Sibling's Relationship

193 18 1
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka, dan murni buatan saya. Jangan disama-samakan dengan cerita/game lain.

† † †

Tlang!

Tlang!

Satu persatu monster di taman lenyap dalam hitungan detik. Batu pelindung yang membatasi rumah Pierre dengan kawasan monster sepertinya baru saja dirusak. Batu kecil yang menjadi tanda wilayah pemukiman memang sudah ada di dunia ini sejak dulu, terdapat batu besar dibagian setiap kota. Itulah mengapa kota dan kawasan penduduk berbeda tempat.

Break menahan nafasnya lelah setelah beberapa menit berlalu menghadapi jumlah monster yang terus berdatangan. Break melawannya dengan membabi buta... seorang diri.

Karena Pierre saat ini...

"Kenapa bisa hilang ... kenapa?"

...dia sedang depresi.

"Pedang pemulaku yang berharga!"

Break tidak bisa tidak kesal melihat tingkah lelaki merah di depannya yang bernotabanekan adiknya, rivalnya, dan juga musuhnya. Tangannya mengepal hingga kemudian memukul kepalanya. "Jangan main-main."

"Tapi pedangku hilang."

Kretak!

Break tersenyum menyeringai dengan tatapan membunuh. Dia mematahkan salahsatu monster dengan tangan kosongnya. "Jadi?"

"Maaf, aku bercanda."

Pierre mulai bangun dari posisi duduknya dan mengambil pedang bercorakan bunga dari inventorynya. Jika ada yang ingin Break lakukan padanya, itu pasti membunuhnya. Break sangat ingin membunuh Pierre andai dia bisa. Dan Pierre yang menyadari kegelisahan Break tidak sebodoh itu untuk tidak memahami apa yang sedang Break pikirkan. Dia sudah mengamati kakaknya itu sangat lama—begitu lama sampai otaknya hanya dipenuhi dengan kebencian akan Break. Tapi, yah, mungkin mereka akan saling bunuh nantinya.

Tlang!

"WOARGGHH!"

Satu monster tumbang dihunus pedang milik Pierre, dia menangkis monster beruang hitam yang hendak menyerangnya dari belakang dan menendangnya dengan kaki kiri.

Mereka mengambil posisi berlawanan.

[Mucus Gray]
       Lv. 30

Bukan monster yang akan menjadi masalah jika saja mereka tidak muncul dalam jumlah yang banyak. Dan lagi, lendir sangat menjijikan entah berapa kalipun Pierre atau Break lihat.

"Break, siapa aku sebenarnya?"

Pierre tiba-tiba saja bertanya di tengah pertarungan, dia berguling ke depan dan menendang Mucus di depannya dengan kaki hingga menebaskan pedangnya dalam satu hunusan menghancurkan empat Mucus di depannya.

"Kenapa gadis itu bilang aku pernah sekelas denganmu?" lanjutnya, tetapi kali ini dengan wajah yang sama seperti dahulu. Dahulu ketika Pierre menyatakan perang kepada Break secara terang-terangan.

'Kalau itu tak cukup untuk membuatmu menderita. Aku akan mengambil segala yang kau sayangi. Semuanya sampai kau cukup menderita.'

*

10 Tahun yang Lalu

"Tidakkah kau senang menyamaiku? Mama pasti memujimu."

Kamar Pierce yang penuh dengan buku seperti perpustakaan sekolah dalam keadaan gelap. Hanya satu lampu yang ada di meja berukuran sekitar 3x1 meter itu, sisanya tidak ada celah cahaya untuk ruangan itu. Gordennya ditutup rapat dan warnanya bahkan hitam gelap seperti kamar hantu.

Altarnia Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang