Ilyana bangun ia mematikan alarm nya yang berbunyi. Sejak kapan alarmnya berbunyi pukul lima pagi. Ini pasti kerjaan kakaknya yang menyebalkan. Matanya sedikit bengkak karena menangis kemarin.
"Ih ga kak Ali, ga patung es nyebelin banget sih, gue harus menghindar dari orang-orang bernama Ali."
Illyana menghidupkan handphonenya dan ada beberapa pesan masuk.
Illy besok pemotretan di puncak jam 7 pagi ya.
Cek email semua sudah dikirim ya, sorry telat kemaleman ngirimnya.
"What!" pekik Illyana bangun langsung berlari ke kamar mandi.
Illyana terburu memasukkan beberapa barangnya ke dalam tas. Ia memasukkan beberapa barang yang harus ia bawa.
***
Illyana keluar dari mobil dan lari terburu-buru. "Maaf gue terlambat!"
Ali berputar dan menatap Illyana garang. "Lo kalau memang ga mau jadi model gue, ga usah hancurin schedule, lo sadar semua orang di sini nungguin lo dari jam 5 pagi dan sekarang jam delapan, pemotretan mulai jam 7 dan lo telat 1 jam!" sentak Ali tanpa ampun ia salah mengenai gadis dihadapannya tak profesional sama sekali.
"Gue tahu lo orang kaya tapi bukan berarti lo bisa seenaknya melakukan apa yang lo suka, lo harus bisa menghargai orang lain!"
"Kalau hanya mau jadi cewe manja mending ga usah jadi model, habisin uang bokap lo!"
"Maaf..."
Illyana menahan airmatanya yang ingin jatuh. Baru kali ini ia dimarah oleh seseorang didepan umum. Kemarin sudah menangis hari ini dia akan menangis lagi.
"Gue ga perlu maaf, gue perlu lo on time di pemotretan!" pekik Ali makin membuat Illyana ketakutan.
"Kita pemotretan sore, karena sekarang matahari udah mulai naik, bereskan semua set," Ali menghela nafas melihat gadis dihadapannya menunduk.
Gadis dihadapannya mencengkram kuat tas yang tengah ia bawa. "Mba kita make up dulu ya," Ali menghela nafas melihat Illyana diam saja dan pergi. Ia mulai merasa bersalah.
Dani berjalan cepat datang ke tempat pemotretan mencari Ali. Mau menyelamatkan Illyana dari semburan lahar panas tapi sekarang malah sudah terjadi.
"Ali!" panggil Dani cepat.
"Ngapain lo disini?" sengit Ali kesal.
Dani menghela nafasnya. "Li, lo marahin Illyana, sebenarnya gue juga salah sih, gue kirim semua file jam 11 malem, karena gue kelupaan, dan kayaknya dia baru baca pagi tadi."
"Dia juga sempat telepon gue pagi tadi kalau mungkin dia telat."
"Kenapa lo baru ngomong sekarang?" tanya Ali frustasi.
"Gue baru datang! Gue telepon ga diangkat!" ketus Dani balik.
"Yang lain, kenapa lo ga telepon yang lain?" seru Ali tak terima.
"Lalu setelah telepon yang lain? Siapa yang berani ngomong sama lo? gak ada kan, makanya kalau kerja santai aja, lo dari tadi aja ga bergeming sibuk set alat semua," balas Dani kesal.
Ali mengacak rambutnya, mendorong Dani kesal dan berjalan menghampiri Illyana yang duduk dikursi membelakanginya.
"Illy, jangan nangis donk, gimana make upnya kalau nangis gini?"
"Nggak bisa berhenti, ga tau cara berhentiin nangisnya," balas Illyana sesegukkan.
"Mas Ali emang suka gitu kalau kerja, kamu harus bakoh, tapi dia baik kok bahkan nanti kamu bisa melting!" asisten make up Illyana mencoba menghiburnya. Illyana hanya tersenyum sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Girl (Sequel MLB) (END)
Novela JuvenilGadis manja yang bisanya menghamburkan uang ketemu cowo galak dan pelit dan akhirnya apakah mereka bisa bersatu dengan sifat mereka yang tak cocok satu sama lain!?