12. A day with Logan

31K 836 6
                                    

"Sean, aku pulang terlebih dahulu." ucap Dylan.

"Kenapa mendadak? Kau bilang akan mengantar Sarah pulang." tanya Sean dengan kening berkerut.

"Tiba tiba ibuku datang dan sebagai anak yang baik aku harus menjrmputnya. Bukan menyuruhnya pulang sendiri lalu membersihkan rumah." jawab Dylan dengan senyum mengejek Sean.

Sean langsung mengerti maksud Dylan yaitu menyindir dirinya. Ia hanya sekali tidak menjemput ibunya di bandara, tidak masalahkan? Lagi pula ia juga sudah menjadi anak yang baik bagi Renai.

"Silahkan kalau ingin menyindir. Aku tidak keberatan." Sean ternyum palsu.

Dylan tertawa lalu meninju bahu Sean "Kau terlalu peka."

Sean memutar bola matanya merasa bosan.

"Ya sudah, aku pulang dulu." lanjut Dylan lalu pergi dari hadapan Sean.

Sean mengelurkan ponselnya dari saku jasnya. Ia berencana mengirim pesan ke Gerald. Baru saja ia mengetik dan ponselnya sudah diambil oleh Sarah.

"Sarah kumohon kembalikan." ucap Sean. Tangannya terjulur untuk mengambil ponsel.

"Tidak akan. Antar aku pulang dulu, Dylan bilang kau yang akan mengantarku." jawab Sarah.

"Kenapa kau tidak pulang bersama orang tuamu?"

"Oh mereka langsung berangkat ke Portland. Kau tahukan mereka super sibuk."

"Oh."

"Baiklah ayo antar aku pulang." ucap Sarah semangat.

"Ponselku." tangan Sean bergerak meminta ponselnya kemabali.

Sarah mendekat lalu menarik dasi Sean sehingga jarak keduanya semakin sedikit. Sean sendiri dapat merasakan napas hangat Sarah.

"Antar aku dulu." ucap Sarah dengan nada manja.

Sean segera melepaskan tangan Sarah dari dasinya lalu menggandeng tangan Sarah "Baiklah ayo ku antar pulang."
Senyum ceria merekah di wajah Sarah.
"Setelah itu kembalikan ponselku." sambung Sean.

"Satu syarat. Kau harus mengantarku ke suatu tempat besok." ucap Sarah.

"Yayayayaya." jawab Sean dengan nada malas.

****

"Aku suka rumah ini." ucap Gerald lalu membantingkan diri di ranjang milik Logan.

"Kau mau menonton film?" tanya Gerald.

"Boleh, kau pilih filmnya. Akan ku buatkan susu kocok sebagai permintaan maaf." jawab Logan

"Tentu tentu."

Gerald memilih kaset kaset film sementara Logan sibuk di dapur. Gerald menemukan satu kaset film yang membuatnya tertawa terbahak bahak.

Logan bertanya tanya kenapa Gerald tertawa terbahak bahak "Kau kenapa?" tanyanya.

Gerald tidak menjawab namun tawanya semakin keras. Logan menghampiri Gerald dengan segelas susu kocok "Hei, kau kenapa?" tanya Logan. Ia duduk di ranjang di sebelah Gerald.

Gerald mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab pertanyaan Logan. Ia mengambil benda yang membuatnya tertawa "Kau masih mengkoleksi kaset porno?" tanya Gerald diakhiri dengan tawa menggelegar.

Logan langsung mengambil kaset yang dipegang Gerald lalu menyembunyikannya.

"Ini biasa untuk kaum pria." bantah Logan. "Dengan kaset ini aku bisa menghasilkan 'harta karun' kau tahu?"

"Harta karun?"

"Ya. Aset berharga untuk penerusku kelak."

Gerald paham apa yang dimaksud 'harta karun' oleh Logan. Ia hanya diam menunduk. "Kita menonton ini saja." Gerald menyodorkan kaset.

"Me before you?" tanya Logan memastikan.

"Ayo lah putar sekarang. Aku tidak pernah tahu bagaimana akhirnya." jawab Gerald sambil mendorong dorong Logan.

Logan mulai memitar film dan Gerald mulai menonton. Ia tidur di pangkuan Logan. Terkedang Logan menggoda Gerald dengan candaan mesum. Tiba tiba ia nama 'Sean' masuk ke pikirannya.

