Illyana menangis di dalam kamar dan sedang ditenangkan oleh Sam, Ruby dan Sasa.
"Rabbit, tenang negara kita masih utuh kok, Amerika dan Korut kan udah bersatu, kenapa perasaan lo kretek aja kayak gini!" ucap Sam asal mendapatkan tinjakkan di kakinya.
"Sammy!" pekik Ruby dan Sasa bersamaan.
"Hix.. hix.. si patung es, mau patung es!" isak Illyana membuat mereka bingung. Mereka sudah menghubungi Ali dan Alileo yang sedang Jepang tapi tak bisa dihubungi selalu sibuk.
Sedangkan pemberitaan di televisi di Jepang di kabarkan tengah gempa dan pesawat untuk sementara delay menunggu semua tenang dan cuaca membaik, sinyalnya di sana pun memburuk pasca gempa. Membuat Illyana menjadi mellow seperti ini setelah melihat berita tersebut.
"Tenang aja udah, aman terkendali!" seru Sam mendapatkan pelototan dari Ruby.
"Ruby, Sammy ditolak ya!" isak Illyana membuat Sam panik.
"Sempet sempetnya, ini bocah!" seru Sam tak terima membuat Sasa melototkan matanya menyuruh Sam memaklumi Illyana, Sam akhirnya terkekeh.
"Ya udah, order patung es kak, kali aja ini bocah tenang!" seru Sam kesal.
Kedua gadis tersebut menatap Sam kesal karena Illyana makin terisak padahal sebelumnya mulai tenang.
"Patung es tuh susah Rabbit di ordernya, nanti mencair gimana?" tanya Sam mencoba bercanda lagi mungkin kali ini bisa membuatnya tenang.
"Sammy jahat.. hix... maunya mas Ali, patung es Illyana!" pekik Illyana lirih membuat Sam meringgis.
"Mereka janji balik hari ini, tapi ga bisa, mereka ga bisa dihubungi, Illyana mau mas Ali, dia janji!" pekik Illyana kesal.
"Tenang Upin, Kak Ali pasti ga apa-apa, kamu harus tenang," ucap Ruby mengelus punggung Illyana.
"Mereka pasti pulang, mereka udah janji sama kita, Illy!" ucap Sasa pelan, ia menahan kepanikkannya, ia harus tegar untuk Illyana. Jika ia panik ia hanya membuat Illyana makin terisak.
Illyana di bandara menahan Ali dengan menahan linangan airmatanya jatuh.
"Nggak boleh cengeng ya?" ucap Ali pelan.
"Nggak boleh lama!" seru Illyana, Ali mengangguk tersenyum manis pada Illyana.
"Janji, aku bakal balik cepet tapi kamu ga boleh cengeng, ya, tatap aku, kamu janji ya?" ucap Ali pelan mengusap puncak kepala Illyana pelan. Illyana menggeleng ia tak mau berjanji karena ia pasti tak akan menepatinya.
Illyana berjinjit memeluk Ali erat, ia tak mau Ali pergi perasaannya sangat tak enak melihat Ali menjauh darinya."Janji kamu harus senyum, harus bahagia walau tanpa aku, ya!" pesan Ali sekali lagi memeluk dan mengangkat Illyana yang memeluk lehernya tak mau lepas.
"Li, buru yuk!"
"Anak kecil kakak pergi ya, kamu sama kak Sasa ya, harus sehat sehat, jangan sakit, kita pasti balik kok!" ucap Alileo mengelus kepala adiknya dan memeluk Sasa yang hanya diam.
"Kamu sayang aku, ingat ya!" isak Sasa pelan membuat Alileo mengangguk.
"Ya, aku akan melamar kamu tunggu aku," bisik Alileo pelan, mengelus lembut punggung Sasa.
"Aku pergi ya Sa," ucap Alileo merenggangkan pelukan mereka, sekali lagi mengecup kepala Sasa dan tersenyum manis padanya.
Ali menarik koper dan menepuk pundak Alileo dan mereka pergi bersama. Masuk ke balik pintu tersebut, berbalik melambai dan menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl (Sequel MLB) (END)
Teen FictionGadis manja yang bisanya menghamburkan uang ketemu cowo galak dan pelit dan akhirnya apakah mereka bisa bersatu dengan sifat mereka yang tak cocok satu sama lain!?