Value Memories

360 43 1
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka, dan murni buatan saya. Jangan disama-samakan dengan cerita/game lain.

† † †


[Memasuki kawasan bos monster, masuk ke mode menyerang]

"HYAAAK!!!!"

BAAAOMM!

 ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄
Tak berselang beberapa lama Bos Monster itu mengeluarkan jurus pamungkasnya. Berdasarkan pengamatan kami, kekuatan itu muncul tiap satu menit sekali. Menambah HP sesuai besar damage nya, apa yang lebih buruk dari itu.

"Apa rencananya?!"

Rahsya mundur, lalu maju lagi, melesat dengan kecepatan pedang di atas rata-rata. Saking cepatnya gerakannya sudah tidak bisa diikuti mata lagi.

Setelah persekian detik, Rahsya mundur dan membiarkanku yang memimpin.

"Tidak ada rencana. Kita habisi dia kurang dari semenit."

"Eh...? EHHHHHH???"

Kaki kananku melangkah maju, gerakan refleks Rahsya yang lumayan bagus bisa dimanfaatkan untuk pengalihan. Tidak seperti sebelumnya, di tempat ini tidak ada batu gantung. Ditambah, tidak ada tanda-tanda lebih dibutuhkan otak daripada otot. Jadi satu-satunya cara adalah kekuatan dan waktu.

Monster ini tidak bisa dikalahkan dalam semenit oleh dua orang, tidak bahkan lima orang. Dan masalah utamanya monster ini selain terbang bisa mengisi HP nya dengan sekali serang. Benar-benar berbeda dengan game yan hanya menggunakan konsol.

"Kurang dari lima detik buat dia ke bawah. Berikan aku ruang."

Rahsya mengangguk.

"Oke! Kau akan serius, sebagai hadiahnya kuikuti ide gilamu."

"...aku tidak gila."

Rahsya menarik lepas benda keramat di lehernya, Batu Azure hijau yang lagi-lagi kilaunya membutakan mata. Selagi bibirnya mengucap sebuah mantra kalung itu berubah menjadi serbuk-serbuk yang mengelilingi tubuhnya.

Dia mengubah gaya pandangngnya, kali ini bukan menuju pada bagian mata, tapi sayap. Seingatku, kekuatannya adalah Reylistic Prezura,  mengubah arah gravitasi dan menghempas angin. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk menjatuhkan monster, walau dari lokasi sangat tidak efektif.

"Demi rembulan yang kugenggam di tangan."

Kilauan Batu itu memenuhi energi sihir Rahsya.

"Perjanjian kelima..."

Lima?, batinku heran. Bukankah harusnya satu?

"Annecore Zuraeliss!!! "

"BZZZTTT... BZZTTTT... WORGHH!!"

Bersama gerakan yang seperti pusaran angin. Monster itu seolah ditarik oleh tali tak kasat mata. Kurang dari lima detik! Tidak, bahkan kurang dari dua detik! Gerakannya terlalu cepat tidak bisa diikuti mata. Yang terlihat hanya monster itu sudah jatuh di tanah.

Rahsya bergerak mundur. Dari bar nya terlihat mana yang merosot mendekati lima persen. Dia bahkan tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri,  kalau HP nya turun dari delapan puluh persen saja habislah dia. Skill khususnya menghabiskan mana dalam sekali pakai?, dia benar-benar mengambil resiko!

"Giliranmu."

Rahsya menarik nafasnya terengah. Kalau dia sesungguh itu, kurasa aku juga harus mengeluarkan semampunya.

Altarnia Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang