Gina's PoV
"Perfeksionis banget lo. Pilih-pilih design sampe bahan aja lama banget. Udah mau jam makan siang ini," protesku ketika memasuki mobil untuk pulang. Ya ampun aku sampai bosan mendengarkan Sena mengobrol dengan pemilik percetakan untuk membahas berbagai detail yang Sena inginkan untuk keperluan cafenya nanti."Ya iyalah, gue mau total untuk menggarap usaha baru gue ini. Gue kan serius ga kaya lo."
"Under estimate mulu kamu sama aku, kaya udah kenal aku banget. Terus kamu beneran mau aku seriusin? Tiap ketemu ngomongnya serius mulu. Sorry i'm not available," ucapku mencandainya seperti biasa.
Kulihat Sena memutar matanya malas. "Chill babe. Diseriusin salah, dibecandain salah. Maunya apa? Dasar cewe."
"Lo tuh dasar cewe rese. Ngomong sama lo menguras energi banget."
"Menguras energi darimana? Dari kasur? Mau coba? Ayo coba seberapa terkurasnya tenaga kamu, jadi penasaran."
"Mesum! Gila! Ga waras! Sakit jiwa!"
"Hahahahahahaha...seriusan deh kalo gue ketemu lo tiap hari bikin bahagia. Bisa ketawa terus."
"Gue kalo tiap hari ketemu sama lo bisa mati muda!"
"Udah ah jangan ngomel-ngomel mulu. Mo makan kemana? Laper gue denger lo nyerocos mulu dari tadi. Emang sayang ga laper apa?" Aku suka menjahilinya dengan memanggil seperti itu.
"Stop panggil sayang, dan siapa yang mo makan sama lo? Gue mau pulang."
"Oke oke, kita pulang." Setelah kita makan, lanjutku dalam hati.
Aku memarkirkan mobilku di daerah Glodok. Aku sedang ingin masakan chinese food.
"Kok kesini? Ngapain brenti?" tanya Sena setelah aku mematikan mesin mobil, daritadi dia sibuk dengan smartphone-nya dan tidak memperhatikan jalan.
"Makan. Yok turun."
"Lo makan sendiri deh, gue mo pulang," sahutnya sambil membuka pintu. Aku langsung memegang tangannya.
"Tar gue anter pulang setelah kita makan. Gue laper tadi pagi cuma makan roti doang."
"Tapi gue belom laper, gue juga masih ada yang mau dikerjain di cafe."
"At least temenin gue aja. Udah siang loh ini."
"Lo makan sendiri aja deh, gue pulang pake taxi aja. Lo ga perlu repot anterin gue. Thanks anyway," jawabnya sambil berusaha untuk turun.
"Oke fine. Kita pulang. Gue anter lo ke cafe." Aku menyalakan kembali mesin mobilku.
"Nope gausah, gue bisa pulang sendiri, lo mau makan ya makan aja. Thank you."Aku tidak menjawabnya dan langsung mengemudi untuk mengantarnya pulang. Ternyata dia sedikit mengesalkan juga! Kalau memang dia tidak mau makan, apa susahnya turun dan menemaniku makan sebentar?
Sena's PoV
"Sorry Gin, lo ga perlu repot-repot anter gue pulang," sahutku pelan. Dia diam. Aku jadi tidak enak hati. Yaah aku memang kesal karena dia selalu dan selalu menjahiliku, terlebih dengan omongannya yang mengarah ke mesum, membuatku malas untuk berlama-lama dengannya.
"Gin?"
"Ya?"
"Maaf"
"It's okay," jawabnya tanpa melihat padaku.
Lalu handphonenya berbunyi.
...
Ya halo sayang
...
Udah selsai, ini aku lagi di jalan sama client
...
Belom, abis ini baru mo cari makan
...
Oh ya udah aku jemput kamu setelah anter client ya. Bye sayang.
Sampai mobil berhenti di depan cafeku, Gina tak kunjung mengajakku bicara. Aneh melihatnya diam seperti ini, karena biasanya dia pecicilan. Yaa meskipun aku baru dua kali bertemu.
"Thanks Gin. Lo mau turun dulu?" tawarku karena masih tidak enak hati telah menolak ajakannya untuk makan siang.
"Gue langsung pulang, udah ditunggu."
"Ya udah thanks a lot udah nganter gue hari ini," kataku sambil tersenyum."Sama-sama. Bye." Dia menjawab singkat.
Aku turun dan masuk cafe langsung menuju ke ruanganku. Aku jadi merasa bersalah. Hanya karena tidak mau berlama-lama dengannya, aku jadi menolak ajakannya. Padahal dia sudah berbaik hati bersedia mengantarku menemui temannya yang pemilik percetakan. Ini sudah pukul 13.10, pantas saja dia sudah merasa lapar, tadi pagi aku hanya menyuguhkan secuil roti padanya. Belum lagi sekarang dia harus menjemput pacarnya.
Ah ya sudalah, nanti kapan-kapan aku akan mentraktirnya makan. Sekarang aku mau melanjutkan pekerjaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Happy When I'm With You
RomantikRegina, biasa dipanggil Gina : cewek extrovert, manis, periang, cuek sama diri sendiri tapi care sama pasangan, mantan player. Sena : cewek introvert, cantik, kalem, cerdas dan penyabar. Tapi Sena ga bisa sabar menghadapi kelakuannya Gina.