25 : Lost Without You

5.8K 501 16
                                    

Gina's PoV
Hubunganku dan Sena terbilang singkat. Sangat singkat. Sekitar 8 bulan dari awal kami bertemu. Mendekatinya, menjauh darinya, menjalin hubungan dengannya sampai hubungan ini berakhir. Namun waktu yang singkat itu adalah waktu terbaik yang kujalani bersamanya.

Tidak mudah menjalani hidup tanpa adanya Sena lagi. Aku terbiasa dengan keberadaannya.
Dia yang setiap hari membangunkanku, menyiapkan sarapan untukku, mengingatkanku untuk hidup sehat dan teratur, mengomeliku jika aku berbuat salah, menggangguku ketika aku terlalu memforsir diri dalam pekerjaan. Aku mengerti itu caranya untuk membuatku berhenti sementara dari pekerjaan. Dia hanya ingin aku mengambil waktu istirahat.

Sena membuatku lebih sabar. Membuatku dapat mengontrol diri. Membuatku lebih berpikir jauh ke depan. Sena pula yang membuatku berhenti bermain-main dengan hati. Dia menjadikanku pribadi yang lebih baik.

Sena orang yang mau mendengar cerita dan masalahku dengan sabar dan dia tidak mengeluh untuk itu.
Aku senang menjahilinya dan membuatnya kesal, aku suka melihatnya tertawa. Tawanya mencerahkan duniaku. Namun kini, aku tidak memiliki kesempatan untuk melakukan semua itu lagi. Aku kehilangan dirinya.

Aku juga bisa kehilangan kewarasanku jika tidak menyibukkan diri dalam pekerjaan untuk mengalihkan pikiranku darinya.
Jika dia ada disini, pasti sudah bawel dan marah-marah. But, she's not here.
I really really miss her.

Sesekali aku menanyakan kabar Sena pada Mario, yang seringkali dia jawab : "Tanya sendiri!"

Yah, sejak pertemuan terakhir, aku berhenti menghubunginya. Tapi aku tidak pernah bisa berhenti memikirkannya. She's the only thing that's on my mind.

Kegiatanku di Bali, hanya seputar rumah, kantor, pantai. Flat.
Bangun tidur, bekerja, pergi ke pantai menjelang sunset sampai waktu makan malam. Untuk menyendiri. Untuk memikirkan Sena.

Tidak ada yang menarik disini. Tidak seperti yang awalnya kubayangkan. Tidak ada Sena yang mendukungku untuk melakukan dan mewujudkan keinginanku.

Aku seringkali berkata pada Sena bahwa ia adalah sumber kebahagiaanku. And it's true.
Sekarang aku hidup tanpa dirinya. It's sucks. I'm not happy at all.
Aku tau, kebahagiaan itu kita yang menciptakan. Pikiran kita yang memutuskan untuk memilih ingin bahagia atau tidak. Tapi bagiku, akan selalu ada faktor lain diluar diri kita yang membuat kita bahagia. Bagiku, faktor lain itu salah satunya adalah Sena.

Aku tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata, seberapa berharganya Sena bagiku, tapi dia satu-satunya orang yang aku takut untuk kehilangan.
Dan sekali lagi, karena keputusanku juga karena keraguanku padanya, membuatku melepaskan dirinya.

I'd never loved anyone the way I love you. You're my other half.
Bersama Sena, aku bahagia.
Bersama Sena, aku merasakan cinta.

* * *

Sena's PoV
Gin, hidupku tidak pernah sama lagi dengan ketidakhadiran kamu. Kehilangan kamu membuatku hancur.
Kamu yang membuatku bahagia karena hadirmu. Kamu juga yang membuatku menderita karena kepergianmu.

Tanpa adanya kamu, menjadikan hidupku kembali datar seperti dulu, sebelum kenal kamu.

Kamu yang memberitahuku bahwa ada warna-warni dalam kehidupan ini. Tidak hanya hitam, putih dan abu. Kamu juga yang mengenalkanku pada indahnya warna pelangi.

Kamu orang aneh yang bisa kuajak caring and sharing about everything.
Kamu yang mengajarkanku cara untuk bersenang-senang.
Kamu orang yang selalu menjaga dan melindungiku.

Bersama kamu, aku nyaman menjadi diriku sendiri tanpa perlu menyembunyikan perasaanku. Tanpa perlu bersikap baik-baik saja ketika hal tidak baik terjadi. You said 'It's okay to be not okay'. Iya, asalkan ada kamu, Gin.

Aku suka saat bersama kamu. Kamu buat aku tersenyum dan tertawa tanpa kamu perlu berusaha. Semua tindakan kamu memancing berbagai ekspresi diriku. Tawa, bahagia, kesal, marah, sedih bahkan tangis.
Tapi aku suka. Aku suka dengan segala kelakuan random kamu.

Aku rindu kita mengobrol berdua setelah seharian sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Aku rindu kamu menggenggam erat tanganku.
Aku rindu dengan tatapan mata kamu yang hanya tertuju padaku.
Aku rindu dipeluk dari belakang setiap malam kita mau tidur.
Aku rindu terbangun di pagi hari dalam dekapan kamu.
Aku rindu dengan sentuhan bibir kamu yang selalu membuaiku.
Aku rindu dengan kenyamanan dan perhatian kamu.
Aku merindukan segalanya tentang kita.

You're the first thing I wanna see in the morning. And the last thing I wanna see at night.

Kamu sangat berarti untukku.
Aku berharap, suatu saat nanti jika kita masih diberi kesempatan untuk bertemu, semoga aku dan kamu sama-sama masih sendiri. Jujur, aku belum rela kehilangan kamu.
Semoga di saat itu, kita sudah memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap satu sama lain.

Untuk semua yang terjadi, terima kasih, Gin. Kamu sudah menjadi pasangan yang menyenangkan dalam hidupku.
You're everything I have ever hoped and wished for. I love you.

To be continue

A/N : baper ga sih sama ungkapan perasaan mereka yang terpisah karena jarak dan waktu juga jarak antar hati?

I'm Happy When I'm With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang