7 : New Problem

8.6K 670 5
                                    

Persiapan untuk Sense cafe telah rampung, hanya tinggal menunggu 10 hari lagi menjelang soft opening. Beberapa hari lalu, Sena memutuskan untuk pergi ke Thailand mengunjungi teman semasa kuliahnya yang memiliki usaha resto di sana bersama suaminya. Tujuan Sena tidak lain adalah untuk belajar memasak Tomyum kepada suami temannya itu yang merupakan orang Thailand. Tentu saja sekalian berlibur.

Setelah menyelesaikan urusannya datang ke Thailand, Sena memutuskan untuk berjalan-jalan di malam terakhirnya. Ketika sedang berjalan santai, sepertinya Sena melihat Metta di salah satu resto di Bangkok. Dia mendekat untuk memastikan. Sosoknya terlihat seperti Metta, tapi ia berpikir untuk menanyakan terlebih dahulu kepada Gina. Mungkin saja Metta bersama Gina. Lumayan ada teman di malam terakhir jika memang ada Gina dan Metta disini, pikirnya.

Sena : Lagi di Asiatique?
Gina : Hah? Dimana tuh?
Sena : Bangkok.
Gina : Ngga. Gw di Indo. Knp?
Sena : Ini gw kayanya liat Metta deh. Kirain sama lo.
Gina : Oh dia memang lg liburan ke Thai, gw ga ikut

Selanjutnya Sena kaget karena melihat seorang pria menghampiri Metta dan menciumnya. Di bibir! Di tempat umum! Yah di luar memang tidak aneh melihat pemandangan pasangan yang bermesraan di depan umum.

Ah bukan itu masalahnya. Sena kaget karena tahu jika Metta adalah pacarnya Gina. Lalu kenapa Metta mau saja dicium orang lain? Sena merasa itu bukan urusannya, tapi dia akan merasa bersalah juga jika Gina tidak tahu perbuatan Metta. Terlebih Sena tahu bagaimana baiknya Gina dalam memperlakukan Metta. Tidak adil jika Gina dikhianati seperti itu. Setidaknya, mereka berdua adalah partner yang baik. Partner dalam urusan bisnis. Karena posisi Metta dan temannya membelakangi, maka Sena lebih memberanikan diri lagi untuk mendekat, lalu dia memilih duduk di bangku yang posisinya berada dua meja di belakang Metta.

Notifikasi chat masuk.

Gina : Sen, Metta lg sama siapa? Gw chat n call tp ga nyambung trs. Kebetulan lo liat samperin aja gih
Sena : Dia berdua sm cowo. Gw fotoin deh. Bentar.

Sena memfokuskan kamera ponselnya ke arah Metta dan temannya lalu memotretnya tepat saat pria tsb menoleh ke samping melihat Metta.

Sena : Image sent.
Gina : F*ck
Sena : Kok kasar?
Gina : Itu Alen, fotografer model jg. Dia cewe. Yg gw tau tu orang suka modus sm Metta. Metta cuma bilang pergi liburan sama temen2 modelnya aja. Ternyata...
Sena : Aduh sori Gin, gw pikir Metta lg sama temen cowonya.
Gina : it's ok. Thanks anyway
Sena : u're welcome.

Sena kemudian berlalu dari situ. Ia tidak ingin Metta melihatnya berada disitu. Sena merasa ia akan terlibat ke dalam masalahnya Gina. Secara tidak langsung, dia sudah mengadu mengenai Metta. Kalau dia di posisi Gina pasti sudah marah dan kecewa ketika tahu pasangannya berciuman dengan orang lain. Tapi Gina belum mengetahui soal Metta berciuman. Baru dikirim foto seperti tadi, Gina sudah terlihat emosi. Bagaimana kalau tahu mereka tadi berciuman?

