EPILOG

140 9 0
                                    

Pria dengan rambut hitam mengkilap itu memandang langit gelap yang sedikit menunjukkan titik-titik hujan. Ponselnya bergetar menunjukkan nama seseorang dengan foto seorang gadis berambut ungu terikat satu. Mengabaikan ponselnya, pria itu menyingkap jaket bulu yang memeluk hangat tubuhnya. Syal warna cokelat di lehernya membalut serasi dengan warna iris matanya.

"Break!" panggil seseorang.

Pria yang dipanggil Break itu otomatis mengalihkan pandangannya ke asal suara dan mendapati seorang gadis yang nafasnya terengah-engah usai berlarian.

"Maaf terlambat. Alicia membuat persiapannya terlalu lama." jelas gadis itu masih mengontrol nafasnya. "Dan kalau bukan karena Seiz, aku pasti tidak bisa lari sekarang juga."

Break melihat dari atas sampai ke bawah gadis itu. Rambut warna ungunya dikuncir satu seperti biasa, satu set pakaian warna merah muda berlengan pendek dengan pita di sisi akhirnya, lalu ia mengenakan jeans warna biru navy. Juga sepasang sepatu olahraga warna putih bersih.

"Aku tidak pintar memilih pakaian kasual, jadi aku minta bantuannya. Bagaimana menurutmu?"

"Cantik..." balas Break pendek, "Pakaiannya!" tegasnya gelagapan. "Sudah, Tuan Charles dan Euna sudah menunggu kita disana."

"Kenapa kau panik. Aku tahu kok." heran gadis itu melihat tingkah aneh lelaki dihadapannya.

Dari gantungan kunci di ponselnya tertera ukiran dua kata ; Iera Rahsya.

"Oh ya. Rattke kemarin menghubungiku, dia dan Rom akan pergi ke Mesir untuk penjelahan, dia mengirim salam padamu, karena katanya nomormu tidak aktif."

"Aku memblokirnya." Break menjawab dingin.

"Hah?" Rahsya hening sesaat. "Ngomong-ngomong dimana Erica?"

"Dia pulang ke Indonesia." Break menjawab malas sambil membenarkan syal identik yang melingkari gadis disampingnya.

"Dan dia tidak mengajakku? Dasar. Seperti biasanya aku tak mengerti dia. Ah. Dia akan kembali setengah tahun lagi ya, 'kan?"

Break terdiam beberapa saat. Tidak, dia tidak akan kembali, seandainya saja Break bisa sejujur itu mengatakannya. Maka semuanya akan mudah, tapi dia tidak akan mengatakannya.

Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan orang itu disana. Bisa saja dia kembali entah bagaimana caranya.

"Ya. Dia akan kembali."

"Ahhh!~ Aku merindukannya." gadis itu merentangkan tangannya.

Break menarik pergelangan tangan gadis itu, "Lebih baik dia tidak kembali."

"HEI! Kau ini kenapa sih!?"

*

Bersama dengan salju yang mengguyur pepohonan. Dan pertemuan yang tidak pernah diduga. Seseorang berbohong dan berusaha melindungi pilihan terbaik.

Karena...

The truth...
will never be the things you hope for.

END


07.12.18

Altarnia Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang