Tanya sedang fokus mendengarkan guru sejarah menerangkan materi di depan kelas. Tangannya bergerak mencatat apa yang dikiranya penting untuk dibaca lagi nanti. Bu Berta—guru sejarahnya selalu saja membuat ulangan mendadak. Ia tidak mau kejadian dua minggu lalu terulang lagi. Saat itu Tanya tidak tahu kalau akan ulangan mendadak. Ia pikir Bu Berta akan menerangkan seperti biasanya. Eh, ternyata malah ulangan dadakan. Jadinya, nilai ulangannya anjlok semua.
"Hai, namaku Wafer."
Tangan Tanya yang sedang menulis mendadak kaku saat sebuah suara menyapanya.
Gak boleh lihat. Gak boleh lihat. Anggap aja batu apung.
"Hallo ... Nama aku Wafer, loh."
Ya bodo amat. Mau Wafer, biskuit, roti tawar. Aku pantangan ngomong sama hantu.
Sosok itu awalnya berdiri di sebelahnya. Tapi karena terus diabaikan Tanya, Dia akhirnya pindah tempat duduk di atas meja. Kakinya yang berjuntai diayun-ayun ringan.
"Aku tau kamu bisa lihat aku. Bisa dengar aku juga. Yang kemarin itu bukan kebetulan. Jadi, aku mau kamu bantu aku. Harus bantuin aku." Wafer mulai mengoceh tanpa henti. Ocehannya bersaing melawan suara Bu Berta—membuat Tanya jadi tidak fokus.
Hantu maksa-maksa orang yang masih hidup. Besok ini meja aku taburin jus bawang putih biar mabok, kamu. Pergi jauh sanaaaa.
"Kok diam aja. Mau gak bantuin aku? Mau, kan? Mau lah."
Lha, situ yang nanya, situ yang jawab, situ yang maksa. Aku natap aja, gak.
"Tanya, bisa tolong ...."
"BISA DIEM GAK. AKU JADI GAK FOKUS KAN." Tanya berteriak sambil menggebrak meja—membuat seisi kelas terkejut melihatnya.
"Tanya Beata, kamu berani bentak saya?"
Rengginang kaleng. Jadi yang ngomong tadi Bu Berta bukan Wafer Wafer ini. Tanya dalam masalah.
"Gak berani lah, Bu. Tadi itu saya mukul lalat di meja, nih," Tanya menunjukkan sisa penghapus pensil berwarna hitam yang kelihatan seperti lalat mati sebagai alasan.
"Lalatnya berisik Bu. Nguing-nguing di telinga saya. Kok kelas kita jadi ada lalat ya, Bu?!"Bu Berta memperbaiki letak kacamatanya. Guru sejarah bertubuh gendut itu memicing melihat Tanya.
"Ya sudah. Tolong ambil lembaran di meja saya. Bagikan ke temanmu,"
Tanya yang tadinya gelisah kali aja Bu Berta tidak percaya dengan alasannya akhirnya bisa bernapas lega.
Ia maju ke depan dan melakukan apa yang disuruh Bu Berta padanya.
(Pagiiiiiii... Wafer upadate nih. Dengerin ostnya yah. Biar kikuknya nambah 😅 abis baca jangan lupa komen ya 😘)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Ghost
FantasyNama: Wafer Umur: 18 tahun (jika dilihat dari bentuk wajah) Tinggi: 175cm (itu belum dihitung saat Ia terbang melayang-layang) Ciri khas: tentu saja tampan (anggap saja enak buat dipandang. Tidak jelek-jelek amat) Status: Hantu (arwah gentayangan) T...