30 : Audy (1)

7.2K 457 14
                                    

Audy's PoV
“Ngapain lo kesini? Kenapa juga lo bisa masuk kamar ini?” Begitulah reaksi Gina ketika melihatku berada di kamar yang Sena tempati.

Pertanyaan yang diajukan dengan nada curiga darinya membuatku ingin mengganggunya.
"Bisalah. Gue pesan kamar suite ini spesial untuk honeymoon gue sama Sena. Menurut lo, kenapa gue bisa punya kunci kamar ini, hm?"

Raut wajahnya menunjukkan amarah setelah mendengar perkataanku.
Gotcha! Emosi dan rasa cemburunya sangat mudah dipancing.

Gina tidak melawanku karena sedang naked. Kalau saja tidak naked, pasti dia sudah menyeretku keluar dari kamar ini.

"Sen?" Dia mencari jawaban dengan bertanya pada Sena.

Sena melihat padaku dan memperingatkanku. "Ck, aku udah bilang kamu jangan macem-macem."

"Apa maksudnya Sen?" tanyanya lagi.

Aku menyela sebelum Sena menjawab. “Gue mau ngobrol sama kalian, khususnya sama lo," tunjukku pada Gina. "Cepet pada pake baju gih, gue tunggu di bawah.”
Setelah berkata begitu, aku meninggalkan kamar ini, berjalan menuju resto hotel untuk menunggu kehadiran mereka berdua.

Kalian pasti berpikir bahwa aku adalah tokoh antagonis dalam cerita ini. Jika kalian hanya melihat dari sudut pandang Gina, ya, tentu saja diriku akan dinilai seperti itu.

Perlu kalian ketahui, aku menyayangi Sena melebihi rasa sayang pada diriku sendiri. Apa yang kulakukan semata-mata karena ingin menjaga Sena dari ‘betapa buayanya Gina’.

Bagaimana aku bisa tau?
Well, aku pernah bertemu dengan Gina saat aku belum terlalu lama tinggal di Aussie. Sekitar empat tahun yang lalu jika aku tidak salah ingat. Kami bertemu di sebuah bar. Pada saat itu Gina datang menghampiri aku dan teman kuliahku. Dia memperkenalkan diri sebagai fotografer freelance yang sedang berkunjung beberapa hari ke Aussie karena sedang ada pekerjaan.

Apakah kalian tau apa yang Gina katakan padaku waktu itu?
Dia memintaku agar berkunjung ke kamar hotel tempatnya menginap.
Untuk apa?
Menurutmu, untuk apa?

Sudah pasti aku menolak permintaannya. Waktu itu aku datang ke bar hanya untuk menemani temanku yang selalu tidak bisa mengendalikan diri jika sudah mabuk. Jadi aku hanya menemani dan menjaga temanku.

Gina salah besar jika berpikir aku datang ke club untuk mencari seseorang yang bisa ditiduri atau hanya sekedar nongkrong. Lebih baik aku bersantai di apartment dan menghubungi Sena. Tapi sialnya, malam itu temanku memaksaku untuk ikut. Awalnya dia bilang hanya ingin hangout.

Apa yang terjadi selanjutnya? Kalian pasti sudah bisa menebaknya. They’re slept together. Yups, Gina dan temanku. Tidak berhasil merayuku, maka dia mencoba untuk mendapatkan temanku.
Namun pada pagi harinya, temanku terbangun tanpa Gina di sampingnya. Dia pergi meninggalkan temanku itu.

Oke, jadi Gina penganut ONS. Hanya ingin kenikmatan, tidak mau terikat. Jerk!

Keesokan malamnya, temanku memaksaku lagi untuk menemaninya mendatangi club itu, siapa tau bisa bertemu Gina lagi. Dia penasaran dengan sosok Gina yang – menurut pengakuannya – berkali-kali membawanya ke puncak kenikmatan.

Singkatnya, kami bertemu lagi dengan Gina yang ternyata memang berkunjung kembali ke club tersebut. Kami berdua melihat Gina sedang berciuman dengan seorang wanita di salah satu sudut bar. Tidak ketinggalan tangan Gina yang menjamah liar tubuh wanita pasangan bermesraannya itu. Yah, dari situ aku sudah bisa menilai bagaimana kelakuan Gina.

Apa yang dilakukan oleh temanku setelah melihat adegan hot tersebut? Drama. Dia mendatangi tempat Gina, mengambil gelas yang ada di meja dan menyiramkannya pada mereka berdua, lalu pergi begitu saja.
Wow! That’s so epic. Lol.

I'm Happy When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang