Wafer+Xiao

1.8K 167 17
                                    

"Hallo, aku Xiao Xia."

Wafer mengangkat kepala—melihat sosok yang menyapanya. Sore ini ia sedang duduk di bangku taman rumah sakit. Ia ingin menikmati hari kebebasannya menjadi manusia kembali.

Xiao mengambil duduk di sebelah Wafer. Penampilannya masih sama. Rambut kepang—yang sekarang lebih rapi dan mungkin sudah keramas sepuluh kali sehari—bergoyang tertiup angin. Mata sipit dan senyum manisnya beradu.

"Kali aja kamu lupa, aku akan ingatkan." Xiao memulai petuahnya. "Kita itu waktu jadi hantu... Sahabatan. Meski sekarang aku lagi marah sama kamu, aku akan berdamai. Aku kan pecinta kedamaian."

Wafer menekuk bibir.

Pecinta kedamaian tapi berkoar marah, itu gimana? Dasar kacang  rebusan.

"Jadi kita akan terus sahabatan. Aku akan lupakan kalau kamu yang lenyapin Orji. Aku juga berterima Kasih karena kamu bawa aku kembali ke dunia ini. Satu hal yang pasti, aku bahagia banget njejak bumi."

Duh, hantu kelewat baper gini. Jejak bumi aja bangga. Jejak surga baru bangga.

Wafer mengatai dalam hati.

"So, kamu mau ngapain setelah ini? Nggak mungkin lanjut sekolah, kan? Atau..." Xiao menimbang apa yang akan dikatakannya. "Atau nyusul Tanya. Maksud aku kelarin masalah kalian. Secara perlakuan kamu malam itu nggak manusiawi banget."

Mau apa juga terserah aku, kan? Hh, bahas Tanya lagi. Xiao tahu nggak sih, perihal Tanya hatiku selalu berdenyut sakit. Kan, malam itu aku masih jadi hantu, wajar aja kalau nggak manusiawi.

"Wafer,, kamu kok diam aja? Diamnya kamu itu menyamai tugu rumah sakit, tahuuu." Kata Xiao merengut. Lelah berbicara sendiri.

"Eh, kamu tahu tidak, dua pasien yang duduk di sana itu, secara ajaib sadar dari koma. Padahal yang cina itu udah diambang kematian."

"Oh, ya? Beruntung sekali, ya, mereka."

Dua orang perawat melintas mengatai mereka—membuat Xiao semakin kesal.

Coba kalau masih jadi hantu, kutimpuk pake sendal jepit yang udah diolesi tai ayam. Harusnya tuh bersyukur kita hidup lagi. Bukannya malah digosipin gini.

Wafer menarik napas dalam lalu membuangnya. Ia menggeser tubuhnya—lebih dekat dengan Xiao. Diraihnya tangan ramping gadis itu lalu meletakkan di dada.

"Xiao, makasih, ya, masih ngakuin aku jadi sahabat kamu. Aku terharu. Pwekk! Mulai sekarang kucetuskan, Aku akan menjaga Tanya selalu. Aku akan menggantikan tugas Orji. Aku akan selalu, selalu, selalu sayang Tanya." Kata Wafer lalu menghempaskan asal tangan Xiao.

Kerasukan penunggu rumah sakit kali ini olang, ya? Atau kerasukan perawat gosip tadi. Haiyaaaaa!

Xiao masih terkaget-kaget dengan apa yang dilakukan Wafer. Tangannya masih serasa melayang di udara. Xiao jadi kangen melayang di udara. Baru juga beberapa hari jadi manusia lagi, eh, kangen jadi hantu lagi. Fokuslah Xiao, fokus.

"Tapi kata Paman Malaikat terakhir kali, ingatan Tanya tentang kita hilang."

Ya, mereka berdua masih mengingat Paman Malaikat. Juga masih mengingat hidup yang mereka jalani sebagai hantu.

"Takdir jahat ya, Xiao." Wafer berkata murung. "Lagi cinta-cintanya malah kusakiti. Lagi cinta-cintanya malah kutinggal pergi."

Mulai, nih. Wafer jadi hantu atau manusia sama aja. Sama-sama agak... kalian tahu lah.

"Terus selanjutnya kamu gimana?"

"Aku kurangnya apa sih, Xiao? Ganteng, banget. Baik, selalu. Sayang Ayah, Bunda, Adik, sayang semuanya. Aku kurangnya apaaa?"

"Kurang bisa dimiliki." Kata Xiao ketus karena Wafer telah mengalihkan pertanyaannya.

"Sebab aku ganteng kayaknya,"

"Terserah, terserah."

Xiao lelah. Ia berjalan pergi meninggalkan Wafer. Makin diladenin itu anak makin parah kumatnya. Hidup baru Xiao akan kacau nih. Xiao menyesal sudaah menjadikan Wafer sahabatnya lagi.

"Besok temani aku menemui Tanya, ya?" Kata Wafer sebelum Xiao menjauh.

"Besok aku belum boleh kemana pun." Xiao menekankan kalimatnya.

"Aku jemput."

"Jemput pake jet baru aku mau."

"Jet mainan aku banyak di rumah."

"Hmmm..."

"Kutunggu besok."

Percuma ngomong sama Wafer. Apa aja di-iya-kan sama itu anak. Bikin kesal bin cedera hati.

Sabarkan Xiao, Tuhan. Xiao akan nurut sama Ibu jika itu inginmu. Aamiin...

*****

(Aku lagi bahagia karena udah dibuatin cover sama Fanda .. jadi aku post double.. salam Xiao untuk Ibu di rumah 😘😘😘)

The Sweet GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang