Epilog (3) (END)

14.1K 797 38
                                    

Illyana sibuk mengeringkan rambutnya setelah ia selesai mandi dan sebagainya. Rutinitas baru dia adalah membangunkan Ali.

"Patung es, bangun, udah jam 7, " panggil Illyana pelan.

"Hmmm.. aku tuh baru tidur jam 3.." ucap Ali serak.

"Ih, bangun udah siang tuh, kok susah kamu sih yang dibangunin!"

"Bentar!" ucap Ali menarik Illyana sampai kembali berbaring dan menjadikan Illyana gulingnya.

"Berat... ih.. patung es!" pekik Illyana membuat Ali kembali mengeratkan pelukannya.

"Kita ada perjanjian kan?" tanya Ali pelan. Wajah Illyana memanas mendengar ucapan Ali.

"Ih, iya iya, mas Ali lepas!" seru Illyana membuat Ali tertawa dan segera berbalik membelakangi Illyana.

Illyana buru buru berdiri dan langsung memukul kaki Ali kesal. "Ih kakinya keras banget sih!" Illyana menggosok tangannya yang pedas.

"Huh, jelek dasar!" ketus Illyana berjalan pergi dan Ali kembali terlelap setelah mengerjai istrinya tersebut.

***

Ali turun dari kamar setelah jam menunjukkan pukul 9, ia menghela nafas sudah seminggu ini ia sudah berstatus suami tapi tetap saja mereka berdua biasa saja seakan seperti dulu sebelum menikah. Beradu mulut, bertengkar, tetap sekamar, 1 tempat tidur tapi tiap malam kerjaan Illyana hanya mengajaknya main uno. Mereka belum melakukan hal yang dilakukan layaknya suami istri karena semenjak Illyana kedatangan tamu nya tersebut, Ali tak membahasnya. Tiap mau membahas Illyana sibuk menghindar dan Ali menjadi malas.

"Berasa lagi main suami istri!" gumam Ali berjalan turun ke arah meja makan.

Ia tak marah hanya kesal. Ia tetap mencintai seperti ucapannya ia rela disusahkan bahkan disenangkan. Tapi mengapa ia hanya merasakan hal yang disusahkan saja. Gadis itu jadi suka memasak hanya saja yang Illyana buat adalah makanan yang tak ia sukai. Manis. Seperti sekarang tersaji Macaron. Ia benar-benar bisa gila! tak suka manis! tapi gadis itu selalu membuat kue seperti itu.

"Kamu bangun pagi-pagi buat ini?" tanya Ali tak percaya. Illyana mengangguk semangat.

"Illy, aku udah bilang jangan membuat makanan manis, cheescake, macaron, chip cookies, apple pie, cupcake, cake roll, blackforest, aku ga bisa makannya, tapi kamu tetap aja buat gitu, kenapa sih?"

"Ih, pagi pagi ga baik marah patung es, kan kopinya tanpa gula, jadi ga manis banget jadinya, ya kan!" seru Illyana santai.

Ali mendengus kesal. "Aku ga suka manis!"

"Tapikan istri kamu manis?" seru Illyana duduk dipangkuan Ali. Dan mengalungkan tangannya keleher Ali.

"Daripada kamu kasi aku gitu semua, mendingan kamu buka toko kue!" seru Ali sebal.

"Ide bagus, tapi kan tetap harus tester, kamu ya yang cobain, kalau bukan kamu siapa?" rengek Illyana membuat Ali tersenyum sedikit.

"Kamu akan membuat aku ga betah di rumah!" seru Ali cepat.

"Kenapa?" tanya Illyana mulai berkaca-kaca.

"Karena ini manis Illyana, aku akan makan nasi goreng kamu tapi hentikan membuat cemilan manis begini!" gerutu Ali membuat Illyana menangis.

"Jahat, itu kopinya udah pahit, aku masakin pare nanti!" pekik Illyana membuat Ali tertawa.

"Kan aku ga pernah nyuruh kamu makan, kalau ga mau makan ya udah, patung es jahat!" isak Illyana kesal.

"Tapikan kalau ga makan kamu marah!" elak Ali.

"Iya aku udah capek capek kamu ga makan!" seru Illyana kesal.

My Naughty Girl (Sequel MLB) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang