W&T

2.7K 272 16
                                    

"Tanyaaa!!"

Wafer berteriak memanggil Tanya, seolah gadis itu berada di benua mana. padahal Tanya sedang rebahan di kasur. Gadis itu lekas menutup—menindih telinganya dengan bantal. Suara Wafer benar-benar bisa merusak pendengaran. Sudah mati masih saja menyusahkan orang.

Senyap. Tidak ada suara Wafer lagi. Tanya menurunkan bantalnya sedikit, mengintip apa yang dilakukan hantu tampan itu.

Wafer berbaring telentang di sampingnya. Matanya dipejamkan, damai. Tapi kernyitan di sisi keningnya menunjukkan bahwa ia masih memikirkan hidupnya sebagai hantu. Tanya terus menatap lelaki itu. Pasti sangat sulit menjadi Wafer—yang melupakan segalanya. Jika boleh memilih, Tanya ingin bertukar posisi dengan Wafer. Dia ingin ingatannya dihilangkan. Tapi itu tak pernah terjadi. Kehidupan memang lucu. Tidak ada yang berjalan sesuai keinginan.

Ruangan itu benar-benar senyap. Tanya menggoyangkan kakinya. Matanya bergantian menatap Wafer dan jam di dinding. Ia tidak tahu, apakah Wafer sedang tidur, atau hanya berpejam mata.

Tch! Tanya bisa mati bosan. Dia terbiasa dengan Wafer yang genit dan cerewet,  bukan diam seribu bahasa begini. Apakah ia mulai menyukai Wafer? Ia juga tidak tahu.

"Tanya Beata,," Tanya menoleh cepat saat mendengar namanya digumamkan lelaki itu.

"Ya?"

"Bisa usap rambutku?" Ujar Wafer masih menutup matanya.

Alis Tanya terangkat. Tapi tetap diturutinya permintaan Wafer itu.

Ini hanya kasihan. Batinnya mencoba meyakinkan.

Kernyitan di kening Wafer semakin bertambah. Ia sangat bingung akan semuanya. Pertama tepukan di bahu, yang sangat terasa. Sekarang usapan di kepalanya. apa itu artinya Tanya sudah bisa menyentuhnya? Wafer memejamkan matanya kuat.

Tidak mungkin! Apakah Tanya begitu istimewa? Tapi kenapa hanya aku?

"Udah?"

"Hh?"

"Udah gak nih? Tangan aku capek."

Wafer mengangguk pelan. Dan Tanya menyudahi usapan itu.

Kemudian suasana kembali senyap. Masing-masing saling berperang melawan pikirannya yang membingungkan.

Tanya membuang napas. Lalu bangkit berdiri. Wafer yang merasakan gerakan di sebelahnya langsung membuka mata. Ia menggaruk pipi pucatnya.

"Mau kemana?"

"Teras ... Lihat bintang," Ujar Tanya sambil berjalan pelan.

Mata Wafer mengerjap.

"Kan sudah malam. Nggak lanjut tidur aja?"

Tanya mengambil jaket yang bergantung di balik pintu. Ia berbalik menatap Wafer dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.

"Aku bosan, Wafer." Katanya sambil memakai jaket. "Aku bosan terjebak sepi dengan hantu yang sedang galau. Kamu galaunya udah kayak orang mati. Diam, tak bergerak, apalagi bersuara."

Wafer berdecak mendengar perkataan Tanya, "Aku memang sudah mati, Tanyaa." Katanya greget.

Tanya mengangkat bahu. Ia meraih gagang pintu, keluar dari kamar.

Aku ngerasanya kamu itu hidup, Wafer. Kamu yang selalu menghiasi hari-hari ku. Kamu membuat hidupku lebih bernyawa. Kamu seperti tambahan oksigen. Dan ntah apa jadinya kalau aku tidak bisa melihat kamu lagi.

Dan Tanya tidak bisa mengelak lagi. Hatinya berkata benar.

                          —°°°°—

Andai kehidupan ini, Sesederhana saat kita memandang langit pagi, cerah akan sinar mentari. Tapi, tidak! Hidup Tanya layaknya langit malam, gelap tanpa sinar bulan. Seperti saat ini. Dan tiba-tiba bintang-bintang bermunculan. Menghiasi langitnya. Anggap saja bintangnya itu Wafer.

Tanya mendongak menatap langit. Bintang sedang bertaburan seperti gula yang dihamburkan. Begitu manis, sampai membuatnya ingin menangis.

Apa Wafer akan menjadi bintang suatu hari nanti? Jangan mempertanyakan sesuatu yang bodoh, Tanya. Siapkan saja hatimu.

Wafer berdiri di sebelah Tanya. Ikut menatap langit. Tanya tahu itu, tapi dia tidak begitu peduli. Pikirannya terlalu berkabut.

"Ingin mencoba sesuatu?" Wafer akhirnya membuka suara. Ia tersenyum saat Tanya menoleh—melihat ke arahnya.

"Mencoba sesuatu ... apa?"

"Menjalin hubungan denganku,"

Tanya terkekeh, "Bukankah kita sudah menjalin sebuah pertemanan?"

"Maksudku, hubungan yang lain."

"Apa?"

"Berpacaran dengan hantu misalnya,"

"Dan hantunya itu kamu?" Tanya menggigit bibir bawahnya.

"Tentu saja. Memangnya ada hantu lain yang bisa kamu lihat? Memangnya kamu mau pacaran sama hantu kepala botak dengan gigi yang copot semua di sebelah sana itu—"

Dengan cepat Tanya bergeser semakin mendekat kepada Wafer.

"Jangan nakutin!" Tanya merapatkan jaketnya.

"Jadi ... mau ngelakuin hal konyol itu sama aku?" Wafer mengabaikan Tanya yang ketakutan. Sebenarnya ceritanya tentang hantu botak itu hanya bualan. Hatinya tertawa geli.

Tanya mengusap keningnya.

Jeda.

Lalu ia menggeleng,

"Baiklah! Aku akan memulihkan ingatanku sendiri. Tadinya kukira itu adalah cara agar ingatanku cepat pulih. Seperti putri dongeng yang bertemu pangerannya lalu mereka berciuman. Dan untuk kasusku, mungkin kebalikannya." Wafer mendongak menatap langit penuh bintang. ia sudah pasrah.

Tanya berjinjit mengecup pipi Wafer yang lebih tinggi darinya. Lalu ikut menatap langit seperti tak terjadi apapun. Padahal jantungnya seperti akan jatuh.

Wafer terkejut saat Tanya mengecup pipinya yang pucat. Kecupan itu ringan dan tergesa. Ia menatap Tanya yang malu-malu. Senyumnya mengembang sempurna.

"Kalau kamu bisa melakukan semuanya sendirian, lalu untuk apa ada aku?"

Wafer menarik Tanya merapat ke sisinya. Mereka berdua menatap bintang bersama. Tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, saat ini, mereka hanyalah dua makhluk Tuhan yang mencoba menjalin hubungan. Berharap ini semua memiliki akhir yang bahagia.

Aku pasti udah beneran gilaaa. Kayaknya aku harus nurut sama anik pergi ke psikis itu. >< Batin Tanya.

Aku bahagia! Tanya beneran bisa nyentuh aku. Bonus cium malah, haha. Batin Wafer.

                            ♡♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                            ♡♡♡♡

Kalian jangan baper 😂   aku lagi baik makanya post dua kali. Kalian balas juga ya, tombol bintang sebelah kiri, tombol komen sebelahnya lagi. Sepi tauk tanpa komenan, maklumlah, aku cerewet kayak Wafer 👻 karena sudah post hari ini besok aku gak post lagi 👻 😘

The Sweet GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang