9 : Seriusnya Bercanda

7.9K 644 16
                                    

"Ga maksud apa-apa. Pertama aku tau kamu straight, kedua kamu itu tipe cewe baik-baik. Mana pantes sih sama aku? Tenang aja, aku ga akan modusin kamu, ga akan modusin cewe lurus."

...

"Kecuali khilaf."

Sena's PoV

Karena tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Gina, aku bertanya lebih lanjut, "Maksud kamu apa sih?"

"Ga maksud apa-apa. Becanda doang Sen."

Gina kan pandai berkilah, tentu aku tidak percaya begitu saja. "Are you sure? Emang kamu ada niat modusin aku?"

"Ngga. Gausah dianggap serius, gue cuma becanda."

"Kamu ga suka sama aku kan?" tanyaku semakin mendesak Gina.

Gina's PoV

Ditanya seperti itu, mendadak aku mendapatkan ide untuk kembali menjahili Sena. "Ya sukalah, ga mungkin ga suka sama kamu."

"Kenapa ga mungkin?"

"Ya ga mungkin. Nih ya, kamu itu cantik, menarik, cerdas, mandiri, cewe baik-baik. Ga ada alasan untuk ga suka kan?"

"Kok kamu kaya lagi mendeskripsikan diri kamu sih?"

"Oh jadi menurutmu aku itu cantik, cerdas, mandi..."

"Kecuali bagian cewe baik-baik, itu ga termasuk," potong Sena cepat.

"Hahahahaha... gitu banget sih sama aku." Ucapku sambil mengacak rambut Sena.

"Iiihh apa sih Gin pake ngacak-ngacak rambut aku?" Sena sewot sambil merapikan rambutnya kembali.

"Kamu tuh lucu Sen. Gemesin banget. Well, pertanyaan aku tadi belum selesai. So, statement kamu tadi berarti bilang kalo ga ada alasan untuk ga suka sama aku kan?"

"Huh? Aku ga bilang gitu."

"Ya iya dong, tadi kan aku menggambarkan diri kamu, terus kamu bilang itu kaya ngomongin aku sendiri. Berarti aku cantik, menarik, cerdas, mandiri, tapi bukan cewe baik-baik. Minus itu doang, ga ada alasan untuk ga suka sama aku kan?"

"Malah banyak alasan untuk ga suka sama kamu. Kamu itu nyebelin, playgirl, mesum, genit, rese, ganggu."

"Yakiinn? Tar kamu kangen kalo aku ga gangguin kamu." Aku terus mengusili Sena lalu mengedipkan sebelah mata.

"Tuh kan genit. Itu mata kenapa kedip-kedip segala? Kelilipan?"

"Sena.. Sena.. kamu tuh bener-bener sangaatt..."

"Apa?"

"Menarik"

"Udah jangan gangguin aku terus. Ayo pulang. Aku harus banya istirahat soalnya mulai besok aku makin sibuk karena mau prepare buat opening cafe."

"Yuk. Kasurnya udah nunggu kita boboin."

"Gin." Sena memicingkan mata dan berkata dengan nada serius.

"Iya iya becanda sayaang. Galak amat. Jadi mikir deh kalo aku pacarin kamu, bisa dimarahin terus."

"Ya wajarlah kamu kan emang ngeselin. Apa-apa dibecandain."

"Eh...Wait, wait."

"Apalagi?"

"Kalo aku pacaran sama kamu bisa-bisa dimarahin mulu, terus kamu bilang wajar."

Sena yang menyadari bahwa ia telah salah bicara langsung salah tingkah. "Ga gitu!"

"Jadi pacaran nih kita?"

"Gina! Udah sih jangan becandain aku terus."

"Maunya diseriusin?"

"Astagaaa... aku bisa stroke kalo lama-lama sama kamu."

"Ugh, masih muda penyakitan."

"GINA!"

"Iya iyaa ayo pulang. Kamu nih keliatannya aja kalem, aslinya galak kaya singa." 

Sena melotot. Akhirnya aku menuruti keinginan Sena untuk pulang setelah percek-cokan yang biasa terjadi diantara kami. Mengganggu Sena benar-benar menjadi hiburan tersendiri bagiku. Berada di dekatnya dapat membuatku bahagia karena bermacam ekspresi yang ditunjukkannya saat aku menjahilinya.

"Sen, yang tadi itu becanda semua ya. Jangan dipikirin." kataku saat berjalan menuju unit apartment-nya.

"Yang mana? Soal kamu putus?"

"Yeee...itu sih serius. Masa putus becanda?"

"Makanya kamu jangan segala dibecandain. Giliran lagi serius orang bakal mikir kamu tetep becanda."

"Yang bener tuh apa apa jangan diseriusin. Nanti cepet tua, kaya kamu."

"Heh!"

"Denger dulu. Aku lagi serius nih beneran."

"Apa?"

"Yang tadi itu becanda."

"Jadi serius apa becanda nih? Yang jelas dong."

"Jelasnya sih aku maunya status kita itu . . ."

Sena kembali merespon dengan pelototan. Melihatnya begitu aku batal mengganggunya lebih jauh.

"Aduuh susah nih ngajak singa becanda. Maksud aku, soal aku suka sama kamu, soal modusin kamu tadi itu becanda. Ntar kamu jaga jarak lagi gara-gara ngira aku ngejar-ngejar kamu."

"Ya nggalah. Kalopun kamu beneran suka, tinggal aku tolak aja apa susahnya? Belum pernah ditolak kan? Biar jadi rekor penolakan pertama buat kamu."

"Ni singa kepedean. Ya udah deh aku pulang ya. Kamu istirahat."

"Iya kamu juga. Thank you udah treat me well hari ini, meskipun ga well-well amat sih karena kamu usil terus seperti biasanya."

"Harus banggalah kamu. Cuma kamu aja yang aku usilin sampe segitunya."

"Bangga apaan? Sial banget dong aku."

"Yaudah aku pulang. Bye Sen."

"Hati-hati. Kalo udah sampe kabarin, jangan kaya tadi siang."

"Oke sayang."

Sena kembali melotot. 

"Awas matanya copot dari tadi melotot terus." Aku pun melangkah pulang dengan rasa senang karena perhatian kecil dari Sena. Dia benar-benar dapat membantu meringankan pikiranku.

To be continue

I'm Happy When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang