki usaha fotografi. Aku meminta bantuan Mario untuk melakukan food photoshoot pada menu-menu yang akan disajikan. Tapi Mario bilang dia mempunyai teman yang lebih expert untuk melakukan photoshoot tsb.

And, yups...temannya itu Regina yang tidak kunjung datang pada waktu yang telah dijanjikan. Kesan awal sudah kurang baik. Namun aku masih menghargai Mario sebagai orang tersayang dari sepupuku tersayang.

Penilaian pertamaku begitu bertemu dengan Gina yaitu : tidak serius. Terbukti dari kedatangannya yang terlambat, lalu dia tidak ingat namaku padahal aku sudah menyebutkannya ketika menghubunginya. Dia seharusnya ingat pada calon-calon client-nya. Jika tidak, maka dapat kukatakan bahwa dia bukan orang yang serius.

Tapi yaaa...mungkin aku sedikit salah. Aku melihat keseriusan Gina ketika dia berkutat dengan kameranya. Dia terlihat fokus pada pekerjaannya. Dan memang hasilnya tidak mengecewakan.

Penilaian selanjutnya mengenai Gina : flirty. Pertama, saat dia menyebutkan alasannya mau bekerja denganku karena Mario bilang aku cantik. Dua, saat ia dengan seenaknya menarik pinggangku untuk duduk di pangkuannya. Tiga, saat Gina memanggilku beib dan mengerlingkan matanya.

Dari ketiga hal itu, aku menarik kesimpulan kalau Gina mungkin saja penyuka sesama. Kenapa aku tahu? Karena aku punya sahabat lesbian, dan di kampusku dulu ada beberapa orang yang aku tahu mereka juga lesbian.

Sahabatku ketika SMA – Audy – pernah menyatakan perasaannya padaku saat aku terpuruk karena kepergian papaku. Audy bilang dia sayang padaku dan tidak ingin melihatku terpuruk seperti itu. Dia mengatakan bahwa dia menyukaiku dari awal masuk SMA. Namun karena tidak ingin aku takut serta menjauhinya, maka dia menyimpan perasaannya dan mencoba menjadi temanku. Setelah dia menyatakan perasaannya, aku tidak takut ataupun menjauhinya. Aku menolaknya, karena memang tidak merasakan hal yang sama, namun kami tetap bersahabat. Audy sahabat yang baik. Tidak ada alasan bagiku untuk menjauhinya hanya karena dia menyukaiku. Lagipula, aku bukan lesbian. Mungkin.

That's story of my life. See ya on next chapter.

 See ya on next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartment Sena (Sumber : twitter, tapi lupa dari akun apa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartment Sena (Sumber : twitter, tapi lupa dari akun apa)


To be continue

I'm Happy When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang