Pagi ini sangat kebetulan Renova tidak terlambat masuk ke sekolah, padahal malamnya cowok itu pergi kencan bersama Betrice.
Namun pihaknya sedang diuntungkan saat ini, ia bisa mulai membangun chemistry nya dengan gadis itu. Merisa.
Kebetulan ia sedang melihat Merisa berjalan bersama dua orang yang ia ketahui sahabat Merisa. Renova kemudian melangkahkan kaki kearah Merisa.
Cowok itu kemudian memperbaiki kancing bajunya yang terbuka, ia menghembuskan napasnya kasar "Merisa, lo nggak ke ruang teater?"
Merisa yang sadar bahwa dirinya lah yang dipanggil kemudian berbalik badan, ia melihat Renova sudah berada di belakangannya. Berbeda dengan Rena dan Aletta kedua gadis itu sudah tak terlihat lagi disana.
"eummm.... Emang sekarang yah?"
"iya, lo mau bareng nggak?" Renova tampak menawarkannya keoada Merisa. Gadis itu kembali menerjapkan matanya berkali-kali, "ok."
Setelah mengatakan itu, Renova kemudian berjalan berdampingan bersama Merisa dangan jarak setengah meter.
Mereka sampai ke dalam ruang teater, didalam ruang teater sudah terdapat pemeran drama lainnya. Tapi Bu Maryam belum terlihat disana.
Tak berselang lama, wanita paruh baya itu datang ke ruang teater dengan langkah tegap dan ekspresi yang berkarisma.
"Kalian lanjutkan adegan yang kemarin."
Merisa tampak menyesal dengan menerima tawaran drama ini. Bahkan diekspetasinya drama ini akan berakhir menyedihkan, tapi ternyata Bu Maryam sudah sedikit mengubah alurnya. Termasuk ending ceritanya.
Kali ini pihak Merisa merasa sedikit dirugikan dengan adegan drama kali ini, yaitu dirinya akan digendong oleh Renova akibat ia tak sengaja memakan makanan yang beracun.
Renova terlihat sangat khawatir melihat Merisa terkapar tak berdaya di hadapannya. Gadis itu bahkan mengeluarkan busa dari mulutnya, tanpa sadar raut wajah cowok itu sudah berubah drastis akibat cewek yang berada dihadapannya.
Dengan segera Renova membopong gadis yang berada dihadapannya, Merisa sudah tak sadarkan diri. Renova mulai mengeluarkan cairan bening dari matanya.
"Kamu jangan pergi meninggalkanku, hidupku akan hampa tanpamu. Karena kaulah saegalanya bagiku." Perlahan kelopak mata Merisa mulai terbuka, ia melihat dirinya terkapar tak berdaya dihadapan Renova.
"Bagus.... Karena akting kalian alami, hari ini kalian bisa pulang lebih awal." Bu Maryam sangat kagum dengan drama yang diperankan oleh dua siswa yang berada dihadapannya saat ini.
Merisa sungguh senang, rasa muaknya sudah terbayakan akibat dirinya bisa pulang lebih dulu. Sesaat dirinya teringat akan ucapan guru itu yang meminta dirinya untuk menjalin chemistry bersama Renova. Gadis itu tak bisa berbuat apapun, karena itu adalah kesalahannya dari awal yang mendaftarkan diri pada drama tersebut.
.
.
.Renova memulai memerankan chemistry nya bersama Merisa. Ia memulainya dengan menwarkan gadis itu untuk pulang bersama. "Lo mau nggak pulang sama gue?" Merisa memikirkan pertanyaan cowok yang berada dihadapannya saat ini. Ia ingin menolak namun, gadis itu juga berpikir akan mengerjai Renova.
"Iya deh, tapi lo anterin gue ke mall dulu yah." Renova hanya mengangguk pasrah mengiyakan seolah ia tak begitu senang, padahal dalam hatinya sungguh ia sangat bersyukur.
.
.
.Kedua orang itu telah sampai di dalam salah satu toko yang berada di dalam mall. Toko itu merupakan salah satu toko yang menjual sneakers dengan merek ternama.
"Bagusan yang mana?" Merisa bertanya kepada cowok itu sambil menunjukkan dua buah sepatu berbeda yang berada di tangannya. Sepatu yang satu berwarna merah dan satunya berwarna biru pucat.
Renova tampak memperhatikan kedua sepatu yang ada ditangan gadis itu sejenak ia terdiam lalu menjawab, "bagusan yang biru soalnya bersih gitu" Merisa tampak tersenyum.
Kemudian gadis itu memerintah salah satu penjaga toko untuk membungkus pesanannya "mbak, sepatunya yang ini aja" ucapnya sambil memberikan sepatu yang berwarna biru pucat itu.
Merisa tampak kebingungan mencari dimana ia menaruh dompetnya, Renova yang memperhatikan hal itu mulai bertanya "lo kenapa? Lupa bawa dompet yah?" cowok itu kemudian menyerahkan kartu kreditnya kepada kasir.
"Totalnya 2.659.900 yah mas ini kartunya" penjaga kasir tersebut mengembalikan kartu kredit milik Renova. Sedangkan Merisa mengambil barangnya.
.
.
.
Mereka kemudian pulang dari mall itu setelah mampir makan di salah satu restoran yang ada di mall itu.Sebenarnya Merisa tak pernah lupa untuk membewa dompet, bahkan jika bersama kedua orangtuanya sekalipun. Merisa kini terlihat mengotak atik isi tasnya untuk mencari dompet. Beberapa saat kemudian ia menemukan dompetnya dan menyerahkan puluhan lembar uang ratusan kepada Renova.
Renova yang melihat hal itu lantas tersenyum "nggak perlu lo ganti kok, anggap aja tambahan kado dari gue." Merisa hanya memutar bola matanya malas "Terlanjur kali, ini ambil" bukan Renova namanya kalau menerima uang dari seorang cewek. Kecuali mamanya tentunya.
Karena uangnya sudah ditolak oleh Renova, gadis itu kembali memasukkan uangnya kedalam dompet. "Yaudah, lain kali gue yang bayarin kalau lo belanja" beberapa saat kemudian, Merisa menyesal telah mengatakan hal itu. Untung saja Renova sudah fokus kembali pada mobilnya.
.
.
.
Merisa sudah sampai di depan gerbang rumahnya ia kemudian berucap "lo mampir aja dulu" dan hal itu direspon Renova dengan langsung turun dari mobilnya.Cowok itu kemudian mengikuti Merisa yang melangkah masuk kedalam rumahnya. Sungguh melnceng jauh dari ekspetasti Merisa.
Sabtu, 5 Mei 2018