Sena's PoV
Malam ini Gina menginap di apartmenku karena besok pagi dia sudah harus ke airport. Jarak dari tempat tinggalku ke airport sangat dekat, hanya memerlukan waktu 30 menit dengan berkendara. Dia sekarang sedang berbaring di pahaku sambil iseng menggigit perutku."Ih kamu nih ga bisa diem banget jadi orang. Geliii... Udah dong Giiinn..." pintaku padanya karena tindakannya itu membuatku kegelian. Setelah itu barulah dia berhenti berulah.
"Besok aku anter ke airport ya, Gin?" tanyaku padanya yang besok akan pergi ke Bali untuk negosiasi dengan client. Gina bercerita padaku kemungkinan PH-nya akan membuka tempat di Bali karena mendapat tawaran kerja sama. Berhubung Mario sudah mulai sibuk mencari vendor untuk pernikahannya, jadi ia mempercayakan pada Gina untuk mengurus hal-hal yang diperlukan. Selain itu, Gina juga memang ada pekerjaan untuk melakukan food photoshoot di sebuah resto dan sebuah coffee shop di sana.
"Ga usah, sayang. Mending kamu tidur dan istirahat. Jaga kesehatan selama aku pergi. Ga ada yang anter jemput kamu ya selama seminggu?"
"Ga pa-pa aku bisa nyetir sendiri. Mobil kamu aku pinjam ya?"
"Iya pake aja. Hati-hati ya. Kabarin aku tiap kamu mau pergi."
"Iyaa... Belum apa-apa aja ini aku udah kangen sama kamu."
"Sama. Aku juga kangen sama aku. Emang aku ngangenin sih. Hehe."
"Ih... merusak momen deh."
"Bobo aja yuk."
"Ngga pengen."
"Pengennya yang ngga-ngga ya?"
"Ih...apa sih kamu? Pikirannya yang ngga-ngga aja."
"Hahaha... Duh, ga mau ninggalin kamu sebenernya."
"Peluukk..."
"Giliran mau ditinggal baru deh manja."
"Biarin."
"I love you, Sen." Dia bangun dari posisi berbaringnya kemudian menciumku. Ciumannya kali ini sedikit menuntut, mungkin karena kami akan berjauhan selama seminggu ke depan. Ciumannya tetap lembut seperti biasa. Gina menciumku dalam dan lama. Hingga akhirnya dia yang menyudahi karena lama kelamaan nafasnya mulai memburu.
"Bobo yuk sayang. Kalo gini terus nanti lama-lama aku ga tahan," ucapnya pelan.
"Kalo gitu jangan ditahan."
Dia menggeleng dan memegang tanganku yang sedang mengelus pipinya. "Kalo ga ditahan, aku ga akan bisa berhenti. Nanti kamu ga bisa jalan."
"Try me!"
Dia menggeleng lagi. "Ngga. Aku sayang sama kamu, aku ga mau merusak kamu," katanya kemudian memelukku.
* * *
Pagi ini aku bangun tanpa Gina di sampingku. Dia pasti sudah pergi ke airport dan tidak mau membangunkanku. Aku mengambil handphone untuk mengirim pesan pada Gina. Ada secuil kertas di atas ponselku.
Morning sayang. Aku pergi dulu ya. Aku pasti kabarin kamu begitu sampai Bali. Oiya, tadi aku curi 7 kiss dari kamu karena selama seminggu nanti aku ga bakal dapet morning kiss. Hehe.
Aku tersenyum dan menyentuh bibirku begitu selesai membaca pesan singkat dari Gina.
Gina. Seseorang yang selalu bisa membuatku tersenyum karena hal kecil. Hatiku sudah utuh digenggam olehnya. Aku tau sebesar apa dia menyayangiku. Dia selalu bisa mengontrol dirinya meskipun hasratnya tinggi. Dia pernah berpesan agar aku menghentikannya jika dirasa tindakannya terlalu jauh. Dia sangat mau mengalah untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Happy When I'm With You
RomanceRegina, biasa dipanggil Gina : cewek extrovert, manis, periang, cuek sama diri sendiri tapi care sama pasangan, mantan player. Sena : cewek introvert, cantik, kalem, cerdas dan penyabar. Tapi Sena ga bisa sabar menghadapi kelakuannya Gina.