Mungkin ia masih sibuk. Pikirnya.

Gerald menghilangkan Sean dari pikirannya dan mulai fokus menonton film. Lama kelamaan matanya tidak kuat lagi untuk menatap televisi dan akhirnya matanya terpejam. Mungkin sampai kapan pun ia tidak akan pernah mengetahui bagaimana akhir dari Will dan Louisa. Ia mendengar suara yang sangat jelas dan nyata yaitu 'Aku mencintaimu'.
Ia tidak tahu itu suara Will yang menyatakan cintanya kepada Louisa atau Logan yang berbicara.

Sinar matahari menerobos kamar Logan dan menyilaukan mata Gerald. Ia mengerjapkan mata untuk menyesuaikan. Ia baru sadar bahwa Logan tidak ada di sampingnya, ia mencium bau harum dari dapur.

"Logan." panggilnya.

Logan langsung menghampiri Gerald dengan nampan penuh dengan makanan "Pancakes and orange juice?" tanya Logan.

Logan menaruh nampan tadi di ranjang dan Gerald langsung memakannya "My favourite." jawab Gerald lalu tersenyum. Mereka sarapan bersama di atas ranjang.

"Tidak ada orang yang memasak masakan untuk ku. Adanya aku yang memasak untuk mereka." ucap Gerald.

"Memang itu tugasmu kan? Kenapa kau tidak keluar saja dari pekerjaanmu dan cari pekerjaan lain, mungkin pelayan cafe." saran Logan.

Gerald mengerutkan kening tidak suka. Ia sudah nyaman kerja di rumah Sean dan dengan Sean. Ia tidak mau mengubah segalanya.

"Sama saja jadi pelayan." ucap Gerald.

"Tapi tidak dengan Sean." jawab Logan.

"Memang kenapa?"

"Tidak apa apa. Aku hanya tidak suka caranya memandangimu, terlalu mengintimidasi."

Benar juga, kadang aku merasakannya juga.

"Mungkin perasaanmu saja." ucap Gerald. "Baiklah aku akan mandi, ku pinjam bajumu, okay?"

"Sure."

Gerald langsung turun dari ranjang lalu pergi ke kamar mandi. Logan mulai membersihkan piring piring dan mencucinya di dapur.

Kapan kau menyadari bahwa aku mencintaimu? Pikir Logan.

"Logan." sapa Gerald.

"Cepat sekali. Kau tidak mandi ya?"

"Kau kira aku dirimu yang mandi sampai berjam jam." ejek Gerald.

"Bisakah kau mengantarku?" sambung Gerald.

"Kemana?"

"Aku sudah lama tidak mengunjungi ayahku dan well aku merindukannya." jawab Gerald.

"Anything for you."

Sesampainya di pemakaman merek terlebih dahulu membeli bunga di toko dekat pemakaman.

"Wow, toko tadi sudah sangat tua pasti. Sebelum ayahku meninggal, toko tadi sudah berdiri." ucap Gerald sambil menghirup aroma bunga yang ia beli tadi.
Logan hanya mengangguk.

"Udara lumayan dingin." ucap Gerald.

"Tunggu sebentar, ada barang yang tertinggal." ucap Logan. Lalu di detik kemudian Logan menghilang.

Tak beberapa lama Logan kembali dengan membawa sebuah benda di tangannya. Benda itu adalah syal, Logan langdung memakaikan syal tersebut kepada Gerald.

"Aku tidak ingin kau sakit." ucap Logan.

Gerald tsrsenyum lalu mencium pipi Logan "Kau yang terbaik."

Mereka melanjutkan berjalan menuju makam ayah Gerald. Tidak terlalu lama berjalan mereka sampai di makam ayah Gerald.

Gerald duduk lalu meletakan bunga di depan batu nisan bernama 'George Xavier Chester'

"Hai Dad. Maafkan aku sudah lama tidak berkunjung." ucap Gerald.

Logan ikut duduk di samping Gerald. "Seperti kata Anda, saya sudah menjaga Gerald dengan baik." ucap Logan lalu salah satu tangannya memeluk Gerald. Mereka lalu memulai berdoa untuk ayah Gerald.















Terima kasih sudah membaca cerita abal abal saya 🙏

Housemaid With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang