13. Period

27.7K 867 10
                                    

Selama berdoa, hati Gerald rasanya perih. Ia mengingat kembali ayahnya semasa hidupnya. Seharusnya ia tidak menyuruh ayahnya pulang cepat sehingga ayahnya terhindar dari kecelakaan hari itu. Gerald mulai terisak.

Logan yang merasa Gerald menangis langsung memeluknya erat. Logan selalu tahu alasan Gerald menangis di depan makam ayahnya.

"Jangan menangis. Itu bukan kesalahanmu, itu kecelakaan." ucap Logan menenangkan.

"Andai-"

"shhht. Tidak ada yang perlu di sesali. Jika sudah sebaiknya aku mengantarmu pulang." jawab Logan.

Tiba tiba perut Gerald merasa nyeri di bagian bawah "Tunggu sebentar."
Ia memegangi perut bagian bawahnya.

"Apakah kau sakit? Aku akan mengantarmu ke rumah sakit." ucap Logan dengan nada khawatir.

"Tidak terima kasih." Gerald mencoba berdiri dan mengabaikan rasa sakit perutnya.
"Jam berapa ini?"

"Jam 10 pagi."

Gerald bertanya tanya kenapa Sean tidak menelfon atau memberi kabar. Atau mungkin ia terlalu sibuk dengan tamunya? Mungkin saja, Sean termasuk orang penting.

"Ayo pulang." ajak Gerald.

Mereka berjalan kembali ke mobil Logan. Logan senang menghabiskan waktu bersama Gerald. Ia rela menyerahkan apa saja yang dimilikinya untuk bersama Gerald. Namun ia tidak berani menyatakan isi hatinya. Logan juga khawatir jika Gerald tidak mememiliki perasaan apa pun pada Logan.

Di tengah perjalanan, Gerald merasa ponselnya bergetar di saku celananya. Ia berhenti berjalan lalu mengecek ponselnya. Ia mendapatkan telfon dari Sean.
Oh ternyata masih ingat denganku. Pikir Gerald.

"Ada apa?" tanya Logan.

"Tidak apa apa. Aku butuh waktu sebentar."

Ia langsung menjawab panggilan tersebut
"Kau masih ingat denganku ternyata." Gerald dengan nada merendahkan.

"Jangan bergerak. Sebentar lagi aku sampai." jawab Sean dengan suara dingin.

"Apa?"

Seketika Sean memutus panggilan tersebut. Gerald heran dengan Sean, apa lagi yang akan dilakukan oleh Sean.
Ia tidak berpindah dari tempatnya berdiri, ia menunggu.

1 menit.

2 menit.

3 menit.

4 menit.

Setelah bermenit menit menunggu, ia tetap tidak melihat keberadaan Sean.

"Ayo, Ge!" teriak Logan sambil menggerakan kepalanya yang mengisyaratkan untuk lanjut.

"Aku datang." jawab Gerald. Ia berjalan menghampiri Logan.

Tiba tiba sebuah tangan mencengkram pergelangan tangan kanannya. Ia berbalik untuk memgetahui siapa yang mencengkramnya, ternyata itu Sean.

"Sean." ucapnya dengan nada datar. Walaupun di hatinya merasa senang melihat Sean ada di depan matanya.

"Ayo kita pulang." ucap Sean dingin. Sean menarik Gerald namun sebuah tangan lain meraih lengan kiri Gerald sehingga Gerald tidak bisa bergerak.

"Lepaskan tanganmu dari Gerald." ucap Logan. Ia terdengar sedikit menuntut di nada bicaranya.

"Lepaskan tangamu terlebih dulu." jawab Sean garang. Sean dan Logan bertatapan sengit, terlihat keduanya saling mengerutkan kening tidak suka.
Mulai lagi. Pikir Gerald.

"Lepaskan tangan kalian dari tanganku." ucap Gerald. Namun tidak ada respon dari Logan maupun Sean.

Gerald menyentakan tangannya kasar sehingga lepas dari cengkraman dua pria di sampingnya. Perutnya semakin sakit namun Logan dan Sean mengabaikan keberadaannya.

Housemaid With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang