"Wafer, kamu ikut kita gak?" Orji bertanya pada Wafer yang saat itu sedang rebahan di lantai. Rencananya mereka akan pindah dari rumah kosong yang saat ini mereka huni.
"Wafer ..." kata Orji lagi karena Wafer tak kunjung menjawab.
"Iya." Jawab Wafer dengan mata tertutup.
"Ikut apa gak?"
"Nggak."
"Tsk, Wafer kenapa sih Xiao? gak jelas gitu." Tanya Orji bingung.
"Gak tauk. Udah dua hari dia olang begitu." Jawab Xiao sama bingungnya dengan Orji.
"Uring-uringan begitu?"
Xiao mengangguk mengiyakan.
"Cerita-cerita lah, boy. Kamu kenapa?" Kata Orji berjongkok di samping Wafer.
"Sudah jelas ini tentang cewek itu, ya kan? Kemarin aja lu olang senyam-senyum gak jelas. Sekarang malah galau Berkepanjangan gini." Kata Xiao mengerucutkan bibir. "Kamu olang bisa masuk Guinness World Records Sebagai hantu gila pertama hanya karena seorang cewek."
Wafer membuka matanya. Lalu bangkit duduk bersila, bersiap untuk bercerita. Tidak mengacuhkan Xiao yang asal bicara.
"Jadi aku sudah bicara sama dia dan minta bantuan dia. Tapi, aku malah dicuekin." Raut wajah Wafer berubah murung. "Dia bilang, BISA DIEM GAK? AKU JADI GAK FOKUS, KAN. BRAAAAAKKKK." Kata Wafer meniru ucapan Tanya.
Orji yang mendengar suara nyaring Wafer terjengkang ke belakang. Xiao terkekeh melihatnya.
"Aku bingung, dia itu gak fokus karena aku ajak bicara atau karena muka tampan aku, hm?" Kata Wafer lagi.
"Yeeeeee!" Orji dan Xiao berseru bersamaan.
"Sok atuh dicoba lagi, kang. Masa gitu aja udah nyerah." Sinis Orji.
"Lupain aja cewek itu, bang. Kalau dia buat lu olang gak jelas gini, lupain aja. Hidup normal aja sama kita."
Kening Wafer mengernyit mendengar ucapan Xiao.
"Tapi cuma dia yang bisa liat akuuu." Wafer frustrasi sendiri.
"Makanya, coba lagi yang gigih. Siapa tahu dia berubah pikiran dan bantuin kamu." Orji memberi semangat. "Datangin aja ke rumahnya. Eh, udah tau rumahnya belum?"
Wafer mengangguk. Ia memang sudah tahu rumah Tanya—hasil menguntit gadis itu dua harian ini.
"Temani aku, ya?" Pinta Wafer menatap dua temannya bergantian.
"Gak bisa. Ada urusan keluarga. Sama Xiao aja,"
"Enaknya yang masih ingat sama keluarganya." Ada nada sedih saat Wafer berucap.
"Tenang bang. Aku free kok. Aku akan temani kamu olang ke-ma-na-pun." Kata Xiao membusungkan dada.
"Ini teh kita jadi pindah gak?" Orji masih menunggu jawaban Wafer rupanya.
"Tunda dulu pindahannya."
Dasar ayam masak kecap lezat. Ternyata Wafer cuman butuh curhat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Ghost
FantasyNama: Wafer Umur: 18 tahun (jika dilihat dari bentuk wajah) Tinggi: 175cm (itu belum dihitung saat Ia terbang melayang-layang) Ciri khas: tentu saja tampan (anggap saja enak buat dipandang. Tidak jelek-jelek amat) Status: Hantu (arwah gentayangan) T...