Gina : lo ngapain di Thailand?
Sena : belajar bikin Tomyum sm temen gw yg merit sm orang Thai dan buka resto disini.
Gina : gilaa jauh bgt belajarnya. Niat banget. Kan bisa cari resep di Google.
Sena : ih beda. Tomyum disini lebih authentic, resep asli leluhur.
Gina : tomyam dimana2 sama aja. Asem. Pedes.
Sena : whatever
Gina : kapan pulang?
Sena : flight besok jam 7 pagi. Siang udah di Jkt.
Gina : gw jemput boleh?
Sena : ga usalah ngerepotin. Gampang gw tinggal pake taxi.
Gina : bilang aja ga boleh
Sena : sensi deh, mentang2 abis liat pacarnya sm yg laen.

Gina membaca namun tidak membalas.

Sena : sorry Gin. Ga maksud.
Gina : gausah minta maaf, lo ga salah kok
Sena : maksudnya, gw ga enaklah lo jemput2 gw, sementara lo sendiri punya pacar.
Gina : ok

Sena merasa Gina marah atau kesal terhadapnya. Tapi Sena tidak mau mengganggu Gina dulu. Bisa saja Gina sedang dalam mood yang tidak bagus mengingat dia mengetahui pacarnya sedang jalan dengan orang lain.

Keesokan paginya, Sena sudah berada di dalam pesawat, bersiap untuk penerbangannya kembali ke Jakarta. Sena duduk di kursi 7C, dua bangku sebelahnya masih kosong.

"Permisi, kami mau duduk di A dan B," suara seorang wanita terdengar di dekat Sena. Sena mendongak dan melihat seorang pria muda tersenyum kepadanya. Sena berdiri untuk memberi jalan kepada pria tsb sambil berpikir rasanya tadi suara perempuan, tapi kok cowo?

"Sena?" seseorang memanggil.
Sena menoleh ke asal suara, "Metta? Hai. Kok bisa kebetulan?"

Cowo itu duduk di kursi 7A, Metta di 7B, lalu Sena kembali duduk di kursinya.

"Iya aku abis liburan sama temen-temen. Mereka extend, aku pulang duluan."
Ah iya... Sena ingat. Cowo itu - eh cewe itu - adalah orang yang kemarin dilihatnya berciuman dengan Metta.

"Kamu ngapain di Thailand?"
"Aku berkunjung ke resto temenku disini."
"Hmm okay. By the way Sen, kamu keberatan kalo aku tidur? Soalnya aku bangun pagi banget dan sekarang masih ngantuk."
"No problem. Silahkan." Sena menjawab sambil tersenyum. Dia sedikit heran karena Metta tidak memperkenalkan temannya itu. Atau mungkin selingkuhannya. Ah sudahlah bukan urusanku juga, pikirnya.

Hampir empat jam penerbangan cukup membuat Sena pegal. Dia bosan. Mau tidur tapi tidak bisa. Nonton film lelah juga kalau sampai 4 jam. Sena melihat Metta tidur pulas sambil bersandar ke bahu temannya yang sedang sibuk dengan ponselnya. Sampai pengumuman pesawat akan mendarat, barulah Metta terbangun.

"Udah mau sampe ya?" Metta bertanya pada temannya.
"15 menit lagi. Kamu pules banget bobonya."
"Iya kan tidur pagi bangun pagi." Metta lalu menoleh kepada Sena, "Kamu pulang naik apa Sen?"
"Naik taxi aja palingan. Kamu dijemput Gina?"
Metta tersenyum canggung, "Umm ngga. Aku naik taxi juga sama temenku."

Sena sedang mengantri bagasi ketika Metta menghampiri, "Aku duluan ya Sen. Bye."
"Oke bye," Sena membalas sambil melambai dan tersenyum. Metta berlalu sambil digandeng oleh temannya itu. 

Setelah mengambil bagasi, Sena berjalan ke arah luar. Dari jarak yang cukup dekat, ia melihat Gina, Metta dan temannya. 

Ekspresi wajah Gina terlihat emosi ketika Metta dan temannya pergi meninggalkannya.

To be continue

I'm Happy When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang