Tanya

3.1K 224 35
                                    

"Tanya, masih marah soal kemarin malam?"

"Aku nggak marah."

Tanya berusaha mengabaikan Wafer yang mencoba mengimbangi langkah kakinya.

"Tapi kok kayak marah?" Kali ini Wafer sudah berada tepat di depannya. Pipinya dikembangkan, lucu.

Berusaha imut, he?

Tanya menghentikan langkahnya. Ditatapnya Wafer lekat. Sebenarnya Tanya tidak ada niatan untuk mengabaikan Wafer. Saat ini ia hanya ingin fokus pada ulangan harian yang akan diadakan dijam pertama, nanti. Karena ketakutan dengan apa yang dikatakan Wafer, Tanya jadi nggak belajar. Dia malah ketiduran sampai pagi.

Ini bukan alasan, ya.

Entah bagaimana Ia akan mengerjakan ulangan itu. Mana Pak Baharudin—guru matematikanya tidak kalah galak dari Bu Berta.

Tanya mendesah.

"Aku nggak marah, Wafer. Sekarang kamu puas?"

Wafer menggeleng, "Fix, kamu marah!" Serunya.

Demi buah persik yang jatuh di kepala. Wafer maunya apa coba?

Sudah dibilang Tanya nggak marah sama insiden Wafer menakutinya itu, tapi Wafernya malah merasa bersalah seabad gini.

"Terserah kamu, deh. Yang jelas, aku emang nggak marah. Dan bisa kah kamu pergi sehari aja? Jangan gangguin aku terus,"

"Tuh kan, kamu marah. Aku harus apa biar kamu nggak marah lagi, Tanya?

Aku harus apa biar kamu nggak marah lagi? Otak Tanya langsung berpikir cepat.

"Mau bantuin aku, nggg... Kasih tau kunci jawaban ulangan aku nanti,"

"Itu sih sama aja kamu nyuri kunci jawabannya. Nggak mau! Dosa!"

"Eh, hantu tahu dosa juga? Mati jadi hantu apa nggak kebanyakan dosa tuh?" Sinis Tanya. "Udah deh, jangan ganggu aku untuk hari ini." Tanya mengibaskan tangan lalu masuk ke kelas—meninggalkan Wafer.

                                  
                                       --°°°°--

Tanya duduk di bangkunya dengan gelisah saat ulangan dimulai. Pak Baharudin  menatap murid-murid di kelasnya dengan tajam. Mencurigai—kalau saja ada yang menyontek.

Tanya gelisah bukan karena tidak bisa menjawab soal, ya. Ia gelisah melihat kelakuan Wafer. Hantu ondel itu tidak mengacuhkan permintaannya agar jangan mengganggunya saat ini. Wafer malah semakin menjadi.

"Kerjakan soal dengan tenang. Jangan ada yang menyontek!"

"KERJAKAN SOAL DENGAN TENANG. JANGAN ADA YANG MENYONTEK!"

Tanya menggenggam erat penanya saat melihat Wafer duduk di meja guru, dan mengikuti apa yang Pak Baharudin katakan. Saat Pak Baharudin membuka mulutnya, Wafer juga ikutan. Mana suara Wafer lebih nyaring dari suaranya Pak Baharudin. Membuat Tanya kesal karena merusak konsentrasinya untuk menjawab soal.

Tanya menghela napas berat. Ditepuk-tepuk pipinya agar sadar dan fokus mengerjakan soal.

Tapi suara Wafer benar-benar mengganggu. Saat Tanya menatap Wafer lagi, lelaki itu malah sedang menempel di papan tulis. Wafer mengedipkan matanya, genit.

Permen karet nempel. Hari ini Wafer ngeselin. Awas aja, aku nggak akan mau bantuin dia. Fokus lah Tanya, fokus lah.

"Tanya?" Sebuah suara memanggil Tanya.

Tanya diam saja. Palingan itu suaranya Wafer.

"Tanya?" Kali ini suara itu terdengar sangat dekat di telinganya.

Tanya berdecak, "Apa lagi sih roti gandum?" Katanya menoleh kesumber suara.

Mulut Tanya langsung menganga lebar.

"Roti gandum kaubilang?" Mata Pak Baharudin tampak melotot.

"Oh, bukan. Ini Pak... maksud saya... maksud saya ini soalnya kayak ada disuruh nyari berapa harga roti gandum. Ternyata mata saya yang minus, Pak. Hehehe."

"Alasan saja kau. Teman-teman kau sudah pada mengantar lembar ulangan mereka. Cuman kau ini lah yang aku tunggu dari tadi."

Tanya melihat sekitar. Hah, ternyata memang hanya Ia yang belum menyerahkan hasil ulangannya.

Ini gara-gara Wafer!

"Sebentar lagi Pak," Tanya memohon.

"Ya sudah, cepat. Kerjakan dengan tenang, jangan kasak-kusuk. Macam orang kena ambeien saja kau."

Tanya Meringis. Lalu dengan cepat mengerjakan soal ulangannya. Untung tinggal satu soal lagi.

Sudah kelakuannya buruk di mata Bu Berta, sekarang Tanya malah di nilai buruk juga sama Pak Baharudin. Jangan-jangan ke depannya, Tanya malah akan sering bolak-balik ruang BK.

YA TUHAN, MUSNAHKAN SAJA WAFER!

(Doa nya Tanya tuh minta Wafer dimusnahin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Doa nya Tanya tuh minta Wafer dimusnahin. Jahat, ya! 😔😔)


The Sweet GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang