Satu minggu lagi Seventeen akan berangkat ke Jepang. Mereka akan menetap di sana selama sebulan, untuk mempersiapkan debut Jepang mereka di sana. Aku sebagai staff Seventeen tentu saja juga akan ke sana.
Sekarang ini para member sedang latihan. Ya, tak ada hal lain yang mereka lakukan selain berlatih, berlatih dan berlatih. Apalagi untuk debut Jepang kali ini mereka akan memberikan sebuah lagu baru.
Para member sendiri sebenarnya sangat semangat dengan debut Jepang mereka ini. Selain karena J-Carats terkenal sangat cantik, mereka juga tertantang untuk unjuk kemampuan bahasa Jepang mereka. Terutama Hoshi, yang saat ini sedang mengajari Joshua dan Jeonghan cara membaca pelafalan Jepang pada lagu baru mereka.
"Kurasa kau harus lebih membuka mulutmu untuk menyebut kata ini, Hyung!" kata Hoshi.
"Ah, susah sekali!" keluh Jeonghan. "Kepalaku pusing!"
Jeonghan pun beranjak bangun.
"Mau ke mana?" tanya Joshua.
"Tidur sebentar!" seru Jeonghan lalu keluar dari ruang latihan.
"Hoaamm!! Sebenarnya aku juga sangat ngantuk!" keluh Hoshi menguap lebar.
Joshua tertawa kecil melihat Hoshi yang tampak kelelahan. Dia pun merangkul namja itu dan menepuk bahunya, "Kalau begitu tidurlah! Aku bisa belajar ini sendiri dulu..."
Hoshi mengangguk. Namja itu pun pergi menyusul Jeonghan keluar ruang latihan. Bersamaan dengan itu aku masuk ke dalam ruang latihan yang mulai sepi. Sekarang sudah pukul dua subuh. Beberapa dari mereka ketiduran di pinggiran ruangan, beberapa lagi tidur di lantai bawah. Tersisa Seungkwan dan DK yang sedang bermain games, S.coups mengerjakan sesuatu, dan Joshua... sendirian di ujung ruangan.
Entah kenapa aku tertarik untuk menghampirinya.
"Ehem!" dehamku sambil duduk di sampingnya. "Sedang apa?"
"Menghafal lirik..." jawabnya singkat tanpa melihatku. Mata dan kepalanya tertuju pada lembaran lirik di tangannya.
"Susah?"
"Lumayan..."
Dan kami pun diam. Ada apa dengan Joshua Hong? Kenapa akhir-akhir ini dia jadi sangat jutek dan cuek denganku? Apa aku melakukan sebuah kesalahan?
"Jisoo..." panggilku padanya.
Dan kali ini Joshua menoleh ke arahku dengan wajah datar. Tapi sendu. Aku tahu anak ini aslinya tidak seperti ini wajahnya. Dia selalu tersenyum tapi sekarang... kenapa dia jadi datar seperti ini?
"Mau temani aku minum kopi di lantai atas?"
.
.
.
.
.
.
.
Secangkir hot latte menjadi pilihanku di ruang santai tempat biasanya para artis Pledis nongkrong. Ada mesin pembuat kopi serta beberapa minuman pilihan yang bisa menemani mereka. Ini sebenarnya ruangan favoritnya Vernon. Dia sering menyendiri untuk menulis lirik di sini. Tapi sekarang hanya ada aku dan Joshua alias Jisoo, yang sedang meneguk ice Americano buatannya sendiri.
"Kau sedikit berubah akhir-akhir ini..." kataku to the point.
"Oh yah?"
"Ya... sedikit diam. Terutama denganku..."