Grais's Town[I]

131 16 2
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka, dan murni buatan saya. Jangan disama-samakan dengan cerita/game lain.

†  †  †

Unknown Place.

Tubuh gadis berambut hijau itu terhenti secara tiba-tiba, kedua bola matanya yang tajam beberapa saat lalu berubah menjadi lebih lembut. Gadis itu melemparkan busur panah dari tangannya ke sembarang tempat. Secara otomatis, senjatanya kembali masuk ke inventory.

"Lavatera...." desisnya.

"Kau kehilangan kendali," potong gadis dengan tubuh dan wajah yang identik dengan gadis di hadapannya saat ini. "Aku tidak bisa membiarkanmu mati begitu mudah setelah semua ini."

"Saya sudah lebih baik sekarang. Kembalilah ke tubuh saya."

"Aku tidak bisa melakukannya saat ini. Daripada itu, seseorang sangat terkejut saat aku keluar dari tubuhmu," Lavatera melirik ke arah gadis berambut merah yang terbaring di lantai. "Kau sebaiknya menjelaskan semua ini, Norin."

"Noriko." koreksi Noriko dengan wajah datarnya. Tapi sejak awal Noriko memang berwajah datar, tidak ada yang bisa menebak ekspresi dan pikiran gadis itu.

Tapi kau tidak menentangnya saat Milly memanggilmu dengan itu, batin Lavatera dingin.

"Gadis itu sekarat, aku tidak bisa menolong kalau kau ingin dia hidup. Kau tahu kan panah milikku,"

"Gold Feather Falcone, saya tahu kamu memilikinya.

Lavatera tersenyum tipis setengah mengejek. "Tindakanmu saat ini benar-benar membuatku muak. Kau tidak bisa membunuhnya? Ada apa ini, apakah karena Flora terhubung dengan nona muda-mu."

Noriko hanya menatap tanpa ekspresi dan mengambil paksa sebuah item dari inventory-nya yang kedua. Item itu berbentuk bulu unggas dengan warna keemasan berpadu hitam. Dari penampilannya bisa diduga benda tersebut masuk ke dalam item super rare.

"Kau yang menyakitinya, kau juga yang menyembuhkannya. Sungguh kisah yang ironis untuk orang sepertimu."

"Seorang NPC hidup seperti kamu tidak akan paham tentang manusia," Noriko menerbangkan item tersebut yang langsung memberikan opsi pertanyaan [gunakan] [kembalikan]. Saat ia menekan opsi pertama, item tersebut berubah menjadi butiran halus yang masuk ke dalam botol yang telah ia siapkan. "Manusia terlalu naif menganggap dunia ini tempat yang nyaman. Pada akhirnya mereka tidak sadar, kalau mereka hidup di tengah kenyamanan yang palsu."

Lavatera berhenti menunjukkan wajah mengejeknya. Meskipun mereka berdua identik karena merupakan satu orang yang sama, tidak satupun keputusan mereka yang sepemikiran.

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Lavatera. Noriko yang telah menebarkan bubuk emas itu ke tubuh Flora mengunci mata Lavatera, tepatnya dirinya sendiri. Beberapa saat ia terdiam hening, hingga akhirnya mulai mengucapkan suatu hal.

"Pernah saya bermimpi diri saya adalah seekor kupu-kupu, dan kini saya tidak tahu lagi apakah saya ini Noriko Veneur yang bermimpi bahwa saya adalah seekor kupu-kupu, atau apakah saya adalah seekor kupu-kupu yang bermimpi bahwa saya adalah Noriko Veneur?" Noriko tertawa kecil hampir tidak terdengar jika tidak diperhatikan seksama. "Berenang atau tenggelam, hidup atau mati, bertahan atau binasa, semuanya saya serahkan pada tangan dan hati ini untuk menentukannya."

"Pilihanmu mungkin,—akan menyakiti Estella."

"Saya tidak ingin menyakitinya lebih jauh lagi. Saya ingin dunia ini menghapus keberadaan saya. Dengan cara itu Estella akan bisa tetap tinggal di dalam cahaya selamanya. Saya ingin memberikan Estella masa lalu tanpa keberadaan saya. Jika demi dirinya...saya tidak masalah jika harus dikorbankan."

Altarnia Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang