Wafer(pembuktian)

2K 165 27
                                    

Tanya mengerutkan dahi bingung melihat sosok tampan yang ada di depannya. Ditambah sosok itu cengengesan tidak jelas. Tanya jadi takut jangan-jangan dia orang jahat atau orang gila.

"Halo, nama aku Wafer." Sapa Wafer sambil tersenyum lebar.

"Maaf, aku nggak kenal kamu." Jawab Tanya menunduk dan berlalu.

Ckitt,, langsung disambut gini aja. Aku ini pacar kamu loh, Tanyaaa. kita kan belum putus.

"Tapi aku kenal. Bisa kita bicara sebentar sambil ngopi?" Wafer berjalan cepat menyusul Tanya.

"Aku nggak bicara sama orang asing. Dan aku nggak minum kopi."

"Padahal tiap pagi kamu minum dua cangkir kopi." Wafer bergumam sendiri mengingat kebiasaan Tanya setiap pagi.

"Apa?"

"Kalau begitu... Bagaimana kalau sambil makan es krim?"

"Sudah kubilang, aku tidak berbicara dengan orang asing." Tanya menolak tegas.

"Aku bukan orang asing. Dan dari tadi kita sudah banyak bicara."

"Itu karena kamu mengajakku bicara."

"Makanya kita harus bicara."

Tanya menghentikan langkahnya. Matanya memejam mengontrol emosi.

Siapa sih ini orang? Bikin hari tambah panas aja.

"Kamu siapa sih?"

"Wafer."

Ugh!

"Aku tahu kamu Wafer, kan tadi udah disebutin. Maksudku kamu siapa? Kenal aku dimana?"

"Kalau kamu begitu penasaran... Ayo bicara sambil makan es krim?" Kata Wafer berharap kali ini Tanya mau mengiyakan ajakannya.

Tanya membuang napas lelah. Ia tidak mau menerima ajakan Wafer. Tapi ia penasaran. Setelah lama berpikir, Tanya akhirnya mengangguk membuat hati Wafer berteriak kegirangan.

Kalau dia orang jahat, palingan aku dibegal. Ya, kan?

****

"Fatairr sweet nya ya, Mas. Wafernya banyakin, hehe." Kata Wafer memesan es krim yang disukainya. "Kamu mau apa?"

"Strawberry moctail aja."

"Yakin? Nggak mau avocado coffee?"

Ini orang kok bisa tahu kesukaan aku sih. Ini orang dukun kali, ya?

Tanya menggeleng sebagai jawaban.

"Itu aja, Mas." Kata Wafer lagi pada pelayan yang mencatat pesanan mereka.

The Sweet GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang