Hampir lima menit suasana hening menyelimuti ruang kamarku. Dua publik figur di hadapanku sejak tadi hanya diam, tak mau melihat satu sama lain padahal mereka satu grup. Joshua dengan wajah polosnya. Wonwoo dengan wajah dinginnya. Kulirik jam dinding, sudah jam sebelas malam.
"Kalian tidak berniat untuk pulang?" tanyaku.
"Ehem!" deham Wonwoo melirik Joshua.
Joshua pun bangkit berdiri, "Ya. Aku akan pulang sekarang..."
Aku melangkah ke pintu dan membukanya untuk mereka, "Kalau begitu cepat keluar dari kamarku..." kataku pelan tidak bermaksud 'mengusir'.
Joshua dan Wonwoo sama-sama memakai topi dan masker mereka. Wonwoo mendahului Joshua, melewati dengan cuek dan aku pun tak mau melihat wajahnya. Sementara Josh...
"Besok jam berapa kau datang ke agensi?"
"Mungkin jam sembilan..." jawabku.
Joshua tersenyum, "Arasseo... aku pulang ya. Jangan lupa kunci pintu kamarmu..."
Aku terdiam mendengar pesan Joshua. Sungguh dia adalah namja pertama yang memberikan pesan itu kepadaku. Sudah hampir lima tahun aku tinggal di kamar ini, dan... tak ada yang pernah mengatakan itu. Bahkan sosok yang lebih sering ke sini tak pernah seperhatian itu.
Joshua pun keluar dari kamarku, lalu aku segera menutup pintu kamar.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sama seperti suasana di rumah y/n barusan. Joshua dan Wonwoo sama-sama hening di perjalanan pulang mereka. Keduanya sudah hampir tiba di dorm, tapi entah kenapa kaki mereka malah semakin melambat. Sampai akhirnya Wonwoo yang berjalan lebih depan pun berhenti melangkah. Dia berbalik, membuat Joshua ikut menghentikan langkahnya.
"Kenapa kau bisa ikut y/n pulang ke Boseong?" tanya Wonwoo dengan wajah datar.
"Keunyang... aku tak mau liburan sendirian..." jawab Joshua santai. Joshua hendak mendahului Wonwoo namun namja itu menahannya.
Aura di antara Wonwoo dan Joshua tampaknya mulai berubah. Tatapan dingin Wonwoo semakin menajam ditambah Joshua yang mulai kehilangan senyumannya. Wajahnya juga datar, dingin, tak seperti Joshua yang biasanya.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" kata Wonwoo. "Kau menyukai y/n?"
Joshua diam sejenak. Dia menarik nafas panjang, "Kau tidak perlu tahu tentang hal itu, Wonwoo-ya..." jawabnya lembut.
"Wae?"
Joshua melirikkan matanya ke arah belakang Wonwoo. Begitu Wonwoo berbalik ia melihat sosok S.coups sudah berdiri di depan gerbang dormitory mereka. Joshua pun meninggalkan Wonwoo, masuk terlebih dahulu ke dorm. S.coups kemudian menyusulnya, dan Wonwoo... dia terdiam selama beberapa detik lalu ikut masuk ke dalam.
.
.
.
.
.
.
.
[ Keesokan harinya... ]
"y/n noonaaaaa!!!!!" teriak Seungkwan begitu aku tiba di agensi. "Apa yang kau bawa?"
"Dauh teh asli Boseong!" jawabku semangat.