Illyana ragu melangkah keluar dari mobil. Ia sudah berdiam di dalam mobil hampir lima menit lamanya, menyiapkan hati dan batinnya untuk menemui, mantan yang tak akan ia akui sebagai mantannya. Theo, pria kaya yang ternyata sangat berbahaya. Ia menyesali perbuatannya. Ia berjanji ga akan menerima orang secara asal lagi.
Illyana menatap gedung tinggi didepannya ragu. Ia sama sekali tidak pernah datang ke hotel seperti sekarang. Biasanya ia akan datang bersama keluarganya untuk makan malam. Lalu mengapa ia harus di sini sekarang? Untuk apa sebenarnya ia disuruh ke sini.
Illyana menghampiri resepsionis. "Permisi, mau ke kolam renang hotel dimana ya mba?"
"Mau bertemu Pak Theo ya, arah sana ya mba," ucap resepsionis tersebut ramah.
Illyana berjalan kearah yang ditunjuk oleh resepsionis tersebut. Setelah menemukan pintu yang menemampakkan kolam tersebut ia masuk ke sana, tapi mengapa sepi. Tidak ada orang di sana.
"Selamat datang sayang?" belaian dibelakang tubuh Illyana membuatnya segera menghindar.
"Jangan sentuh gue!" sengit Illyana menjauh dari Theo.
"Mengapa kamu jadi galak sayang, aku sudah memberikan apa yang kamu mau, tas, sepatu seharusnya ada harga yang aku dapat," Theo tersenyum miring melihat Illyana yang menatapnya takut.
"Gue akan bayar semuanya, akan gue ganti, jadi berhenti mengganggu!" seru Illyana kesal.
"Hmmm, tentu aku tidak perlu uang, karena uangku masih banyak dan semua yang aku keluarkan buatmu ga akan membuatku miskin sayang," Theo membelai wajah Illyana yang langsung ditepis kuat oleh Illyana.
"Mau apa lo, kita sudah putus, berhenti menganggu atau mengancam soal papa!" seru Illyana cepat menyingkir dari sentuhan Theo dilengannya.
"Perusahaan Kinza sepertinya punya kerjasama besar dengan perusahaan Hartono, bagaimana kontrak itu dibatalkan karena kesalahan anaknya, tentunya ada penalti yang harus dibayar dan tidak sedikit," Illyana merinding melihat Theo terus mendekat padanya.
"Berhenti mengancam, lo akan merusak nama keluarga Hartono!" seru Illyana mendorong Theo menjauh tapi tak membuat ia mundur. Kekuatannya tidak sebanding dengan Theo.
"Aku tidak pernah mengancam, kamu yang menyerahkan dirimu sendiri sayang!" Theo menarik Illyana mendekat. Illyana ketakutan melihatmu Theo mencium pipinya. Belum pernah ia diperlakukan begitu hina.
Theo menarik Illyana ke tempat yang tak dapat dilihat orang banyak. Illyana didorong kuat ke dinding, ia menangis merasakan benturan keras tersebut.
"Lepas!" pekik Illyana ketika tangannya dicengkram begitu kuat diatas kepalanya.
"Ehm, ini tidak akan menyakitkan, kita akan bersenang senang," bisikkan Theo membuat airmata Illyana mengalir tanpa bisa dikompromi lagi.
Theo mulai menggerayangi Illyana. mulai mencium wajahnya kemudian mulai turun ke leher. Ia merasa kancing bajunya mulai dibuka. Illyana menangis, suaranya entah mengapa tercekat tak bisa keluar. Ia merasa begitu hina, ketika suaranya sama sekali tak bisa keluar.
Ciuman pertamanya akan berakhir mengerikan seperti ini bahkan bukan hanya ciuman pertamanya, semuanya akan mengerikan jika tak ada yang membantunya sekarang.
"Papa.." suara isak Illyana hanya bisa mengeluarkan kata tersebut.
Isakkannya makin keras. Illyana akan memilih patung es memarahinya sampai menangis. Ia akan menerima kakaknya memarahinya asal ia bisa lepas dari ini semua. Illyana terus mengelak menghindar dari ciuman Theo sampai tarikan seseorang membuat ia terlepas dari cengkraman Theo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl (Sequel MLB) (END)
Подростковая литератураGadis manja yang bisanya menghamburkan uang ketemu cowo galak dan pelit dan akhirnya apakah mereka bisa bersatu dengan sifat mereka yang tak cocok satu sama lain!?