Duka dan Pilihan Terakhir

314 40 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka, dan murni buatan saya. Jangan disama-samakan dengan cerita/game lain.

† † †

"Hosh.. Hoshh.. Peina apa yang terjadi pada Milly. Kenapa kau memegang bonekanya!!?" Dengan nafas tak beraturan Noriko menarik kerah baju Peina.

Tapi Peina tak mengeluarkan sepatah katapun, dia hanya menggeleng dengan pandangan menunduk yang sayu.

"Bohong..."

---Altarnia Kingdom---


Lokasi Kota Newra, salahsatu Guild.

Gelap berpadu. Sinar rembulan yang bias di langit malam. Tidak ada bintang yang menemani bulan kala itu, mereka bersembunyi, takut menampakkan cahaya cantiknya. Remang-remang gradiasi antar pantulan sinar garis lintang berwarna-warni. Mencolok pada satu sisi, namun sehilir pergi dan mengoyak pemandangan alami.

Pakaian ungu gelap yang dikenakan gadis itu berpadu serasi dengan warna rambutnya. Tidak menyadari hal dominan itu, gadis itu bahkan memiliki iris warna yang sama juga. Sepasang bola mata cantiknya menatap sendu. Bukan karena rindu, melainkan perasaan yang sulit dijabarkan.

"Bagaimana. Apa kau menemukannya?"

"Tidak."

"Aku mengerti. Terimakasih."

Gadis itu menutup layar virtualnya dengan wajah muram, dia kembali menyetel sebuah lagu di deretan musik.
Raparveto Isnaed, salah satu musik pengiring dari Dinasti Rwuan. Musik klasik dengan alunan melodi lembut ini dikenalnya dari seorang penyanyi jalanan sekitar kota utama. Meski terdengar biasa, untuk orang yang menghargai lagu lama, Rahsya menyukainya tanpa alasan yang muluk-muluk.

Sebuah ruangan besar bak kamar-kamar kerajaan merupakan tempat gadis itu membaringkan tubuhnya. Ukuran yang bisa dibilang mampu menampung dua puluh orang itu, hanya terdapat satu kasur dengan kelambu transparan berwarna ungu gelap. Terdapat jendela kaca pada tiap sudut-sudut meja bundar dengan vas berisi bunga di atasnya. Lampu gantung di tengah ruangan itu terbuat dari kristal mahal berkilau yang otomatis menyesuaikan cahaya dengan keadaan.

Dinding kamar itu berwarna putih polos dengan masing-masing pedang yang dideretkan menggantung sebagai penghias. Sebuah foto tergeletak begitu saja di atas meja yang tertumpuk buku-buku tebal.

Gadis berambut ungu itu menengok kearah kiri, tepat di mana satu-satunya jendela terbuka dan membawa angin masuk. Di luar jendela itu terdapat kebun yang luas dengan bermacam-macam bunga mekar sempurna. Terdapat satu pohon oak besar yang menjulang menghadap langit.

"...Break menghubungiku. Dia orang yang kusuka 'kan?"

Gumam gadis yang memiliki nama Rahsya itu, Rahsya mulai menutupi matanya dengan lengan kiri. Sebentar dia menghela nafas, terdengar suara burung hantu dari pohon oak yang meramaikan kesunyian ruangan miliknya. Aneh memang, padahal ini dunia game.

"Kenapa mood ku tidak membaik?"

Pierre yang menghilang itu...
Sampai saat inipun tidak ditemukan, dia hilang tanpa jejak. Meskipun pada akhirnya keputusan kalau Pierre 'bunuh diri' sudah dicap dalam dirinya. Antara orang-orang yang jauh mengenalnya masih tidak percaya.

Dan yang terjadi..gara-gara Sky Tower waktu itu,

Semua orang jadi mengenalnya. 'Ksatria Merah' adalah julukan untuknya, artikel berita bahkan penuh tentang dirinya. Entah bagaimana mereka bisa tahu sedetail itu selama pertarungan Sky Tower. Mungkin karena Pierre sedikit mencolok sebagai seorang pemimpin, dia menjadi Raja yang memainkan pion-pion catur di atas papan. Penyebab utama Rahsya tidak tenang adalah fakta mengejutkan kalau Pierre tidak lagi berada di rumahnya, tempat paling rahasia yang bahkan tidak diketahui siapapun. Lalu, nama Pierre dalam daftar temannya...

Altarnia Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang