7. CAMBIAR

31 3 0
                                    

Matahari masih enggan untuk muncul dibalik awan, hingga tergantikan oleh awan yang gelap. Pertanda akan hadirnya hujan.

Merisa kini telah menggunakan sepatu berwarna biru navy miliknya. Peraturan di SMA Nusantara memang tak mengharuskan siswanya untuk memakai sepatu hitam.

"Risa.........!!!! cepetan turun papa udah mau berangkat. Kamu ikut aja." Melinda berujar dari lantai bawah dengan nada yang cukup tinggi.

"Iya ma, tunggu." Balas Merisa tak kalah keras.

Gadis itu segera mengambil tas yang ia taruh di atas meja belajarnya dan melangkahkan kaki untuk segera ke lantai bawah, agar ia bisa berangkat ke sekolah.

****

Ia melangkahkan kaki jenjangnya yang berjalan menapaki anak tangga sambil sesekali menghembuskan napasnya kasar.

Cowok berbadan atletis itu merasa enggan untuk bersekolah karena menurutnya, untuk apa sekolah kalau pelajarannya itu-itu aja???. Betapa sempitnya pemikiran cowok yang baru menginjak kelas XI itu.

Renova kini telah melangkahkan kaki keluar rumahnya untuk menuju sekolah. Ia menaiki motor ninja hitamnya sambil memikirkan hal aneh yang baru saja terjadi kemarin malam.

"Kok gue jadi kayak gini sih?" gerutu Renova dalam hati sambil memakai helm di kepalanya. Tak lama setelah itu motor ninjanya kini melesat membelah jalanan ibukota.

****

Merisa kini berada dalam mobilnya yang dikendarai oleh supir pribadinya. Itu semata-mata dilakukan karena Merisa belum cukup umur untuk mengendarai mobil.

Mungkin karena ia memasuki sekolah lebih cepat setahun dibandingkan orang yang lahir di tahun yang sama dengannya.

Ketua osis SMA Nusantara itu kini keluar dari dalam mobil dan melangkahkan kakinya melewati koridor kelas X untuk menaiki tangga yang menjadi jalan menuju kelasnya XI IPA 1.

"Assalamualaikum" Merisa mengucapnya lalu berjalan menuju bangkunya. Ia menaruh tasnya lalu melihat ke arah jendela Renova, dasar pembuat onar Merisa membatin. Setelahnya ia tersenyum penuh arti
*
*
*
Bel pulang sekolah berbunyi. Renova kini telah bersiap di gerbang sekolah apalagi kalau bukan untuk menebar pesona kepada kaum hawa.

"Eeh, ibu ketua lewat silahkan bu." Ucap Renova dilanjutkan gelak tawa dari temannya.

"Minggir dulu gue mau lewat." Renova menatap kearah Merisa "nggak bisa bu, kalau bukan saya yang anterin pulang." Ia kembali menatap Merisa dengan puas.

Merisa hanya menghela napasnya pasrah "yaudah deh, soalnya gue lagi buru-buru tapi awas lo kalau modus." Renova hanya mengganguknya sebagai jawaban.

Sebenarnya Merisa bukanlah gadis yang sok jual mahal ketika ditawarkan pulang oleh seseorang hanya saja ia sedikit cuek untuk orang yang baru ia kenal namun, Renova mungkin ia akan selalu bersamanya pikir Merisa.

Keduanya kini melangkahkan kaki menuju tempat dimana Renova memarkirkan mobilnya. Ketika menuju tempat parkir itu, mereka menjadi pusat perhatian satu sekolahan. Bagaimana tidak? dua most wanted sekolahan yang terkenal karena parasnya, berjalan berdampingan.

"Eeeh Ris, lo duduk di depan yah. Soalnya kalau lo duduk di belakang lo bakalan gak suka." Merisa yang mendengar Renova membuka suara, menolehkan pandangannya kesamping.

"Terserah gue lah lagian gue bukan tipe cewek sok jaim." Merisa memang suka nyolot kalau berbicara bukan tanpa sebab. Ia hanya tak ingin menjadi seseorang yang penuh kepura-puraan.

"Yaudah deh terserah lo aja."

Lo pikir gue nggak tahu maksud lo apa? Lo pasti nggak mau kan lo terlihat kayak supir gue. Itulah yang ada di pikiran gadis itu.

Mobil itupun melaju menuju rumah Merisa.
.
.
.
.
.
"Eeh udah sampe nih." Renova menoleh ke belakang lalu menatap Merisa.

"Yaudah, makasih" Merisa lalu turun dari mobil itu dan langsung masuk kedalam rumahnya.

"Lah bukannya ditawarin mampir malah dibiarin gitu aja." Ucap Renova sambil menatap kepergian Merisa. Tak lama setelah itu, ia kembali melajukan mobil menuju rumahnya.
.
.
.
.
Merisa kini telah bersiap untuk menyusun acara sweet seventeen nya yang akan diadakan beberapa minggu lagi.

Ting tong.....

Mendengar bunyi bel itu, Merisa segera berjalan menuju pintu utama yang berada di lantai satu.

"Eeeh, lo berdua udah datang. Yaudah masuk." Ternyata yang datang adalah dua mahluk bernama Rena dan Aleta.

Mereka bertiga melangkahkan kaki menuju kamar merisa yang ada di lantai dua untuk menyusun acara yang bagi Merisa akan sangat berarti.

Yay setelah sekian lama baru upload lagi. Maaf kalau ceritanya belum bagus, hehehe

Rabu, 7 maret 2018



CambiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang