Song of the Day
Lee Haeri feat Standing Egg - Foolish
Fool, don't say it hurts. That makes it harder for me
.
.
Brian menghentikan mobilnya di tepi sungai Han karena Suzy terus menangis.
Suzy merasa malu pada dirinya sendiri. ia pernah bilang pada Brian bahwa dia bisa menjaga dirinya sendiri. tapi tadi dia tak berdaya sama sekali di depan investor yang meremehkannya.
Brian menyodorkan kotak tisu yang ada di dalam laci dashboard. "maaf kalau aku membuatmu takut"
Suzy membersihkan ingusnya. "aku yang salah. .. seharusnya... aku tak menerima tawaran... Junho oppa... aku ternyata belum siap... dapet peran utama... investor itu ... tak menyukaiku... huhu... damn it~"
Brian mengelus rambut Suzy. "ada banyak cara buat dapetin peran utama drama dan jadi terkenal. ini cuma satu cara yang salah, Zy ku sayang~ "
Brian sebenarnya cukup geram pada para investor web drama itu yang mempermalukan Suzy karena kekasihnya ini hanya Rookie Aktris yang belum punya nama di industri hiburan.
Suzy senang mendengar panggilan sayang dari Brian.
Setelah tangisnya berhenti, Suzy menoleh ke arah Brian. "dingin~ ayo pulang~ bajuku basah Bri, bau beer..."
Brian memerhatikan kemeja yang di pakai Suzy.
"ganti bajumu pakai jaket ini dulu. perjalanan kita ke rumah lumayan jauh. kamu bisa sakit kalau pakai baju basah gara-gara beer itu" ujar Brian sambil menyerahkan jaket bomber yang ia kenakan. "ganti di kursi belakang saja biar gampang"
Suzy mengangguk saja.
.
Brian keluar dari mobil dan memeriksa keadaan sekeliling supaya tak ada yang melihat Suzy ganti baju.
Tak lama, Suzy mengetuk jendela mobil dan membukanya.
"kenapa? sudah?" tanya Brian ketika Suzy memandangnya dengan wajah bingung.
"resleting jaketnya tak bisa ditutup" ucap Suzy malu-malu.
Brian berjalan menuju mobilnya dan membuka pintu kursi belakang mobil.
Suzy menggeser duduknya sambil memegangi bagian depan jaket yang masih terbuka. ia cuma memakai jaket dan dalaman. Jeans Suzy tidak basah jadi tak perlu diganti.
"maklum, jaket ini terlalu sering kupakai" Brian mencoba konsentrasi membenarkan resleting jaketnya.
Suzy mati-matian menutup bagian depan dadanya supaya tak terbuka.
Tatapan mereka bertemu. Suzy bisa merasakan jantungnya berpacu lebih cepat saat ini.
"apa wajahmu sakit?.. mereka memukulmu keras sekali ya? pipimu berdarah... bibirmu juga..." kata Suzy yang gemetaran.
Brian tersenyum mendengar Suzy yang mengkhawatirkannya.
Brian menarik ke atas resleting jaketnya sampai leher Suzy.
Tangan Brian pun menyentuh tengkuk Suzy sebelum mencium bibir gadis cantik itu dengan singkat.
"Udah gapapa. Ga sakit kok" kata Brian. "Aku lebih sakit liat kamu diperlakuin ga bener kayak tadi".
Suzy tersenyum lega mendengarnya.
"Pulang yuk~ jangan nangis lagi" pinta Brian.
"Iya~ " jawab Suzy.
.
Jungkook memandang wajah tenang kakaknya yang sudah tertidur pulas di ranjang kamarnya.
Pemuda Jeon itu pun keluar kamar supaya tak mengganggu kakaknya.
Ia mendengar suara keyboard lagi dari ruang kerja Jihyo.
Tangannya membuka kenop dan bibirnya tersenyum melihat Jihyo yang sedang sibuk menulis.
"nuna-mu sudah tidur?" tanya Jihyo.
"ya. dia kelelahan menangis" jawab Jungkook sambil menutup pintu ruang kerja. Ia pun menghampiri Jihyo. "untunglah kita sudah merubah perjanjian kita berempat"
Jihyo menoleh saat melihat Jungkook berdiri di sampingnya. " tenang aja, nuna-mu bisa nginep kapan aja disini".
Jungkook mengangguk "nunaku besok pengen pulang ke apartemennya sendiri, bukan apartemen pemberian pacar gilanya. kami besok mau ke rumah sakit dulu buat periksa memar di wajah nuna".
"datang saja ke dokter kulit langgananku. Dia bisa dipercaya takkan membocorkan info pribadi pasiennya. semoga nuna segera sembuh, kasian kalau wajahnya memar terus, kariernya sebagai aktris bisa tamat" kata Jihyo sambil menyerahkan kartu nama dokter kenalannya pada Jungkook.
"aku harus berterima kasih padamu" ucap Jungkook sambil mengamati kartu nama ditangannya.
Jihyo yang masih mengetik menjawab, "tak perlu".
Jungkook mengecup pipi Jihyo dengan cepat.
Membuat gadis itu syok.
Jihyo menoleh dan hendak protes ketika Jungkook langsung membungkam bibir gadis itu dengan bibirnya sendiri.
"kamu memang perhatian. aku sayang padamu~" ucap Jungkook sambil mengelus rambut Jihyo.
"sudah jangan menggodaku~ aku mau ngelanjutin ngetik. deadlineku sudah dekat" kata Jihyo sambil kembali menatap layar komputernya.
"aku bisa nemenin disini. mungkin kamu mau duduk di pangkuanku sambil ngetik. biar nyaman~" Jungkook tersenyum jahil.
Jihyo mencubit lengan Jungkook, "balik sana ke kamar!"
"ke kamarmu?" Jungkook tak habis-habisnya menggoda Jihyo.
"bodoh. kunci kamarnya kubawa" kata Jihyo.
Jungkook tak habis akal. Ia memutar kursi Jihyo supaya menghadap dirinya.
Jihyo heran karena tiba-tiba Jungkook menyuruhnya berdiri. "goodnight jigglypuff~ pelukan sebelum tidur dulu~"
Jihyo mengernyit heran, "abis ini beneran langsung balik ke kamar ya kamu~ jangan gangguin aku"
"iya, janji" jawab Jungkook.
Jihyo memberikan pelukan hangat untuk Jungkook.
Jungkook dengan cekatan merogoh saku celana piyama Jihyo dan menemukan kunci kamar pacarnya.
"yak!! mau kamu apain kuncinya? balikin!" Jihyo berteriak kesal.
Jungkook membawa kunci kamar Jihyo di atas kepalanya. Bikin Jihyo susah menggapainya.
"ssst! nanti nunaku bangun. cepet deh ngetiknya. aku tunggu di kamar~" kata Jungkook sambil mengedipkan matanya.
"bodoh!!!! tidur sana sendiri!!" teriak Jihyo
Jungkook tertawa sendiri sambil keluar ruang kerja Jihyo.
.
nita: vomment ya readerku tersayang ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Living [✔]
Fiksi Penggemarmereka berempat tinggal bersama dengan tujuan berbeda awalnya. nyatanya, ada cinta yang perlahan menyusup di sela pintu kamar mereka. .. #901 in fanfiction 21-03-2018 [end] #130 in fanfiction 05-12-2017