2. CAMBIAR

53 5 1
                                    

Kini Merisa dan papanya Hendra telah sampai di rumah.

Merisa segera masuk tak lupa mengucapkan salam lalu segera berlari ke lantai dua tempat dimana kamarnya berada.

Merisa segera mandi agar badannya menjadi segar, setelah beberapa menit mandi Merisa kini hanya mengenakan baju santai, dikarenakan dia akan pergi ke mall sekitar jam delapan dan sekarang masih sekitar jam 6 lebih.

"Risaa! Cepat turun makan" Teriak Hendra menyuruh Merisa untuk segera makan. Tanpa menunggu lama Merisa turun ke lantai satu untuk menemui papanya

"Risa kamu belum siap-siap?" Tanya Hendra sambil mengambil nasi serta lauk yang ia masak kedalam piringnya

"Kan perginya jam 8 pah, sekarang kan masih jam 06:37" Ucap Merisa sembari menunjuk jam yang melekat di dinding dapurnya

Dan Hendra hanya mengangguk pelan, "Tapi, temen papa mau ikut soalnya mau nyari jam tangan sama papa jadi, kamu ajak aja temenmu" Ucapnya kepada Merisa

"Tapi aku mau nyetir sendiri yah pa?" Ucap Merisa sembari memasang puppy eyesnya

"Ngak boleh,kamu belum 17 tahun lagian kalau kamu ditilang emang kamu ada SIM?" Tanya Hendra balik

"Yaudah, tapi aku diantar pak Bambang aja deh pah kalau gitu" Ucap Merisa kepada Hendra, Bambang adalah nama supir pribadi keluarga Navero

Drt... Drt... Drt...

Ponsel Hendra berbunyi dan menampilkan panggilan dari nama orang yang bertuliskan 'Mamaku Sayang', Hendra kini mengangkat panggilan itu dan menempelkan ponselnya ke telinganya. "Papa, jemput aku dong" Teriak seorang wanita yang terdengar sangat keras di telinga Hendra dan ternyata wanita itu adalah Melinda istrinya

"Emang kamu dimana ma?"

"Aku udah di bandara nih sama mama"

"Kok kamu nggak bilang dari tadi sih?"

"Kan aku lupa hehehe" Ucap wanita itu sambil nyengir

"Yaudah aku kesana" Balas Hendra sambil memasang wajah pasrah

"Merisa ke mallnya ditunda dulu yah"

"Kenapa?"

"Papa mau jemput mama kamu di bandara soalnya dia udah pulang dari Singapore"

"Yaudah kalau gitu Merisa ikut deh"

"Kalau gitu kamu siap-siap dulu"

Tanpa berkata apapun Merisa segera naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya

Merisa kini menggunakan baju kaos dengan jaket biru navy dan celana berwarna hitam.

Kini Merisa tengah mencari sepatu sneaker yang akan ia gunakan untuk menjemput mamanya dan akhirnya dia menemukan sepatu gitu yang ia cari, kemudian menggunakannya

Merisa segera turun ke lantai satu untuk menemui papanya

"Risa cepetan nanti mama kamu marah-marah"

Merisa mempercepat langkahnya dan segera mengikuti Hendra papanya yang tengah berjalan menuju mobil sport berwarna hitam yang menawan

Dan Merisa membuka pintu mobil papanya dan segera masuk kedalam, dia mengobrak abrik dashboard mobil itu untuk mencari sesuatu

"Risa cari apa?"

"Permen"

"Ada di atas kursi belakang"

Merisa akhirnya menoleh kebelakang dan segera mengambil permen asam kesukaannya, Merisa membuka permen itu dan menaruh sampahnya di kantong celanya

Hendra mengendarai mobil dengan kecepatan sedang-tinggi, kini pria paruh baya itu menatap arlojinya yang menunjukkan pukul 07:15 yang artinya ia telah mengendarai mobil itu sekitar 30 menit lamanya

Kini mereka telah sampai di bandara dan segera turun dari mobil

Hendra kemudian menelpon Melinda untuk menanyakan dimana keberadaan istri dan ibunya

"Kamu dimana ma?"

"Aku ada di belakang kamu pa"

Akhirnya Hendra memutuskan teleponnya dan segera menoleh kebelakang, wajahnya langsung menampakkan senyum ketika melihat sang istri dan ibunya itu

Kemudian Merisa segera mencium tangan sang nenek dan sang ibu tak lupa memeluk kedua wanita itu untuk melepas rindu, setelah berapa saat Merisa melepas pelukannya

Hendra kemudian mencium punggung tangan Sonya ibunya yang tak lain adalah mertua dari Melinda dan memeluk singkat kedua wanita itu

Dan mereka ber-3 berjalan dengan baik namun, Sonya berjalan dengan sedikit kesusahan dengan menggunakan tongkatnya. Akhirnya mereka bertiga memutuskan berjalan lebih pelan agar Sonya dapat menyeimbangi langkah mereka

Merisa tak sengaja melihat seseorang yang selalu menemani hidupnya

"Pa,ma,nek, aku kesana dulu yah" Ucap Merisa dan berjalan begitu saja tanpa mendengar jawaban kedua orang tua dan neneknya

Merisa melangkah menuju gadis dengan rambut bergelombang yang digerai dengan panjang sepinggul

"Reta" Ucap Merisa spontan dan langsung memeluk gadis itu yang ternyata bernama Areta, sebenarnya Merisa memiliki sahabat yang bernama Rena dan Reta namun, Reta pergi ke Prancis selama 2 minggu untung menghadiri pesta keluarganya. Merisa memeluk Areta selama beberapa saat

"Kenapa nggak ngabarin?"

"Soalnya selama gue disana hampir nggak pernah sentuh hp"

Dan Merisa hanya mengangguk karena pada dasarnya Merisa bukan manusia yang banyak tanya

"Eh btw, besok ke mall yuk ajak Rena juga"

"Chat di group, gue pulang"

Dan Merisa meninggalkan Reta sambil berlari kecil kearah mobil papanya

Gadis berkerudung hitam itu lalu membuka pintu mobil bagian depan dan segera masuk lalu duduk. Karena di belakang sudah ada mama dan neneknya, untuk barang? Supir pribadi keluarga mereka yang membawanya

Kini Hendra mengendarai mobil sport itu untuk kembali menuju rumahnya
.
.
.

Setelah sampai dirumah, Merisa melihat sebuah mobil sport lain berwarna putih sedangkan milik papanya berwarna hitam

Namun gadis dengan wajah imut itu tidak memperdulikannya. Dia segera masuk kedalam rumahnya tak lupa mengucapkan salam

Ternyata tamu itu adalah tamu papanya terlihat dari wajah orang itu yang tak lagi muda. Namun, Merisa tak memperdulikan hal itu dan segera naik ke lantai dua dan masuk kedalam kamarnya

"Assalamualaikum" Ucap Hendra disusul oleh Melinda dan Sonya

"Eh, ada pak Yusuf tumben pak" Ucap Hendra kepada Yusuf rekan kerjanya yang bernama lengkap Adipati Yusuf

Yusuf memang dipersilahkan masuk oleh bi Indah karena Hendra pernah mengatakan kalau ada tamu atau rekan kerjanya persilahkan saja masuk terlebih dahulu

Dan kedua pria paruh baya tersebut membahas tentang bisnis mereka hingga larut malam

Halo....
Maaf yah kalau ada typo atau penggunaan kata yang kurang tepat

Makasih buat yang baca
Dan
Makasih banyak buat yang vote + komen

Selasa, 24 oktober 2017

-Nihayatul Khoiriah








CambiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang