Memahami tak harus dengan memperkenalkan diri
Merisa Ariana Navaro
S
aat ini merupakan saat yang dinantikan oleh seluruh siswa SMA Nusantara, tak terkecuali Merisa, yaitu jam pulang sekolah.
Namun tak lama setelah bel pulang sekolah berbunyi, terdengar suara guru yang berkata "Disampaikan kepada seluruh pengurus osis untuk segera menuju ruang rapat setelah salat ashar, rapat akan dimulai setelah salat ashar. Terima kasih"
"Males banget sih sumpah" gerutu Rena yang duduk disamping Merisa. Gadis itu sedikit resah dengan Merisa yang tampak biasa saja. "Risaa,kok lo santai aja sih" Risa memang panggilan Merisa oleh teman terdekatnya .
"Itu udah tanggung jawab osis, kalau ngak siap lo ngak usah masuk osis gampang kan?" jawab Merisa dengan singkat namun cukup untuk membuar Rena paham.
Setelah mengatakan kalimat itu Merisa segera pergi ke mushola sekolah untuk melaksanakan salat ashar.
Di perjalanan menuju mushola Merisa melupakan suatu hal bahwa dia sedang menstruasi sehingga, dia berjalan kembali menuju kelasnya.
"Lah kok lo kembali sih? Bukannya mau salat? Gue udah mau ke mushola nih."
"Gue lagi m." Jawab Merisa kepada Rena seadanya.
"Pantes aja." Gumam Rena sekecil mungkin.
"Gue denger."
Dan setelah Merisa mengatakan itu, Rena secepatnya berjalan menuju mushola tentu dia takut membangunkan singa betina yang tak lain adalah Merisa.
Kini yang berada di kelas hanyalah Merisa seorang diri, karena merasa bosan, dia segera menuju ke ruang rapat untuk melaksanakan rapat osis setelah orang selesai salat.
Merisa berjalan dengan lunglai menuju ruang rapat dengan menahan rasa sakit di kepala dan diperutnya.
Gadis itu menunggu cukup lama hingga para pengos telah selesai menunaikan ibadah salat.
Kini gadis berambut panjang itu tengah berada di dalam ruang rapat yang hanya terdapat beberapa orang. Merisa telah menunggu selama kurang lebih 10 menit.
Rena berjalan menghampiri Merisa dan kemudian duduk disampingnya "Risa kata bu Nora lo yang pimpin rapat soalnya dia mau pulang karena mau jemput anaknya di bandara" Kata Rena yang benar adanya. "Perut gue sakit. " Sebenarnya Merisa bukanlah tipe cewek yang cuek hanya saja saat ini dia sedang tidak mood
Rena kemudian mengerutkan keningnya mencoba mencerna perkataan Merisa yang sangat singkat, itu. Sebenarnya ucapan Merisa tidak begitu singkat. Hanya saja Rena yang agak bloon.
"Lah gimana sih, lo kan ketos"
"Lo aja" Ucap Merisa singkat menyuruh Rena menggantikannya bukan tanpa alasan, itu karena memang Rena adalah wakil ketua osis. Dan entah bagaimana bisa orang selugu Rena dapat berada di posisi itu.
"Kan masih ada lo"
"Lo aja, gue sakit" Kini Rena mengerti dan tidak mau membantah lagi.
Dengan setengah hati kini Rena memulai rapat sebagai ketuanya dikarenakan Merisa yang sakit. Rapat kali ini membahas mengenai porseni yang akan diadakan minggu depan
"Gue ada saran nih, gimana kalau saat porseni nanti anggota osis adain drama tapi dicampur sama organisasi lain" Kata Bagas menuangkan idenya
"Tapi gue nggak begitu setuju soalnya yah, susah buat atu jadwal latihannya secara kan jadwal bimbingan atau latihan mereka sama kita beda" Ucap Sinta menanggapi